AVNT, yakni native token dari Avantis—sebuah decentralized perpetual futures exchange di jaringan Base—terus melanjutkan reli dua digit setelah debut yang tangguh.
Meski performanya solid, muncul kekhawatiran terkait integritas distribusi token. Platform analitik on-chain Bubblemaps mengungkap bukti adanya Sybil attack canggih yang melibatkan AVNT.
Volume Trading AVNT Meledak 280% Pasca Listing di Exchange Besar
SponsoredBeInCrypto sebelumnya melaporkan bahwa masuknya AVNT ke pasar didukung oleh listing akbar di beberapa exchange. Pada Senin, token ini mencatat tonggak penting dengan triple listing di platform Korea Selatan terkemuka, Upbit dan Bithumb, serta Binance, crypto exchange nomor wahid dunia.
Listing tersebut menimbulkan reli yang monumental, sukses mengerek harga AVNT ke atas US$1 dan menyentuh rekor all-time high (ATH) baru di US$1,54 kemarin. Momentum itu pun terus berlanjut.
Data BeInCrypto Markets mengabarkan token ini naik 30,6% dalam 24 jam terakhir. Pada waktu publikasi, AVNT diperdagangkan seharga US$1,13. Selain itu, kapitalisasi pasarnya juga melesat dari sekitar US$180 juta menjadi US$296,5 juta.
Terlebih, investor secara aktif memperdagangkan AVNT. Volume trading hariannya tembus US$2 miliar, naik 280,70% dibanding hari sebelumnya. Adapun para trader asal Korea Selatan menyumbang mayoritas likuiditas, dengan sekitar 29% volume di Upbit.
Sponsored SponsoredAvantis Terbentur Tudingan Sybil Attack
Kendati metriknya bullish, muncul kekhawatiran atas integritas airdrop. Investigasi Bubblemaps, yang dipublikasikan dalam utas terbaru di X, mengidentifikasi adanya Sybil attack terkoordinasi yang melibatkan lebih dari 300 alamat wallet yang dikendalikan oleh satu entitas.
Wallet-wallet tersebut meraup token AVNT senilai US$4 juta, mengeksploitasi mekanisme distribusi yang dirancang untuk memberi insentif partisipasi asli.
Sponsored Sponsored“AVNT menjadi sorotan pekan lalu setelah airdrop 12,5%. Beberapa pengguna mendapatkan keuntungan enam digit – tetapi satu entitas mungkin mengambil jauh lebih banyak,” ungkap Bubblemaps.
Postingan tersebut merinci sejumlah poin yang menunjukkan perilaku Sybil di antara penerima airdrop AVNT. Wallet-wallet terkait didanai melalui Coinbase. Selain itu, mereka menerima transfer USDC dari sejumlah kecil sumber.
Akun-akun ini kemudian melakukan trading di Avantis dan mengeklaim token AVNT lewat airdrop. Token-token tersebut lalu digabungkan ke dalam beberapa alamat.
Lebih jauh lagi, alamat-alamat itu mengirim dana ke centralized exchange (CEX) seperti Bybit dan Gate secara terkoordinasi. Pola ini dengan gamblang menunjukkan bahwa aktivitas tersebut digerakkan oleh satu kelompok terorganisir, bukan pengguna individual yang sah.
Menurut platform analitik blockchain, pola ini mencerminkan kasus airdrop MYX Finance (MYX). Dalam kasus MYX, wallet yang sebelumnya tidak aktif hanya diaktifkan untuk klaim.
“Pola pendanaan dan klaim cocok secara sempurna; ini jelas terkoordinasi,” simpul Bubblemaps.
Avantis belum mengeluarkan tanggapan resmi terkait tudingan ini hingga waktu publikasi. Klaim tersebut kini membuat investor menimbang momentum pasar AVNT yang mengesankan dengan kekhawatiran yang belum terjawab mengenai keadilan distribusinya. Bagaimana Avantis menangani tudingan ini bisa memainkan peran menentukan dalam membentuk kredibilitas dan arah jangka panjang AVNT.
Bagaimana pendapat Anda tentang tudingan praktik Sybil Attack pada airdrop AVNT ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!