Setelah mengalami lonjakan harga signifikan, pergerakan aset kripto nomor wahid, Bitcoin (BTC) dipercaya akan melanjutkan lajunya di akhir tahun ini. Beberapa pihak percaya bahwa sentimen yang selama ini muncul di tingkat global akan menjadi katalis utamanya.
Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menjelaskan, pada November ini, harga Bitcoin berhasil mencatat peningkatan harga yang signifikan dengan kenaikan lebih dari 40,8%. Momentum itu tercipta di tengah rilis data ekonomi makro Amerika Serikat (AS) yang sesuai dengan ekspektasi.
Mulai dari klaim pengangguran dan juga data inflasi Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) yang menjadi indikator inflasi favorit The Fed.
“Kenaikan harga Bitcoin yang signifikan dalam bulan ini menunjukkan bahwa sentimen investor terhadap aset kripto masih sangat kuat. Terutama setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilikah presiden AS,” jelasnya dalam keterangan resmi.
Lebih jauh, akumulasi BTC oleh investor besar (crypto whale), mencerminkan optimisme terhadap potensi apresiasi nlai Bitcoin di masa depan.
Sebagai catatan, angka inflasi AS yang meluncur baru-baru ini, menunjukkan situasi yang mendukung terhadap lintasan harga BTC. Berdasarkan data, inflasi AS menunjukkan kenaikan sebesar 2,3% dari tahun ke tahun dan 0,2% dari bulan sebelumnya.
Situasi itu memperkuat ekspektasi akan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada rapat Federal Open Market Committee (FOMC) bulan Desember, yang kini memiliki peluang 66,5% berdasarkan CME FedWatch Tool.
Target Bitcoin US$100.000
Secara teknikal, Bitcoin mempertahankan dukungan kuat di sekitar US$90.250, yang meliputi level Fibonacci retracement 0,236 dan Exponential Moving Average (EMA) 100 hari. Pergerakan indikator RSI menunjukkan pemulihan dari zona jenuh jual, memperkuat potensi kenaikan harga.
“Bitcoin berhasil melakukan pengujian ulang di level US$91.000, mengonfirmasi bahwa level resistance lama kini berubah menjadi level support baru. Dengan penembusan di atas US$94.500, BTC memiliki peluang besar untuk mencapai angka psikologis US$100.000 (Rp1,58 miliar) pada akhir Desember 2024,” analisa Fyqieh.
Fyqieh menambahkan, Meski harga Bitcoin saat ini masih menghadapi koreksi, tren bullish tetap dominan. Indikator teknikal menunjukkan potensi yang menjanjikan, sementara akumulasi oleh institusi besar seperti perusahaan Cina, SOS Limited, yang berencana membeli Bitcoin senilai US$50 juta, memberikan sinyal positif terhadap kekuatan fundamental pasar.
Dengan data inflasi yang stabil dan kebijakan moneter The Fed yang bakal melonggar, prospek Bitcoin menuju tonggak sejarah US$100.000 semakin terbuka. Meskipun volatilitas tetap menjadi tantangan, banyak analis percaya bahwa siklus bull market kali ini belum mencapai puncaknya.
Optimisme ini menjadi katalis bagi investor untuk mempertimbangkan diversifikasi portofolio mereka ke dalam aset digital, di tengah perubahan kebijakan ekonomi global yang semakin mendukung perkembangan pasar kripto.
Bagaimana pendapat Anda tentang prediksi harga Bitcoin (BTC) ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.