Kembali

Mengapa Bank of Japan (BoJ) Bisa Sebabkan Crash Bitcoin?

author avatar

Ditulis oleh
Mohammad Shahid

editor avatar

Diedit oleh
Zummia Fakhriani

17 Desember 2025 17.20 WIB
Tepercaya
  • Suku bunga ultra-rendah Jepang menopang pengambilan risiko global melalui yen carry trade, yang turut mendukung likuiditas Bitcoin.
  • Kenaikan suku bunga BoJ sekecil apa pun bisa memicu de-risking, penguatan yen, sekaligus aksi jual paksa di pasar kripto.
  • Ketergantungan Bitcoin pada leverage membuatnya sangat rawan akan gelombang likuidasi saat tekanan akibat kebijakan BoJ.
Promo

Trader Bitcoin kerap memusatkan perhatian pada The Fed AS. Namun, Bank of Japan (BoJ) bisa sama pentingnya bagi pasar kripto.

Hal ini karena Jepang memiliki peran unik dalam likuiditas global. Saat likuiditas itu mengetat, Bitcoin biasanya mengalami penurunan tajam.

Sponsored
Sponsored

“Yen Murah” sebagai Mesin Likuiditas Tersembunyi Bitcoin

Selama beberapa dekade, Jepang mempertahankan suku bunga mendekati nol atau bahkan negatif. Kondisi ini menjadikan yen sebagai salah satu mata uang termurah di dunia untuk dipinjam.

Dari sinilah lahir yen carry trade.

Institusi besar, termasuk hedge fund, bank, manajer aset, dan proprietary trading desk, meminjam yen melalui bank Jepang, pasar FX swap, dan kanal pendanaan jangka pendek lainnya.

Yen tersebut kemudian dikonversi ke dolar AS atau euro, lalu dialirkan ke aset berimbal hasil lebih tinggi.

Aset-aset itu mencakup saham, kredit, pasar berkembang, dan dalam beberapa tahun terakhir, kripto. Bitcoin diuntungkan selama biaya pendanaan tetap murah dan likuiditas melimpah.

Bitcoin menjadi sangat menarik karena diperdagangkan 24 jam tanpa henti dan menawarkan volatilitas tinggi. Bagi dana berbasis leverage, BTC menjadi instrumen likuid untuk mengekspresikan posisi risk-on.

Namun, kenaikan suku bunga BoJ mengganggu sistem ini.

Sponsored
Sponsored

Mengapa Kenaikan Suku Bunga BoJ yang Kecil Bisa Berdampak Besar

Di atas kertas, langkah BoJ yang diantisipasi memang terlihat moderat.

Pasar memprediksi kenaikan sekitar 25 basis poin, membawa suku bunga kebijakan Jepang mendekati 0,75 persen, masih jauh di bawah suku bunga AS atau Eropa.

Namun, besarannya bukan inti persoalan.

Jepang sendiri sudah bertahun-tahun terikat pada rezim suku bunga nyaris nol. Bahkan kenaikan kecil sekalipun menandai pergeseran struktural dalam kondisi pendanaan.

Yang lebih penting, langkah ini mengubah ekspektasi pasar.

Jika pelaku pasar percaya Jepang memasuki siklus pengetatan bertahap, mereka tidak menunggu. Eksposur risiko akan dipangkas lebih awal.

Antisipasi tersebut saja sudah cukup untuk memicu aksi jual di berbagai aset berisiko global. Bitcoin merasakan dampaknya lebih cepat karena diperdagangkan tanpa jeda dan bereaksi lebih cepat dibanding saham atau obligasi.

Sponsored
Sponsored

Bagaimana Pengetatan BoJ Picu Likuidasi Bitcoin

Penurunan tajam Bitcoin jarang terjadi hanya karena penjualan spot. Leverage adalah pemicunya.

Sikap hawkish BoJ bisa menguatkan yen dan mendongkrak kenaikan yield (imbal hasil) global, yang secara bersamaan menekan aset berisiko.

Setelah itu, Bitcoin tergelincir menembus level teknikal kunci. Ini penting karena pasar kripto sangat bergantung pada perpetual futures dan margin.

Saat harga anjlok, posisi long berbasis leverage menyentuh ambang likuidasi. Exchange secara otomatis menjual kolateral untuk menutup kerugian.

Aksi jual paksa ini menyeret harga turun lebih dalam dan memicu likuidasi lanjutan dalam efek berantai.

Inilah sebabnya peristiwa makro kerap terlihat seperti krisis khusus kripto. Guncangan awal datang dari suku bunga dan nilai tukar.

Sponsored
Sponsored

Gelombang berikutnya berasal dari struktur leverage pasar kripto itu sendiri.

Apa yang Trader Pantau Jelang Keputusan BoJ

Risiko BoJ biasanya meningkat sebelum pengumuman resmi. Trader memantau sejumlah sinyal peringatan dini:

  • Penguatan yen, yang menandakan carry trade mulai dibongkar
  • Kenaikan yield obligasi, yang memperketat kondisi keuangan
  • Penurunan funding rate atau open interest, yang menunjukkan leverage mulai keluar
  • Support Bitcoin utama jebol, yang bisa memicu likuidasi besar-besaran

Tak berhenti di situ, nada komunikasi BoJ juga krusial. Kenaikan suku bunga dengan pesan dovish dapat menenangkan pasar.

Sebaliknya, sinyal hawkish berpotensi memperpanjang tekanan jual.

Singkatnya, Bank of Japan penting karena mengendalikan salah satu sumber utama likuiditas global. Ketika likuiditas tersebut menyusut, Bitcoin sering kali menjadi aset pertama yang menanggung dampaknya.

Bagaimana pendapat Anda tentang signifikansi Bank of Japan atas harga Bitcoin (BTC) ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi. Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

Disponsori
Disponsori