Harga Bitcoin (BTC) telah meroket naik dan mencapai titik tertingginya untuk tahun ini, yakni di kisaran US$39.900. Pergerakan ini membuat para pengamat pasar berpendapat bahwa BTC akan melampaui level US$40.000 dalam waktu dekat.
Kenaikan harga Bitcoin baru-baru ini terjadi setelah adanya pidato dari Jerome Powell, Ketua Federal Reserve (The Fed), yang mengisyaratkan adanya kenaikan suku bunga hingga besaran inflasi sesuai dengan target 2%.
Mungkinkah Harga Bitcoin Tembus US$45.000 di Akhir Tahun 2023?
Menyusul pidato Powell, Bitcoin menyentuh harga tertingginya dalam 19 bulan terakhir. Hal ini menunjukkan optimisme pasar dan spekulasi terkait arahan The Fed di masa mendatang. Sejumlah analis mengamati tren ini dan meyakini bahwa Bitcoin bisa melampaui US$40.000, bahkan bergerak menuju US$50.000.
Markus Thielen dari Matrixport, menyampaikan ada kemungkinan 90% Bitcoin mencapai US$45.000. Dia mengaitkan hal ini dengan positifnya pasar dan potensi persetujuan exchange-traded fund (ETF) spot.
“Memasuki bulan terakhir di tahun ini, kami masih tetap bullish. Secara historis, Bitcoin cenderung mengalami reli hingga +12% di Desember, sejalan dengan target kami di akhir tahun 2023 untuk Bitcoin, yaitu US$45.000, yang kini nampaknya mungkin,” tulis Thielen dalam surat kepada para investor.
Selama beberapa bulan terakhir, institusi keuangan tradisional (TradFi), seperti BlackRock, telah mengajukan ETF Bitcoin spot kepada Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC). Perkembangan ini dan berbagai keterlibatan aktif dari SEC semakin memupuk harapan bahwa persetujuan ETF Bitcoin spot akan segera datang.
Selain itu, perusahaan manajer investasi Grayscale juga turut mempersiapkan diri agar bisa mendapatkan persetujuan dari SEC atas produk serupa. Grayscale menunjuk John Hoffman, yang dulunya bekerja di Invesco, untuk memimpin upaya ETF Bitcoin mereka.
Meski begitu, di saat yang sama, “diskon” Grayscale Bitcoin Trust terhadap nilai aset bersihnya telah menyempit secara signifikan, berdasarkan data Coinglass.
Temukan informasi harga Bitcoin ke rupiah secara real-time melalui fitur konversi BeInCrypto.
Indikator On-chain BTC Berikan Pembacaan yang Bullish
Hal berikutnya yang semakin memperkuat sentimen bullish ini adalah data on-chain yang mengindikasikan penarikan signifikan dari exchange. Menurut data dari Glassnode, lebih dari 37.000 BTC telah dipindahkan dari exchange sejak 17 November kemarin.
Secara umum, tren ini terlihat sebagai sinyal bullish yang menunjukkan perubahan ke arah penyimpanan jangka panjang dan berkurangnya tekanan jual.
Selain itu, kenaikan harga BTC belakangan ini telah membawa para holder Bitcoin ke level yang paling menguntungkan sejak Desember 2021. Data dari IntoTheBlock mengungkapkan bahwa lebih dari 80% alamat Bitcoin kini berada di zona profit.
“Lebih dari 80% alamat Bitcoin saat ini sedang menghasilkan keuntungan. Ini adalah nilai tertinggi sejak Desember 2021, ketika harganya berada di atas US$50.000 per bitcoin,” tulis IntoTheBlock.
Sejak data ini dikumpulkan, Bitcoin masih terus mencatatkan kenaikan. Artinya, persentase alamat Bitcoin yang dalam posisi profit akan semakin meningkat. Pada saat publikasi, Bitcoin sedang diperdagangkan di harga US$39.449.
Bagaimana pendapat Anda tentang kemungkinan harga Bitcoin menyentuh US$45.000 di akhir tahun ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.