Trusted

Akankah Artificial Intelligence (AI) Gantikan Peran Manusia dalam Dunia Kerja?

12 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Artificial intelligence atau AI telah berkembang pesat dalam hal kemampuan dan kemudahan penggunaannya selama beberapa tahun terakhir ini. Namun, muncul pertanyaan, apakah AI akan menggantikan peran manusia? Dengan bantuan alat seperti Midjourney dan ChatGPT, kini siapa pun bisa membuat esai, artikel, seni, dan berbagai bentuk ekspresi lainnya tanpa perlu keterampilan konvensional.

Namun, nyatanya pengaruh AI tak hanya terbatas pada penciptaan konten saja. Saat ini, AI tengah merambah ke banyak sektor, mulai dari layanan restoran dan kurir hingga perusahaan besar. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi pekerjaan apa saja yang berkembang di era AI dan pekerjaan apa saja yang berpotensi terancam akibat AI.

Revolusi AI: Dinamika Pekerjaan di Era yang Serba Otomatis

Menurut OpenAI (kreator ChatGPT) dan University of Pennsylvania, otomatisasi bisa mengancam setara dengan 300 juta pekerjaan penuh waktu. Riset yang dilakukan pada tahun 2023 ini menunjukkan bahwa sekitar 80 persen tenaga kerja di AS bisa merasakan dampaknya pada setidaknya 10 persen dari tugas-tugas mereka.

Akibatnya, skenario yang beberapa tahun lalu hanya muncul dalam alur cerita film fiksi ilmiah atau terlihat sebagai bagian dari masa depan yang jauh, kini dengan cepat menjadi kenyataan. Mulai dari fenomena deepfake hingga jurnalisme yang didukung oleh AI, artificial intelligence (AI) kini sudah mulai mengubah dunia. Namun, bagaimana hal itu bisa terjadi?

Generative AI AI'S impact on productivity
Dampak adopsi AI terhadap produktivitas tenaga kerja | Sumber: Goldman Sachs

Cara Kilat Raih Pekerjaan Impian Anda dalam 2-3 Bulan!

Temukan Pekerjaan Impian Anda

Papan Lowongan Kerja Be[in]Crypto

Pembelajaran Mesin dan AI

Machine learning atau pembelajaran mesin bertanggung jawab atas sebagian besar disrupsi ini karena memungkinkan mesin untuk menganalisis data dan meniru beberapa tugas tertentu yang biasanya dilakukan oleh manusia. Teknologi ini telah digunakan sejak akhir tahun 90-an, seringkali dimanfaatkan untuk tugas-tugas sederhana seperti mengurutkan surat dan menilai aplikasi pinjaman serta risiko kredit.

Namun, siapa yang menyangka, dalam beberapa tahun belakangan, machine learning telah mampu melakukan tugas-tugas yang jauh lebih kompleks. Aplikasi atau penerapannya meliputi pengurutan RNA hingga pengembangan vaksin dengan memanfaatkan algoritma, dan pemodelan ucapan manusia.

Dalam sebuah makalah penelitian yang diterbitkan oleh University of Oxford pada tahun 2017, sekelompok pakar AI dari Future of Humanity Institute di Oxford University memprediksi beberapa tonggak pencapaian dalam kemajuan AI. Sebagian besar menunjukkan bahwa pada tahun 2026 kelak, mesin akan mampu menulis esai sekolah. Adapun prediksi lainnya meliputi truk swakemudi yang dapat menggantikan pengemudi pada tahun 2027. Tak berhenti sampai di situ, riset ini juga meramal bahwa AI bakal menggantikan peran manusia dalam berbagai posisi ritel pada tahun 2031 mendatang.

Sementara itu, sebuah studi yang diselenggarakan oleh PwC yang bertajuk “PwC’s Global Artificial Intelligence Study: Exploiting the AI Revolution” memproyeksikan bahwa pada tahun 2030, adopsi artificial intelligence (AI) yang luas dapat menggenjot perekonomian global hingga US$15,7 triliun. Tak ayal, kemajuan-kemajuan ini menawarkan peluang yang luar biasa bagi umat manusia, namun juga menimbulkan sejumlah risiko.

Daftar Industri yang Adopsi Otomatisasi Pekerjaan dan AI

AI modern telah memberikan dampak signifikan pada berbagai industri yang mengandalkan model berbasis data. Maka tak heran pula, perusahaan-perusahaan raksasa; seperti Google, Amazon, Microsoft, dan Apple telah rela menggelontorkan investasi bernilai miliaran dolar setiap tahunnya untuk pengembangan artificial intelligence (AI) dan otomatisasi.

