Kaji “Banana Zone”, Analis Kawakan Ini Ramal Harga Bitcoin (BTC) Siap Meroket 300%

3 mins
Diterjemahkan Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Analis memprediksi BTC akan ukir lonjakan besar, dipicu oleh pola Cup and Handle parabolik tiga tahun.
  • Inflasi pasar holder jangka panjang yang melandai membuka peluang rebound bagi harga Bitcoin.
  • Bitcoin wajib bertahan di atas US$61.839; jika tidak, ada risiko penurunan ke bawah US$60.000.
  • promo

Gert van Lagen, sang analis teknikal terkemuka, menyampaikan pandangannya bahwa harga Bitcoin (BTC) berpotensi meraih puncak luar biasa selama siklus ini. Dalam sebuah postingan di X/Twitter belum lama ini, van Lagen merujuk pada grafik mingguan Bitcoin untuk mendukung analisisnya.

Saat publikasi, Bitcoin diperdagangkan seharga US$62.290. Jika prediksi van Lagen akurat, maka BTC bakal menyelinap keluar dari zona resistance dan melesat menuju US$200.000.

Bitcoin Bisa Jadi Breakout dalam Waktu Dekat

Analis ini membagikan kurva parabolik yang berbentuk seperti anak tangga pada grafik. Jika diperhatikan, BTC telah membentuk pola ini sejak tahun 2021 silam. Grafik ini juga melukiskan pola Cup and Handle, yang dikenal sebagai sinyal kelanjutan tren bullish alias bullish continuation.

Sebagai informasi, pola Cup and Handle terdiri dari formasi “cup” yang menggambarkan bagaimana harga kripto bergerak dari tren turun menuju tren naik. Ini diikuti oleh periode konsolidasi (“handle“) sebelum akhirnya mengalami breakout.

Menurut van Lagen, Bitcoin saat ini sedang berkitar di kisaran “handle“. Itu artinya, pergerakan parabolik menuju “banana zone” semakin dekat. Adapun istilah “banana zone” alias “zona pisang”, yang kerap dipakai oleh Raoul Pal, menggambarkan periode di mana BTC, bersama dengan aset kripto lainnya, mengalami lonjakan pertumbuhan yang eksplosif.

Baca Juga: Pakar Trading Beber Prediksi Bitcoin Bakal Sentuh Pucuk US$150.000 di September 2025

Grafik Mingguan Bitcoin.
Grafik Mingguan Bitcoin | Sumber: Gert van Lagen di X

Di samping itu, metrik Inflasi Pasar Holder Jangka Panjang, yang mengukur tingkat akumulasi atau distribusi tahunan, nampaknya selaras dengan bias/kecenderungan bullish ini.

Adapun nilai inflasi pasar yang tinggi biasanya menandakan holder memangkas saldo mereka. Ini berakibat pada bertambahnya tekanan pada sisi jual. Sementara, nilai yang rendah maknanya holder jangka panjang sedang mengakumulasi dengan laju lebih cepat.

Secara historis, harga Bitcoin mencapai puncak siklusnya ketika nilai inflasi berada pada level yang sangat tinggi. Namun, seperti yang terlihat pada grafik, inflasi pasar holder jangka panjang telah melandai sejak awal Agustus. Jika tren ini berlanjut, maka BTC bisa mengawali rebound yang substansial.

Inflasi Pasar Pemegang Jangka Panjang Bitcoin.
Inflasi Pasar Holder Jangka Panjang Bitcoin | Sumber: Glassnode

Harga BTC Siap Menuju US$64.000 dalam Jangka Pendek

Pada grafik 4 jam, Bitcoin menunjukkan kesiapan untuk menyelinap keluar dari tren turun terkini. Jika sinyal beli ini terbukti benar, harga aset kripto ini berpeluang untuk meroket ke level US$64.240.

Namun, perlu dicatat bahwa level US$61.839 dan US$60.680 sangat krusial bagi BTC. Jika Bitcoin tergelincir ke bawah US$61.839, harganya bisa terjun bebas hingga menyentuh US$60.680. Sebaliknya, jika bull berhasil mempertahankan zona ini, harga kemungkinan besar akan terdongkrak naik ke atas US$64.000.

Di samping analisis teknikal, produk-produk ETF Bitcoin telah membukukan arus masuk yang signifikan selama hampir 10 hari berturut-turut. Tren ini mencerminkan kondisi yang membawa Bitcoin ke rekor harga tertingginya sepanjang masa (all-time high / ATH) pada bulan Maret lalu. Jika derasnya arus masuk ini berlanjut hingga bulan depan, harga Bitcoin bukan mustahil bakal reli menuju US$70.000.

Baca Juga: Ini Alasan 10x Research Tancap Target Bullish US$70.000 untuk Bitcoin (BTC)

Analisis 4 Jam Bitcoin.
Analisis 4 Jam Bitcoin | Sumber: TradingView

Senada dengan itu, analis Michaël van de Poppe berpendapat harga BTC mampu menggapai rekor ATH baru asalkan berhasil bertahan di atas US$62.000.

“Bitcoin telah menembus US$61,5-62rb sebagai zona resistance krusial. Saya lebih suka melihat level itu diuji ulang dan bertahan sebagai support. Jika itu terjadi, kita akan melihat lonjakan baru menuju all-time high,” terang van de Poppe.

Akan tetapi, jika ternyata BTC gagal mempertahankan momentumnya di atas US$61.839, prospek bullish ini terancam batal. Dalam skenario semacam itu, sang raja kripto berisiko mencatatkan koreksi yang lebih dalam. Harganya berpotensi terjatuh hingga ke bawah US$60.000.

Bagaimana pendapat Anda tentang prediksi harga Bitcoin (BTC) menuju raihan reli 300% versi analis kondang Gert van Lagen ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | September 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | September 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | September 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan Web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori