Trusted

Altseason 2025: Mengapa Agustus Penuh dengan Tsunami Kapitulasi?

3 menit
Diperbarui oleh Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Likuidasi massal di Agustus 2025 lebih banyak terjadi pada altcoin ketimbang Bitcoin, menandai pergeseran pusat risiko leverage.
  • Open interest (OI) futures anjlok tajam saat kapitulasi lalu cepat memantul, mengisyaratkan perpindahan kekuatan dari ritel ke pelaku besar.
  • Dinamika ini lebih tepat dibaca sebagai reset siklus, bukan akhir altseason; namun kehati-hatian tetap penting.
  • promo

Memasuki Agustus 2025, pasar kripto menghadapi tekanan jual yang menumpuk dari berbagai arah. Harga tertekan, posisi ber-leverage dibersihkan, dan sentimen melemah dengan cepat. Namun, jika menelaah susunan datanya, pola yang muncul bukan semata akhir permainan, melainkan penataan ulang struktur pasar yang kerap terjadi di fase-fase menengah siklus kripto.

Di sisi lain, arus modal ritel yang cenderung agresif pada altcoin membentuk gelembung leverage anyar. Ketika harga terkoreksi, efeknya menyebar lebih cepat di sektor non-BTC. Di tengah volatilitas ini, pelaku institusi terlihat memanfaatkan tekanan untuk masuk kembali pada level yang lebih murah.


Mengapa Agustus Jadi Puncaknya?

Pergerakan harga Bitcoin membentuk bifurkasi ganda dengan penurunan bertahap di kisaran US$118.000–US$112.000. Jebolnya area support kunci memicu long squeeze dan mempercepat kepanikan pasar. Pada saat bersamaan, dominasi BTC tergelincir ke titik terendah sejak 2021, sementara kapitalisasi altcoin sempat naik hingga 40,4% dari total kapitalisasi pasar sekitar US$3,93 triliun. Pergeseran ini membuat eksposur risiko beralih ke aset yang lebih volatil.

Di bursa derivatif, banyak trader ritel memanfaatkan leverage tinggi (20x–50x) pada altcoin seperti SOL, SUI, dan LINK. Saat tekanan harga meningkat, jutaan posisi futures tersapu likuidasi. Latar makro turut memperberat beban—mulai dari tekanan inflasi AS, kebijakan suku bunga The Fed, hingga ketidakpastian regulasi di Asia (terutama Cina dan Singapura)—sehingga memicu arus keluar modal sepanjang bulan.

Bitcoin Bukan Lagi Episentrum Likuidasi

Secara historis, setiap gelombang kapitulasi sering berpusat pada Bitcoin. Namun, data kuartal III 2025 memperlihatkan pergeseran fundamental: jumlah likuidasi altcoin melampaui BTC. Indikator BTC vs Altcoin Cumulative Liquidation Delta yang menurun sejak awal tahun menunjukkan spekulasi leverage kini lebih terkonsentrasi di altcoin. Alhasil, ketika koreksi datang, rantai likuidasi domino di altcoin berlangsung lebih cepat ketimbang pada BTC.

Pergeseran pada Open Interest Futures

Sebelum Agustus, Bitcoin futures OI sempat menyentuh 546.000 BTC (sekitar US$57 miliar). Pasca-kapitulasi, OI menyusut menjadi sekitar 413.000 BTC (sekitar US$37 miliar), atau turun kira-kira 35%. Penurunan ini menandakan pembersihan posisi long yang signifikan sekaligus normalisasi leverage pasar.

Di kanal institusional, CME Futures memperlihatkan konsentrasi risiko jangka pendek, dengan sekitar 80% kontrak jatuh tempo dalam 1–2 bulan. Kondisi seperti ini membuat pasar ekstra sensitif: pergerakan harga yang kecil saja bisa memicu efek berantai pada kontrak-kontrak yang menumpuk di tenor pendek.

Untuk altcoin sendiri, indikator OI di beberapa crypto exchange papan atas seperti Binance dan Bybit sempat melonjak pada Juli–Agustus, lalu anjlok bersamaan dengan gelombang likuidasi. Menariknya, setelah badai mereda, OI global memantul cepat ke kisaran US$82–US$132 miliar, memberi sinyal bahwa ketika ritel tersisih, institusi dan whale justru kembali masuk dengan kontrak baru pada level “diskon”.

Sekilas tentang “Kapitulasi” (dan Mengapa Itu Penting)

Dalam konteks kripto, kapitulasi adalah fase ekstrem ketika tekanan jual menyeret investor—terutama ritel—untuk melepas aset di harga rendah. Fase ini biasanya dibarengi likuidasi paksa pada posisi leverage berlebihan, panic selling, hingga manuver pengambilan likuiditas yang menutup celah harga (misal gap CME). Dampak positifnya, struktur teknikal pasar “di-reset”: indikator on-chain, open interest, dan price action kembali ke level yang lebih sehat sehingga fase kenaikan berikutnya berpeluang lebih berkelanjutan.

Altseason Tertunda, Bukan Berakhir

Membaca susunan faktor di atas, episode Agustus lebih akurat dipahami sebagai reset siklus ketimbang tamatnya altseason. Sejumlah altcoin berfundamental—seperti Ethereum, XRP, Solana, Cardano, BNB, HBAR, dan Chainlink—masih berpotensi memimpin reli lanjutan begitu kondisi membaik. Likuidasi massal menghapus posisi yang rapuh dan menyisakan struktur pasar yang relatif lebih bersih untuk beberapa kuartal ke depan. Tetap saja, skenario ini bukan jaminan reli langsung; validasi tetap bergantung pada arus modal, likuiditas, dan sentimen lintas makro.

Catatan Praktis untuk Investor

Pelajaran utama dari Agustus 2025: open interest bukan sekadar angka, melainkan cermin psikologi pasar. Ketika OI menumpuk di tengah euforia, pasar menjadi rapuh dan kapitulasi tinggal menunggu pemicu. Untuk ritel, pendekatan bertahap (misalnya grid averaging) bisa membantu menghindari entry tunggal di pucuk. Disiplin manajemen risiko (mis. alokasi risiko 2–5% per transaksi), serta pemantauan OI dan funding rate sebelum membuka posisi besar, dapat menambah lapisan kehati-hatian.

Tak dimungkiri, Agustus 2025 tercatat sebagai momen ketika kapitulasi altcoin mencapai puncaknya, ditandai dengan likuidasi bernilai fantastis dan perubahan struktur open interest futures secara drastis. Setelah pembersihan leverage, pasar menunjukkan gejala redistribusi—di mana pelaku besar kembali aktif di level harga diskon. Altseason nampaknya hanya tertunda, bukan berakhir. Bagi investor, pendekatan yang terukur dan bertumpu pada data (data-driven) tetap menjadi kunci di fase transisi seperti ini.

Bagaimana pendapat Anda tentang fenomena kapitulasi di Agustus 2025 serta proyeksi kedatangan altcoin season di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia
Platform kripto terbaik di Indonesia
Platform kripto terbaik di Indonesia

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

Sugeng-Prasetyo.jpeg
Sugeng Prasetyo
Sugeng Prasetyo (Supra), merupakan seorang analis pasar kripto independen yang aktif membagikan insight dan strategi trading di berbagai komunitas. Berangkat dari ketertarikan pada makro ekonomi global dan perkembangan regulasi kripto internasional, ia mulai mengembangkan pendekatan analisis yang memadukan fundamental, teknikal, dan psikologi pasar.
BACA BIO LENGKAP
Disponsori
Disponsori