Di samping itu, beberapa universitas dilaporkan juga sudah mulai mengintegrasikan AI ke dalam proses pembelajaran mereka. Bahkan, kini, Departemen Pertahanan AS sudah semakin terlibat dalam upaya pengembangan AI. Sementara beberapa industri baru mulai menjajaki AI, industri lainnya—termasuk sektor keuangan dan ritel—sudah lebih maju dalam penerapannya.

Sejatinya, AI memang menawarkan banyak sekali keuntungan, mulai dari meningkatkan efisiensi di berbagai industri, menyederhanakan proses, hingga memangkas biaya. Meskipun demikian, risiko yang ada juga tak bisa dianggap remeh. Hilangnya pekerjaan menjadi kekhawatiran yang nyata akibat otomatisasi dan AI mengambil alih tugas-tugas rutin, sehingga berpotensi berdampak pada berbagai industri dan tingkat keahlian yang berbeda. Selanjutnya, masalah privasi juga muncul akibat pengawasan dan pengumpulan data bertenaga AI. Masalah ini menimbulkan pertanyaan tentang keamanan informasi pribadi. Selain itu, dilema etis juga mencuat, terutama yang berkaitan dengan keputusan penting yang dibuat oleh sistem otonom dalam situasi kritis.


Ancaman terhadap Pekerjaan: Apakah AI Akan Menggantikan Peran Manusia?

“Untuk mengotomatisasi pekerjaan berbasis pengetahuan, Anda tidak perlu robot atau mesin yang mahal, yang Anda perlukan hanyalah perangkat lunak, sebuah algoritma. Itulah yang khususnya menjadi fokus ChatGPT.”

Martin Ford, Futuris Amerika

Nyatanya, saat ini kemanusiaan telah melangkah terlalu jauh dengan pengembangan AI dan otomatisasi, sehingga membuka era baru kemajuan dan inovasi teknologi. Sejauh ini, kita tahu bahwa teknologi-teknologi ini berpotensi menggantikan banyak pekerja manusia. Namun, bagaimana dengan sektor pekerjaan itu sendiri?

Kekhawatiran Seputar Potensi AI

Pada inti dari perdebatan ini, mencuat serangkaian kekhawatiran yang valid tentang dampak artificial intelligence (AI), serta potensinya untuk menggantikan pekerja manusia. Berikut ini adalah beberapa butir kekhawatiran utama yang telah kami rangkum:

  • Hilangnya pekerjaan: Kekhawatiran yang paling mendesak berkitar pada hilangnya pekerjaan. Tidak sedikit yang merasa takut bahwa seiring dengan semakin canggihnya sistem AI, mereka akan serta-merta mengambil alih tugas dan peran yang saat ini dilakukan oleh manusia.
  • Ketimpangan ekonomi: Kekhawatiran akan ketimpangan ekonomi erat kaitannya dengan hilangnya pekerjaan. Jika AI menggantikan pekerjaan manusia dengan laju yang cepat, maka ada risiko bahwa individu dan komunitas tertentu akan tertinggal. Ini kemudian juga akan berujung pada kian parahnya ketimpangan pendapatan serta disparitas sosial ekonomi.
  • Hilangnya sentuhan manusia: Sejumlah peran faktanya masih memerlukan sentuhan manusia, rasa empati, dan kecerdasan emosional, yang tentunya sulit untuk ditiru oleh AI. Namun, meningkatnya penggunaan AI dalam peran seperti layanan kesehatan dan perawatan mungkin akan mengakibatkan hilangnya sentuhan personal yang hanya bisa diberikan oleh manusia.

Data tentang Pekerjaan yang Rentan Tergantikan AI

AI berpotensi untuk menggantikan manusia dalam pekerjaan berikut ini
Pekerjaan manusia yang berisiko digantikan oleh AI | Sumber: The Economist

Otomatisasi tugas kini juga mulai mengancam pekerjaan kerah biru (blue-collar) dan kerah putih (white-collar). Robotika semakin mengambil alih pekerjaan manual yang biasanya dilakukan oleh pekerja kerah biru. Sementara AI dan perangkat lunak yang canggih mulai melakukan tugas-tugas yang biasanya hanya dikerjakan oleh pekerja kerah putih.

Berikut adalah daftar pekerjaan yang paling rentan terhadap perubahan yang didorong oleh AI:

Manufaktur dan Tugas yang Berulang

Pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan tugas rutin dan berulang di lantai pabrik, seperti pekerjaan di lini perakitan dan kontrol kualitas, berisiko tinggi terkena otomatisasi pekerjaan. Amazon adalah contoh yang tepat untuk hal ini. Selama satu dekade terakhir, perusahaan ini telah mengerahkan lebih dari 500.000 robot gudang seluler, sementara juga merekrut lebih dari satu juta pekerja manusia dalam kurun waktu yang sama. Tujuannya, untuk menangkal anggapan terkait otomatisasi kerja dan penggantian tenaga kerja manusia.

