Ada sekumpulan nama-nama perusahaan brand besar yang mengajukan aplikasi merek dagang selama beberapa bulan terakhir. Namun, ada satu nama instansi yang cukup menarik perhatian dalam hal ini, yaitu Angkatan Udara Amerika Serikat (U.S. Air Force). Menurut seorang pengacara spesialis merek dagang, Mike Kondoudis, Angkatan Udara AS telah mengajukan aplikasi merek dagang untuk metaverse bernama “Spaceverse”.
Melalui sebuah cuitan pada tanggal 19 April 2022 kemarin, pakar merek dagang ini melaporkan bahwa Spaceverse adalah sebuah metaverse dengan konsep menyatukan terestrial, space physical, dan realitas digital. Selain itu, dunia virtual ini akan memberikan pelatihan realitas yang diperluas, pengujian, dan lingkungan operasi.
Adapun aplikasi tersebut diajukan ke Kantor Paten dan Merek Dagang Amerika Serikat (USPTO) pada tanggal 14 April 2022.
Angkatan Udara Amerika Serikat Masuk ke Metaverse lewat Spaceverse
Sampai saat ini, belum ada informasi lebih lanjut mengenai dunia virtual buatan Angkatan Udara Amerika Serikat tersebut. Namun, berdasarkan deskripsi pada dokumen USPTO, Spaceverse diklaim akan menjadi “metaverse digital yang aman”. Kemungkinan dunia virtual ini bakal memasukkan pengujian virtual dan lingkungan pelatihan untuk para pilotnya, serta merupakan sistem tertutup.
Masih belum jelas pula apakah Spaceverse akan terhubung dengan Angkatan Luar Angkasa Amerika Serikat (USSF).
USSF sendiri merupakan cabang Angkatan Udara Amerika Serikat untuk luar angkasa. Angkatan militer ini didirikan di tahun 2019 untuk mengorganisasi, melatih, dan melengkapi angkatan luar angkasa demi melindungi Amerika Serikat dan sekutunya di luar angkasa.
Kurang lebih selama 6 bulan terakhir, angka aplikasi merek dagang terkait metaverse dan NFT melonjak pesat. USPTO melaporkan bahwa di tahun 2021 saja, mereka sudah menerima setidaknya 1.263 aplikasi merek dagang untuk NFT. Jumlah tersebut 421 kali lebih banyak daripada saat tahun 2020.
Selain mengungkapkan pengajuan merek dagang metaverse Angkatan Udara Amerika Serikat, Kondoudis melaporkan bila Bursa Perdagangan Opsi Chicago (CBOE) rupanya juga melampirkan aplikasi merek dagang untuk CBOE DIGITAL, di hari yang sama.
Platform trading dan bursa kenamaan itu ingin mengantongi izin merek dagang atas layanan aset digital didukung NFT, marketplace, dan bursa untuk kripto dan aset digital—sebagaimana tertuang dalam dokumen pengajuannya.
Perusahaan Ritel Beramai-ramai Daftarkan Merek Dagang di Metaverse
Angkatan Udara Amerika Serikat menambah panjang daftar institusi yang ingin mengantongi izin merek dagang untuk di metaverse.
Anheuser-Busch adalah salah satu perusahaan yang baru saja mengajukan aplikasi merek dagang atas “Budverse”. Perusahaan ini mendaftarkan untuk media didukung NFT, metaverse, dan marketplace augmented reality untuk barang-barang NFT, termasuk rangkaian produk minumannya, seperti Budweiser, Stella Artois, dan Michelob.
Minggu lalu, UPS pun mengajukan aplikasi untuk merek dagang di metaverse, meliputi pakaian virtual, paket, parsel, label, kode batang (barcode), dan koleksi olahraga. Selain itu, Be[In]Crypto Indonesia juga sempat melaporkan, perusahaan penyedia jasa pembayaran Mastercard ikut pula mendaftarkan 15 aplikasi merek dagang metaverse dan NFT.
Perusahaan waralaba makanan ternama, seperti McDonald’s, KFC, Pizza Hut, Taco Bell, dan Wendy’s, tak mau ketinggalan kereta. Mereka juga sudah mendaftarkan mereknya di metaverse tahun ini.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.