Masa depan Three Arrows Capital (3AC) dipenuhi tanda tanya, setelah hedge fund kripto yang berbasis di Singapura itu menghadapi potensi kebangkrutan dan konon telah mengalami likuidasi dari sejumlah pihak pemberi pinjaman.
Menurut berbagai sumber yang berbicara kepada The Block pada hari Rabu (15/6) pagi ini, 3AC sedang dalam proses mencari cara untuk membayar kembali kepada para pemberi pinjaman dan pihak lainnya usai perusahaan yang didirikan oleh Kyle Davis dan Su Zhu itu dilikuidasi oleh sejumlah perusahaan pemberi pinjaman tingkat atas.
Sumber The Block menolak untuk menyebutkan nama-nama perusahaan tersebut. Namun, 3 orang mengatakan likuidasi itu berjumlah setidaknya US$400 juta (sekitar Rp5,8 triliun). Mereka menambahkan bahwa 3AC telah mempertahankan kontak terbatas dengan sejumlah pihak sejak dilikuidasi.
Perbincangan tentang 3AC yang tidak dapat memenuhi margin call dimulai pada hari Selasa (14/6) malam setelah perusahaan itu mulai memindahkan aset sekitar minggu ini untuk menambah dana pada platform DeFi seperti AAVE.
Hal itu dilakukan demi menghindari potensi likuidasi di tengah penurunan harga Ethereum (ETH) pada minggu ini. Dari sini muncul cerita bahwa 3AC menghadapi likuidasi sebesar ratusan juta dolar Amerika Serikat (AS) dari berbagai posisi.
Sebagai catatan, margin call adalah peringatan bagi trader/investor untuk menambah modal ke rekening investasinya. Warning ini diberikan ketika harga portofolio investasi mereka turun terus melewati batas pinjaman.
Pada hari Rabu (15/6) pukul 08:00 WIB pagi ini, Su Zhu akhirnya memecah keheningan ketika membuat pernyataan samar di tengah desas-desus yang beredar bahwa perusahaannya sedang berjuang melawan likuidasi dan kebangkrutan.
“Kami sedang dalam proses berkomunikasi dengan pihak terkait dan berkomitmen penuh untuk menyelesaikan hal ini,” jelas Su Zhu di Twitter.
Sebagai informasi, 3AC pada awal April 2022 dilaporkan mengelola dana sekitar $10 miliar. Peristiwa likuidasi hanyalah salah satu dari beberapa kemunduran 3AC, yang telah mendukung proyek-proyek seperti Avalanche, Polkadot, dan Ether, yang semuanya turun masing-masing 57%, 38,8%, dan 47% selama 30 hari terakhir.
Dana tersebut pun mengalami kerugian yang signifikan selama runtuhnya ekosistem Terra pada pekan ke-2 Mei 2022, setelah berinvestasi besar-besaran dalam native token Terra (LUNA).
Awal Mula Kemunculan Rumor Kebangkrutan
Sumber dari The Block yang menyatakan bahwa Three Arrows Capital (3AC) mengalami likuidasi seakan mengonfirmasi sejumlah kabar yang beredar tentang 3AC. Sebelumnya, The Defiant melaporkan bahwa temuan data on-chain telah memunculkan spekulasi liar tentang 3AC.
Rumor ini didasarkan bahwa 3AC menjual Lido Staked ETH (stETH) setidaknya senilai US$40 juta pada hari Selasa (14/6). Hal ini menjadikannya sebagai penjual token stETH terbesar dalam seminggu terakhir.
Sebagai catatan, para pengamat market kripto terus mengawasi stETH, yang secara historis diperdagangkan setara dengan Ethereum (ETH). Pukulan mulai datang ketika stETH mulai kehilangan patokannya terhadap harga ETH pada Mei dan Juni ini, yang memusingkan bagi para holder yang punya banyak token tersebut.
Beberapa waktu lalu, Celsius telah diberitakan menghadapi tekanan untuk menjual kepemilikan stETH yang mereka miliki agar dapat dengan baik melayani withdraw atau penarikan kripto dari para customer. Namun, Celsius memutuskan untuk membekukan pergerakan kripto milik para pelanggan di platform-nya sementara waktu dengan maksud agar mereka bisa menghormati kewajiban withdraw di waktu mendatang.
Namun, seorang pengamat yang jeli di Twitter mencatat bahwa Celsius bukanlah penjual stETH terbesar selama beberapa hari terakhir.
Bukan Celsius, tapi 3AC Penjual stETH Terbesar
“Orang-orang berpikir Celsius adalah pihak terbesar yang ‘membuang’ stETH. Namun, pihak itu sebenarnya adalah 3AC, yang membuang di setiap akun dan alamat crypto wallet yang mereka miliki. Sebagian besar, sepertinya akan membayar kembali utang dan pinjaman yang mereka miliki,” jelas akun Twitter @MoonOverlord yang memulai melempar desas-desus ini pada hari Selasa (14/6) pukul 19:49 WIB.
Akun Twitter tersebut mengumpulkan beberapa poin yang menunjukkan tanda-tanda bahwa bahwa 3AC sepertinya dalam masalah. Misalnya, co-founder 3AC yaitu Kyle Davis dan Su Zhu belum pernah membuat tweet atau memberikan like apa pun di Twitter dalam beberapa hari ini.
Su Zhu didapati menghapus tulisan setiap token dan hastag di bio profil akun Twitter-nya. Awalnya, ada tulisan token AVAX, LUNA, SOL, NEAR, MINA, DeFi, dan NFT. Namun, kini dia hanya menyebutkan Bitcoin (BTC). Tidak hanya itu, dia juga menghapus akun Instagram pribadinya. 3AC pun dikabarkan membuang 30.000-an stETH dan mengurangi semua posisinya di AAVE.
Menurut analisis DeFi Defiyst, 3AC mulai menjual stETH pada Mei lalu, tepat setelah runtuhnya stablecoin TerraUSD (UST) yang diikuti oleh LUNA. Pada saat itu, harga stETH secara singkat turun menjadi 0,95 ETH dan 3AC menarik 127.000 stETH dalam likuiditas dari Curve yang bernilai sekitar US$246 juta.
“Mereka sudah keluar masuk AAVE, Wrapped stETH (wstETH), dan lain sebagainya, sampai penjualan dimulai minggu ini,” jelas Defiyst di Twitter. Benar saja, dalam beberapa transaksi pada hari Selasa kemarin, 3AC menarik stETH yang telah mereka depositkan di AAVE. Kemudian, mereka menukar sekitar 38.900 stETH ke ETH yang bernilai sekitar US$40-an juta.
Menariknya, Su Zhu telah menuai kritik pada hari Minggu (12/6) karena dia tampanyak berusaha untuk membuat daya tarik bagi stETH di mata para trader, padahal perusahaannya sendiri sedang dalam proses untuk ‘membuangnya’.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.