Selain itu, raksasa teknologi ini juga telah menjalankan uji coba pada robot penjepit dan penggenggam untuk pemenuhan kebutuhan e-commerce (niaga elektronik/niaga-el).

Entri dan Analisis Data

Dalam sebuah acara Ted Talk pada tahun 2016 silam, Anthony Goldbloom menyatakan bahwa mesin akan melampaui kinerja manusia:

“Kita tidak punya kesempatan [untuk] bersaing melawan mesin dalam tugas yang repetitif dan berjumlah besar.”

Anthony Goldbloom

Pekerjaan yang berfokus pada entri data dan analisis data yang sederhana faktanya sangat rentan terhadap otomatisasi. Kemampuan AI untuk memproses data secara cepat dan akurat nantinya juga berpotensi mengurangi permintaan atas campur tangan manusia dalam tugas-tugas repetitif semacam ini. Namun, penting untuk disadari pula bahwa AI sejauh ini belum terampil dalam pemahaman yang rumit dan interpretasi tingkat tinggi. Kabar baiknya adalah bahwa peran-peran yang berpusat pada analisis lanjutan, pengambilan keputusan, dan intuisi manusia akan tetap tak tergantikan.

Jurnalis

AI Journalists AI Jobs Crypto Jobs

Algoritma jurnalisme otomatis dapat menghasilkan artikel berita berdasarkan data dan templat, yang berpeluang memengaruhi beberapa jenis jurnalisme, seperti berita olahraga atau jurnalisme keuangan. Beberapa portal dan organisasi media telah menggunakan AI dan otomatisasi untuk membantu atau mendukung proses jurnalistik mereka.

Misalnya seperti Reuters, yang menggunakan AI dan otomatisasi untuk menghasilkan berita tentang topik-topik seperti laporan keuangan. Sementara itu, BBC News Lab telah bereksperimen dengan pembuatan konten yang berbasis AI untuk membuat ringkasan berita dan berita otomatis untuk topik-topik tertentu.

Di sisi lain, Forbes juga telah menggunakan alat bantu AI bernama Bertie untuk membantu para jurnalis mereka dalam menyarankan ide topik dan menemukan wawasan berbasis data untuk artikel mereka.

Programmer dan Coder

Sama halnya dengan entri dan analisis data, pemrograman dasar dan coding kemungkinan besar akan tergantikan oleh AI. Berdasarkan sebuah studi yang dilakukan bersama oleh Microsoft dan MIT, pengembang atau developer perangkat lunak yang menggunakan Copilot dapat menulis kode 55% lebih cepat dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang menggunakan metode coding tradisional.

Pekerjaan-pekerjaan ini kemungkinan besar akan bergeser ke arah pemantauan artificial intelligence (AI), bukan pemrograman dan coding. Di antara pengembang perangkat lunak yang mempertahankan posisi mereka, banyak yang akan beralih ke peran seperti “insinyur prompt” — individu yang mahir dalam membuat prompt (sebutan perintah untuk AI) terbaik untuk aplikasi coding otomatis.

Pemasar

Lanskap untuk pemasar konten kini tengah berkembang pesat. Namun, meskipun ChatGPT saat ini merupakan alat terdepan, rombongan alat-alat AI dan platform pembuatan konten baru, termasuk ClickUp, Jasper.ai, dan Synthesia, juga mulai menunjukkan taring mereka di industri ini.

Di bidang marketing lainnya, alat marketing dan platform analitik berbasis AI dapat mengotomatiskan tugas-tugas seperti penargetan iklan, rekomendasi konten, dan analisis data, sehingga berpotensi mengurangi kebutuhan akan upaya marketing manual.

Seperti halnya programmer dan pekerjaan lain yang tidak memerlukan keterampilan tingkat tinggi, AI kemungkinan besar akan memengaruhi bentuk konten berkualitas rendah. Bisnis dan organisasi semakin mengintegrasikan AI untuk mengoptimalkan operasi dan mengurangi biaya overhead yang terkait dengan posisi entry-level.

Tom Davenport: The AI Advantage

“Bisnis dan organisasi yang sukses dengan [dukungan] AI adalah mereka yang berinvestasi secara konsisten, melampaui hype, menemukan kecocokan yang baik antara masalah bisnis mereka dengan kemampuan AI, dan mengambil pandangan jangka panjang.”

