Kembali

Peringkat Adopsi Kripto Indonesia Turun Dari 3 ke 7, Apa Sebabnya?

sameAuthor avatar

Ditulis & Diedit oleh
Adi Wiratno

04 September 2025 18.34 WIB
Tepercaya
  • Adopsi kripto indonesia turun dari peringkat 3 ke 7 secara global.
  • India menduduki peringkat teratas untuk adopsi kripto global.
Promo

Laporan terbaru dari firma analitik blockchain, Chainalysis mengungkap bahwa India menjadi negara dengan adopsi kripto tertinggi di dunia. Negara yang mendapat julukan sebagai Negeri Berjuta Dewa itu berada di peringkat teratas untuk adopsi kripto global. Bagaimana dengan Indonesia?

Namun sayang, Indonesia yang semula dalam riset berada di posisi ke-3 dunia, kini turun 4 peringkat ke posisi 7. Berada di atas Filipina, Inggris dan juga Rusia. Lunturnya posisi Indonesia dalam peringkat adopsi kripto global kuat dugaan memiliki hubungan dengan adanya perubahan metodologi dalam penelitian Chainalysis.

Peringkat adopsi kripto Indonesia turun | Sumber: Chainalysis

Karena perusahaan mengakui bahwa perusahaan menghapus subindeks keuangan terdesentralisasi ritel (DeFi) dari perhitungan aktivitas on-chain secara keseluruhan. Hal itu dilakukan lantaran dalam analisis internal Chainalysis, DeFi hanya mewakili porsi yang jauh lebih kecil dari seluruh aktivitas pengguna.

Sponsored
Sponsored

Apalagi jika dibandingkan dengan platform terpusat. Selain itu Chainalysis juga menambahkan subindeks aktivitas kelembagaan. Hal itu sesuai dengan adanya persetujuan beberapa ETF Bitcoin spot di Amerika Serikat (AS) serta semakin jelasnya regulasi kripto yang terjadi di pasar utama, membuat lembaga keuangan tradisional (TradFi) semakin banyak memasuki ruang tersebut.

Asia Pasifik Jadi Kawasan Dengan Pertumbuhan Tercepat

Dalam laporan juga terungkap bahwa kawasan Asia Pasifik (APAC) menjadi area dengan pertumbuhan tercepat untuk aktivitas kripto on-chain. Dalam 12 bulan yang berakhir di Juni 2025 kemarin, terjadi peningkatan nilai transaksi sebesar 69% secara tahunan.

Adapun total volume transaksi kripto di kawasan Asia Pasifik tumbuh dari US$1,4 triliun menjadi US$2,36 triliun. Capaian itu banyak mendapatkan dorongan dari interaksi kuat di pasar utama. Termasuk India, Vietnam juga Pakistan.

Sementara kawasan Amerika latin, mengekor dengan mencatat pertumbuhan 63%. Mencerminkan adanya peningkatan adopsi di segmen ritel dan institusional. Sedangkan adopsi kripto di wilayah Afrika Sub-Sahara mengalami peningkatan 52% yang semakin menggambarkan ketergantungan terhadap kripto sebagai media pengiriman uang.

“Pada saat yang sama, Amerika Utama dan Eropa terus mendominasi secara absolut. Masing-masing wilayah menerima lebih dari US$2,2 triliun dan US$2,6 triliun di tahun lalu,menyoroti tingginya aktivitas institusional di kawasan,” pungkas laporan.

Bagaimana pendapat Anda tentang turunnya peringkat adopsi kripto Indonesia ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Penyangkalan

"Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi. Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris."