Kembali

Komputer Kuantum Nampaknya Tidak Akan Mengancam Bitcoin dalam Waktu Dekat, Kata Para Ahli

sameAuthor avatar

Ditulis & Diedit oleh
Kamina Bashir

22 Desember 2025 19.59 WIB
Tepercaya
  • Para ahli bilang komputer kuantum tidak jadi ancaman dalam waktu dekat untuk kriptografi Bitcoin.
  • Beberapa peneliti memperingatkan bahwa linimasa semakin singkat, dan risiko berpotensi muncul di akhir dekade ini.
  • Upgrade Bitcoin ke kriptografi tahan kuantum akan berjalan lambat dan kompleks secara teknis.
Promo

Komputer kuantum sepertinya tidak akan jadi ancaman bagi Bitcoin dalam waktu dekat, ujar Jameson Lopp, seorang pengembang sekaligus co-founder perusahaan kustodi aset kripto Casa.

Pernyataan ini muncul di tengah perdebatan yang menguat soal apakah perkembangan komputasi kuantum akan segera mencapai tingkat yang dapat mengancam sistem kriptografi yang mengamankan blockchain seperti Bitcoin dan Ethereum.

Sponsored
Sponsored

Para ahli berbeda pendapat soal kapan komputer kuantum bisa mengancam Bitcoin

Dalam sebuah unggahan X (dulu Twitter) baru-baru ini, Lopp menuturkan bahwa komputer kuantum tidak akan merusak Bitcoin dalam waktu dekat.

“No, quantum computers won’t break Bitcoin in the near future. We’ll keep observing their evolution…..We should hope for the best, but prepare for the worst,” ucap Lopp dalam unggahannya.

Pandangan Lopp soal waktu ini sejalan dengan banyak pakar lain yang menegaskan bahwa komputer kuantum belum menjadi ancaman langsung terhadap jaringan. Adam Back, CEO Blockstream, belum lama ini berkomentar bahwa risiko dalam jangka pendek “nihil.”

“This whole thing is decades away, it’s ridiculously early and they have massive R&D issues in every vector of the required applied physics research to even find out if it’s possible at useful scale. but it’s ok to be ‘quantum ready’ and,” terang Back dalam pernyataannya.

Charles Hoskinson, founder Cardano, juga memiliki pandangan serupa. Ia menilai bahwa ancaman kuantum yang ada saat ini terhadap blockchain terlalu dibesar-besarkan dan tidak mendesak untuk saat ini. Hoskinson juga menyebutkan bahwa meski blockchain bisa saja beralih ke kriptografi tahan kuantum, langkah ini akan mengorbankan efisiensi dalam jumlah besar.

Namun, beberapa pakar lain meyakini batas waktunya makin dekat. David Carvalho, CEO Naoris Protocol, memperingatkan bahwa komputer kuantum bisa saja mengancam keamanan Bitcoin dalam 2 hingga 3 tahun ke depan.

Sponsored
Sponsored

Di tempat terpisah, Michele Mosca, peneliti dari University of Waterloo, memprediksi peluang 1 banding 7 bahwa sistem kriptografi kunci publik bisa saja ditembus secepat tahun 2026.

Pada platform Metaculus, perkiraan waktu komputer kuantum bisa memfaktorkan salah satu angka RSA juga sudah diperpendek. Perkiraan mundur dari 2052 menjadi 2034.

Proyek Quantum Doomsday Clock bahkan memberikan peringatan lebih mendesak. Proyek ini memprediksi komputer kuantum akan bisa membobol enkripsi Bitcoin pada 8 Maret 2028.

Sponsored
Sponsored

Mengapa Membuat Bitcoin Tahan terhadap Kuantum Itu Sulit

Meski para pakar berbeda pendapat soal waktu, banyak yang sepakat dalam satu hal. Jika upgrade tahan kuantum memang dibutuhkan, proses penerapannya akan memakan waktu lama. Lopp menyampaikan bahwa perpindahan ke standar pasca-kuantum bisa memakan waktu 5 hingga 10 tahun.

Saat ditanya kenapa diskusi risiko komputasi kuantum lebih banyak membahas Bitcoin ketimbang institusi keuangan tradisional seperti bank, Lopp menunjukkan perbedaan mendasar dalam kecepatan pembaruan sistem.

“Because they can upgrade their systems orders of magnitude faster than the Bitcoin ecosystem,” papar Lopp dalam pernyataannya.

Sementara itu, seorang pengamat pasar lain menjelaskan kenapa transisi jaringan blockchain ke kriptografi tahan kuantum jauh lebih rumit dibandingkan sistem terpusat.

“For the banking sector and the internet, the migration is comparatively straightforward. When cryptographic standards change, they can roll out new algorithms through coordinated updates, revoke old keys, reissue credentials, and even forcibly migrate users,” tutur dia dalam sebuah postingan.

Sponsored
Sponsored

Bitcoin, di sisi lain, tidak memiliki otoritas pusat yang bisa mewajibkan perubahan seperti itu. Setiap perubahan ke tanda tangan pasca-kuantum membutuhkan konsensus sosial yang luas, koordinasi teknis yang ekstensif, serta partisipasi sukarela dari pengguna.

Analis itu menuturkan bahwa Bitcoin dan wallet yang hilang, ditinggalkan, atau tidak aktif tidak bisa dimigrasikan. Akibatnya, sebagian suplai akan tetap dalam kondisi rentan jika serangan kuantum benar-benar terjadi. Batasan teknis pun menambah rumit prosesnya.

“Most post-quantum signature schemes have much larger key sizes and signatures than ECDSA. In a system already constrained by block size limits and global replication, this is not a trivial change. What is a manageable overhead for a bank server or a web connection becomes a consensus-level scalability concern in a blockchain,” lanjut unggahan tersebut.

Jadi, desentralisasi yang menjadi dasar keamanan dan ketahanan Bitcoin juga membuat adaptasi kriptografi berjalan lebih lambat, lebih rumit, dan jauh lebih sulit dilakukan dibanding sistem terpusat.

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi. Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

Disponsori
Disponsori