Tom Davenport: The AI Advantage

Layanan Pelanggan

Peran layanan pelanggan tradisional seringkali melibatkan penanganan pertanyaan-pertanyaan dasar, memberikan dukungan rutin, dan menjawab pertanyaan yang sering diajukan. Meskipun penting, tugas-tugas ini bisa sangat memakan waktu dan kerap memerlukan perwakilan layanan pelanggan untuk mengikuti respons yang sudah dituliskan.

Sementara itu, banyak peran layanan pelanggan yang dapat diotomatisasi melalui chatbot dan asisten virtual, terutama yang melibatkan pertanyaan dan dukungan dasar. Sistem AI ini tersedia 24/7 dan dapat menangani pertanyaan dalam jumlah besar dengan efisien dan lebih cepat.

Desain Grafis

Generator NFT Gratis – Chain GPT

Buat NFT Anda secara gratis dalam 30-60 detik

Dengan memanfaatkan AI dalam dunia desain, alat ini dapat dengan cekatan menghasilkan gambar dan ilustrasi yang disesuaikan dari input pengguna hanya dalam hitungan detik, mencerminkan kemahiran ChatGPT dalam pembuatan teks untuk domain visual. Dengan kata lain, alat seperti DALL-E 2 dan Midjourney dapat dengan mudah menggantikan desain dasar seperti logo, ilustrasi, iklan, dan materi branding.

Namun, akan selalu ada pasar untuk karya yang lebih canggih. Hal ini karena seniman grafis manusia mampu menghadirkan perspektif yang unik, inovasi, dan kemampuan untuk membuat desain khusus yang disesuaikan dengan klien dan proyek tertentu yang mungkin tidak dapat ditiru oleh mesin.

Bersiap untuk Sambut Perubahan: Belajar dan Meningkatkan Keterampilan (Upskilling)

Alih-alih hanya fokus pada berkurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia, kita perlu menyadari bagaimana AI dapat meningkatkan produktivitas manusia dan melahirkan peluang kerja baru.

Pekerjaan yang dulunya dianggap stabil sekarang sedang didefinisikan ulang atau sepenuhnya diganti. Perubahan mendasar ini membutuhkan respons proaktif dari para pencari kerja dan para profesional. Untuk itu, kemampuan beradaptasi menjadi landasan bagi ketahanan karier seseorang.

Sekarang ini tidak lagi cukup hanya mengandalkan keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh selama pendidikan formal atau tahap awal karier. Namun, proses belajar yang dilakukan sepanjang hayat dan peningkatan keterampilan secara konsisten telah menjadi strategi penting untuk tetap relevan di era AI.

Julia Motorina, Head of Talent BeInCrypto

Seperti yang disebutkan oleh Motorina, perjalanan pembelajaran seumur hidup dan peningkatan keterampilan bagi para pencari kerja dan para profesional dimulai dengan perubahan pola pikir. Ini adalah tentang menyadari bahwa adaptasi bukanlah peristiwa yang terjadi sekali saja, melainkan sebuah proses yang berkelanjutan. Selain itu, ini juga tentang mencari peluang pendidikan, baik melalui kursus formal, platform online, atau pengalaman di tempat kerja, untuk memperoleh dan menyempurnakan keterampilan yang selaras dengan tuntutan era AI. Berikut ini cara melakukannya:

  • Tetap terinformasi: Lakukan riset secara rutin tentang tren industri dan pekerjaan, teknologi baru, dan dampak AI di bidang Anda.
  • Carilah umpan balik: Bersikaplah terbuka terhadap masukan atau umpan balik dari para profesional SDM dan pemberi kerja mengenai kesenjangan keterampilan dan area yang perlu ditingkatkan jika Anda bekerja untuk sebuah perusahaan.
  • Berkolaborasi: Rangkullah kolaborasi dengan sistem dan alat bantu AI, manfaatkan kemampuannya untuk meningkatkan produktivitas pribadi Anda.
  • Jaringan dan mentor: Penting juga untuk terhubung dengan mentor dan rekan kerja yang dapat memberikan panduan dan wawasan tentang pasar kerja yang terus berkembang.

Sinergi antara Wawasan Manusia dan Solusi AI

Keniscayaan AI dan kemajuan teknologi yang belum pernah terjadi sebelumnya bukan hanya tentang manusia yang beradaptasi dengan AI atau AI yang menggantikan peran pekerjaan yang ada. Namun, ini adalah tentang kekuatan luar biasa yang muncul ketika keduanya dapat berkolaborasi secara efektif.

Pada intinya, bagaimana manusia dan mesin dapat saling melengkapi? Manusia membawa kreativitas, kecerdasan emosional, intuisi, dan kemampuan pemecahan masalah yang kompleks. Sebaliknya, AI unggul dalam memproses data dalam jumlah besar secara akurat, melakukan tugas-tugas berulang tanpa lelah, dan mengekstraksi wawasan dari kumpulan data yang kompleks dengan kecepatan kilat.

Kiat-Kiat dalam Dunia Nyata untuk Sukses di Era AI

Jadi, bagaimana cara Anda dapat beradaptasi dan berkembang secara efektif dalam lanskap yang terus berkembang ini yang dibentuk oleh AI dan otomatisasi?

Kiat agar tetap sukses di tengah ancaman AI akan menggantikan pekerjaan manusia
  1. Terapkan prinsip pembelajaran seumur hidup: AI terus berkembang, dan begitu juga Anda. Belajar untuk bekerja dengan alat bantu desain yang didukung oleh AI dapat meningkatkan keterampilan Anda jika Anda seorang desainer grafis. Situs web seperti Coursera dan Udemy menawarkan kursus tentang berbagai topik terkait AI, dan seringkali mereka punya jadwal yang fleksibel, sehingga lebih mudah untuk mengembangkan keterampilan sambil bekerja.
  2. Temukan spesialisasi Anda: AI tidak dapat menggantikan pengalaman dan minat unik Anda. Bahkan, AI dapat memperkuatnya. Misalnya, jika Anda adalah seorang spesialis marketing konten, Anda bisa fokus pada pemanfaatan alat bantu AI untuk menganalisis perilaku dan preferensi pengguna, sehingga membantu Anda membuat konten yang sangat personal dan menarik.
  3. Diversifikasi keahlian: Pasar kerja saat ini menghargai fleksibilitas. Belajarlah untuk beradaptasi dan mendiversifikasi keahlian Anda. Misalnya, jika Anda adalah perwakilan layanan pelanggan, menguasai pengelolaan chatbot yang didukung AI dapat membuat Anda lebih berharga bagi organisasi Anda.
  4. Tetap jadi pribadi yang terinformasi: Terus ikuti perkembangan industri dan tren pekerjaan. Mengikuti publikasi industri dan menghadiri webinar atau konferensi juga dapat membuat Anda tetap terinformasi.
  5. Beradaptasi dan lakukan pivot: Jangan takut untuk melakukan pivot atau banting setir. Jika peran Anda menjadi otomatis, pertimbangkan untuk mengalihkan keahlian Anda ke bidang yang terkait namun tidak dapat diotomatisasi. Misalnya, beralih ke analisis data bisa menjadi langkah cerdas jika Anda bekerja di bagian entri data.

AI adalah Ancaman Sekaligus Peluang

Sulit untuk memastikan sejauh mana AI akan menggantikan peran manusia. Meskipun perubahan adalah hal yang tak bisa dihindari, namun cara kita beradaptasi dengan perubahan tersebut adalah sebuah pilihan. Revolusi AI sedang membentuk kembali dunia kita. Seiring dengan pembelajaran mesin, otomatisasi, dan teknologi inovatif lainnya yang mengubah rutinitas sehari-hari kita, lanskap pekerjaan pun akan berevolusi. Kendati perubahan ini membawa ketidakpastian, namun hal ini juga membawa peluang yang tak tertandingi. Di era yang penuh dengan perubahan ini, kita harus tetap gesit, terus meningkatkan keterampilan, dan selalu mengikuti perkembangan terbaru. Jadi, marilah kita rangkul perubahan, terbuka untuk menjelajahi jalur baru, dan ingatlah: tidak ada kata terlambat untuk mengubah haluan karier Anda.


Pertanyaan yang Sering Ditanyakan

Benarkah AI akan menggantikan semua pekerjaan manusia?

Bagaimana cara saya mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan yang akan dibawa AI ke dalam pekerjaan saya?

Pekerjaan apa yang paling rentan terhadap otomatisasi yang didukung oleh AI?

Industri apa saja yang paling terdampak oleh AI dan otomatisasi?

Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi. Prioritas kami adalah menyediakan informasi berkualitas tinggi. Kami meluangkan waktu untuk mengidentifikasi, meriset, dan membuat konten edukasi yang sekiranya dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami menerima komisi dari para mitra kami untuk penempatan produk atau jasa mereka dalam artikel kami, supaya kami bisa tetap menjaga standar mutu dan terus memproduksi konten yang luar biasa. Meski demikian, pemberian komisi ini tidak akan memengaruhi proses kami dalam membuat konten yang tidak bias, jujur, dan bermanfaat.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan Web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori