Trusted

Bear Market Bitcoin Mengintai? Analis Beber Potensi Crash di Tengah Sikap The Fed

3 mins
Diperbarui oleh Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Bitcoin berisiko anjlok 33% setelah analis Timothy Peterson memperingatkan valuasi pasar yang overvalued, dengan kemungkinan turun ke US$57.000 jika tren berlanjut.
  • Sikap The Fed terhadap suku bunga menambah ketidakpastian. Jerome Powell enggan buru-buru memangkas suku bunga, sehingga menekan kepercayaan investor dan pasar kripto.
  • Bear market bisa bertahan hingga 14 bulan, mencerminkan pola kejatuhan sebelumnya. Meski begitu, beberapa analis meyakini Bitcoin dapat menemukan support di sekitar US$71.000.
  • promo

Menurut Timothy Peterson, penulis Metcalfe’s Law as a Model for Bitcoin Value, industri kripto mungkin berada di ambang siklus bear market yang baru.

Analisis ini muncul seiring dengan sikap kehati-hatian Federal Reserve AS dalam kebijakan suku bunga, meskipun kondisi ekonomi masih diliputi ketidakpastian.

Bagaimana Bear Market Bitcoin Bisa Terjadi?

Dalam analisis terbarunya yang dibagikan di X (sebelumnya Twitter), Peterson menegaskan bahwa pasar saat ini sedang overvalued, yang membuatnya rentan akan koreksi.

Meskipun diperlukan pemicu untuk memantik koreksi, ia berpendapat bahwa keputusan The Fed mempertahankan suku bunga bisa menjadi faktor penentunya.

“Saatnya membahas bear market berikutnya. Tidak ada alasan untuk berpikir itu tidak bisa terjadi sekarang. Valuasi membenarkannya. Yang dibutuhkan hanyalah pemicu. Saya rasa pemicunya sesederhana The Fed tidak memangkas suku bunga sama sekali tahun ini,” tulis Peterson.

Peterson membandingkan pola tren turun pasar sebelumnya dengan kondisi saat ini. Menggunakan NASDAQ sebagai referensi, ia memperkirakan bear market bisa bertahan antara 7 hingga 14 bulan.

Karena NASDAQ saat ini mengalami overvaluasi sekitar 28%, ia memproyeksikan indeks ini akan turun sekitar 17% ke level 15.000.

Nasdaq Price Performance
Kinerja Harga Nasdaq | Sumber: Peterson di X

Mengaplikasikan proyeksi ini ke Bitcoin, ia memperkirakan crash sekitar 33%, yang bisa membawa harga Bitcoin ke kisaran US$57.000.

“Kalikan 1,9. Penurunan 17% di NASDAQ = penurunan 33% di BTC -> US$57.000,” tambah Peterson.

Namun, ia juga mencatat bahwa investor oportunis bisa jadi bakal masuk lebih awal, yang dapat mencegah harga Bitcoin jatuh terlalu dalam. Dalam skenario ini, BTC berpotensi menemukan support di sekitar US$71.000.

Proyeksi ini sejalan dengan analisis terbaru dari Arthur Hayes. Seperti yang dilaporkan BeInCrypto, pendiri BitMEX ini memprediksi Bitcoin bisa merosot ke US$70.000 sebelum akhirnya bisa rebound.

Sejumlah analis juga menyoroti adanya air gap Bitcoin di bawah US$93.198, dengan minimnya support signifikan hingga kisaran US$70.000.

Peran The Fed dalam Tekanan Pasar

Sekitar sebulan lalu, Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan bahwa bank sentral tidak terburu-buru memangkas suku bunga. Pekan lalu, ia kembali menegaskan hal ini dalam pidatonya.

Berbicara di forum kebijakan di New York, Powell menekankan pentingnya kesabaran.

“Kita tidak perlu terburu-buru, dan posisi kita saat ini cukup baik untuk menunggu kejelasan lebih lanjut,” ujar Powell.

Pernyataan Powell muncul di tengah ketidakpastian ekonomi yang kian diperburuk oleh kebijakan Presiden Donald Trump di bidang perdagangan, imigrasi, fiskal, dan regulasi. Dengan inflasi yang masih bertahan di kisaran 2,5%, The Fed tetap berhati-hati dalam menentukan langkah kebijakan.

Meski pasar berharap adanya pemangkasan suku bunga tahun ini, Powell menegaskan bahwa The Fed akan menunggu kepastian lebih lanjut sebelum mengubah kebijakan moneternya.

Menambah kekhawatiran terhadap potensi tekanan pasar akibat kebijakan The Fed, Bitcoin baru-baru ini drop setelah peringatan bank sentral soal kemungkinan resesi.

The Fed memperkirakan PDB akan amblas 2,8% pada kuartal pertama 2025. Ini lantas memantik kekhawatiran akan ketidakstabilan ekonomi dan berdampak negatif pada sentimen investor.

Meski demikian, Peterson tetap skeptis pada kemungkinan bear market penuh dalam waktu dekat. Ia berpendapat bahwa kondisi pasar saat ini belum se-eksplosif gelembung sebelumnya.

Selain itu, ia menjelaskan bahwa sentimen bearish di kalangan investor justru bisa menjadi sinyal peluang beli dalam jangka panjang, bukan indikasi untuk menjual.

BTC Price Performance
Kinerja Harga BTC | Sumber: BeInCrypto

BeInCrypto mencatat bahwa Bitcoin diperdagangkan di US$85.384 pada waktu publikasi (9/3), turun 12% dalam sebulan terakhir.

Bagaimana pendapat Anda tentang prediksi bear market yang mengancam Bitcoin ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia
Platform kripto terbaik di Indonesia
Platform kripto terbaik di Indonesia

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

lockridge-okoth.png
Lockridge Okoth
Lockridge Okoth adalah seorang jurnalis di BeInCrypto, dengan fokus pada perusahaan industri terkemuka seperti Coinbase, Binance, dan Tether. Dia mencakup berbagai topik, termasuk perkembangan peraturan dalam keuangan terdesentralisasi (DeFi), jaringan infrastruktur fisik terdesentralisasi (DePIN), aset dunia nyata (RWA), GameFi, dan cryptocurrency. Sebelumnya, Lockridge melakukan analisis pasar dan penilaian teknis aset digital, termasuk Bitcoin dan altcoin seperti Arbitrum, Polkadot, dan...
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori