XRP kembali terpukul hingga amblas ke bawah US$2, tergerus 17% dalam sepekan terakhir. Namun, di balik tekanan jual yang kian menggila, data on-chain mengungkap lonjakan luar biasa dalam aktivitas jaringan, menimbulkan spekulasi mengenai sentimen pasar yang tersembunyi di balik angka-angka ini.
Dengan keputusan akhir atas gugatan Ripple yang dijadwalkan pada 16 April mendatang, komunitas XRP nampaknya tetap bertahan meskipun tekanan ekonomi makro semakin menyesakkan.
Alamat Aktif XRP Meledak Tiga Kali Lipat dalam Dua Pekan
Menurut data on-chain dari Glassnode, jumlah alamat aktif XRP melonjak lebih dari tiga kali lipat hanya dalam dua minggu.
Pada 21 Februari, tercatat 89.606 alamat aktif, tetapi hanya dalam hitungan hari, tepatnya pada 2 Maret, jumlah ini melesat ke kisaran 543.000.
- Baca Juga: Prediksi Harga Ripple (XRP) 2025/2026/2030
Meskipun sempat terkoreksi, angka tersebut kembali membludak ke 531.000 pada 7 Maret. Hingga 10 Maret, XRP masih mempertahankan lebih dari 370.000 alamat aktif—jauh lebih tinggi dibandingkan level sebelumnya.
Sementara itu, arus keluar XRP dari Binance mengalami perubahan drastis. Pada 7 Maret, exchange ini mencatat arus keluar XRP senilai lebih dari US$465 juta, menjadi puncak tertinggi dalam sebulan terakhir.
Namun, dalam tiga hari terakhir, angka ini anjlok tajam, mencerminkan meredanya aksi penarikan besar-besaran dari exchange.
Ketidakseimbangan antara pergerakan harga dan lonjakan aktivitas jaringan memunculkan pertanyaan besar mengenai psikologi pasar saat ini.
Biasanya, lonjakan alamat aktif menandakan meningkatnya keterlibatan pengguna, yang bisa menjadi indikator lonjakan permintaan atau naiknya volume transaksi.
Namun, menyusutnya arus keluar dari Binance bisa berarti berkurangnya tekanan akumulasi atau ketidakyakinan investor dalam memindahkan aset mereka ke luar exchange. Dalam banyak kasus, hal ini dapat mencerminkan ketidakpastian mengenai arah harga selanjutnya.
Beberapa analis berpendapat, meskipun aktivitas jaringan XRP tetap solid, tekanan jual yang terus membayangi lebih mencerminkan pola spekulatif jangka pendek ketimbang indikasi kelemahan fundamental yang serius.
Di sisi lain, merosotnya arus keluar dari exchange bisa berarti bahwa para trader memilih untuk tetap HODL aset mereka alih-alih melakukan likuidasi.
Namun, tanpa adanya dorongan harga yang sejalan dengan peningkatan keterlibatan jaringan, pasar nampak berada dalam kondisi stagnan, di mana baik bull maupun bear belum mampu merebut kendali penuh.
Walaupun data on-chain mengindikasikan aktivitas yang tetap menggeliat di XRP Ledger, kondisi pasar masih diliputi volatilitas tinggi.
Lantas, apakah lonjakan keterlibatan ini akan menjadi bahan bakar untuk rebound harga, atau justru menjadi pertanda konsolidasi yang berkepanjangan? Jawabannya masih menggantung, menanti pergerakan besar selanjutnya.
Bagaimana pendapat Anda tentang analisis dan prediksi harga XRP ke depan? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
