Trusted

Perbandingan Memecoin Dogecoin (DOGE) vs Shiba Inu (SHIB), Mana Lebih Baik?

6 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Pendatang baru di dunia crypto biasanya mengenal Dogecoin dan Shiba Inu, dua token yang berdasarkan meme anjing di internet dengan popularitas tinggi. Dogecoin (DOGE) adalah cryptocurrency favorit dari salah satu orang terkaya di dunia, Elon Musk. Sedangkan, Shiba Inu (SHIB) merupakan cryptocurrency yang terkenal dengan komunitasnya yang solid.

Kedua meme coin ini sangat kompetitif dalam hal jangkauan pasar dan perkembangan blockchain. Belum lama ini, Shiba Inu mengguncang dunia crypto dengan teknologi NFT dan metaverse-nya. Shiba Inu bermitra dengan brand haute couture John Richmond. Hasil dari kolaborasi ini nya, kampanye The Legends Live Forever oleh John Richmond akan meluncurkan 10.000 NFT dalam versi fisiknya. 

Di sisi lain, Dogecoin adalah salah satu koin meme tertua di pasaran. DOGE meluncur pada tahun 2013 untuk mengkritik tingginya jumlah cryptocurrency baru yang memasuki pasar. DOGE pun mampu mengembangkan komunitas kuat yang bertahan selama bertahun-tahun sebagai salah satu crypto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar. 

Bagaimana perbandingan antara DOGE vs. SHIB? Mari kita bahas dalam artikel ini.

Apa Itu Shiba Inu (SHIB)?

Game Shiba Eternity Siap Meluncur di Kancah Global, Simak Cara Mainnya! | Shiba Inu

Shiba Inu adalah jenis anjing asli Jepang yang juga menjadi simbol Dogecoin. Ekosistem Shiba Inu berdasar pada prinsip-prinsip panduan yang tertera dalam “woof paper“. Ini adalah white paper versi ‘anjing’ yang menyoroti garis besar dan roadmap proyek cryptocurrency

Pada tahun 2020, orang atau grup anonim bernama Ryoshi membuat token SHIB untuk melanjutkan rangkaian cryptocurrency meme anjing. Token itu sukses pada tahun 2021, dan secara resmi menjadi saingan Dogecoin, serta mengalahkan dan memimpin Floki Inu, Akita Inu, dan Dogelon Mars.

SHIB adalah token ERC-20 berbasis Ethereum. Alasan pemilihan Ethereum daripada platform lain karena termasuk aman, mapan, dan memungkinkan desentralisasi yang sebenarnya.

Kemudian, popularitas dan kesuksesannya terutama mendapat dukungan dari komunitas cryptocurrency besar pendukung SHIB, yang bernama ShibArmy, dan influencer online yang membantu mengerek harga koin. 

Akun Twitter resmi SHIB memiliki pengikut 2,2 juta orang, lebih banyak dari koin teratas lainnya seperti Solana (1 juta pengikut) atau Cardano (1,1 juta pengikut), atau bahkan Ethereum (1,9 juta pengikut). 

Dalam rentang satu tahun, dari Agustus 2020 — ketika cryptocurrency meluncur — hingga Oktober 2021, koin SHIB naik secara luar biasanya. Harga koin SHIB meroket dari level terendah $0,000000000056 ke level tertinggi sepanjang masa $0,00008616, atau 150 juta persen.

Di sisi lain, token SHIB telah dianggap sebagai cryptocurrencypump and dump’, yang bisa naik dan turun cepat hanya karena rumor di pasar. Sebab, secara umum sulit bagi pengguna di dunia nyata untuk memahami kegunaannya. Namun, situs webnya menyebutkan bahwa token Shiba Inu adalah “Token Meme Terdesentralisasi yang Berevolusi menjadi Ekosistem yang Hidup”. 

Apa Itu Dogecoin (DOGE)?

Spekulasi terkait Elon Musk & Vitalik Buterin Bikin Dogecoin (DOGE) Tembus US$0,10

Dogecoin (DOGE) adalah cryptocurrency open source peer-to-peer. Meluncur pada Desember 2013, token dengan gambar anjing Shiba Inu sebagai logonya ini mendapat pandangan dari komunitas crypto sebagai altcoin.  

Blockchain Dogecoin memiliki kelebihan dengan teknologi dasarnya yang berasal dari Litecoin. Fitur penting dari Dogecoin, yang menggunakan algoritma scrypt, adalah harganya yang murah dan persediaan yang tidak terbatas.

Jackson Palmer, seorang manajer produk di Sydney, Australia, yang bekerja untuk Adobe Inc., menciptakan Dogecoin pada tahun 2013 sebagai cara untuk menyindir hype seputar cryptocurrency. Setelah menerima umpan balik dan minat positif di media sosial, dia membeli domain dogecoin.com.

Lalu, Palmer mendapat bantuan dari Billy Markus, seorang pengembang perangkat lunak di IBM, yang ingin membuat mata uang digital tetapi kesulitan mempromosikan usahanya. Markus bekerja sama dengan Palmer untuk membangun perangkat lunak di balik Dogecoin.

Kode Dogecoin berbasis dari Luckycoin milik Markus yang berasal dari Litecoin, dan awalnya menggunakan konsep hadiah acak untuk penambangan blok. Hal itu berubah menjadi konsep hadiah statis pada Maret 2014. Dogecoin menggunakan teknologi script Litecoin dan merupakan koin Proof-of-Work (PoW).

Palmer dan Markus meluncurkan koin tersebut pada 6 Desember 2013. Dua minggu kemudian pada 19 Desember, nilai Dogecoin melonjak 300%, seiring kebijakan China yang melarang banknya berinvestasi dalam cryptocurrency.

Tokenomics DOGE vs SHIB

Kondisi Pasar Futures Shiba Inu (SHIB) Lahirkan Prospek Buruk

Saat ini, ada lebih dari 132,6 miliar DOGE, dan jumlahnya terus bertambah, dengan 100% dari total pasokan yang beredar. Sebanyak 5 miliar DOGE dicetak setiap tahun, sesuai dengan inflasi 3,87%. Jumlah itu sebenarnya lebih rendah dibandingkan dengan inflasi cryptocurrency lainnya. 

Seiring berlalunya waktu, persentase itu sebenarnya akan semakin rendah karena 5 miliar DOGE baru akan mewakili rasio yang lebih kecil dari total pasokan. Saat peluncuran, Dogecoin telah melalui proses yang wajar tanpa tahap pra-penjualan atau penjualan pribadi, sehingga setiap koin tersedia untuk umum.

Sementara itu, Shiba Inu berbeda dari Dogecoin berdasarkan desain dan tokenomics. Dogecoin lebih mirip Bitcoin, sedangkan Shiba Inu lebih mirip Ethereum. 

Mengapa perbandingan tersebut? Bitcoin tidak memiliki fitur smart contract, sedangkan Ethereum kompatibel dengan smart contract. Karena Shiba Inu dirancang pada blockchain Ethereum, maka Shiba Inu dapat bekerja dengan smart contract.

Kemudian, dari sisi tokenomics, SHIB mengklaim bersifat deflasi. Aspek ini berbanding terbalik dengan Dogecoin yang bersifat inflasi. Pasalnya, tim proyek Shiba Inu menerapkan mekanisme burning token secara berkala. Tapi, perlu kita ingat bahwa SHIB memiliki total pasokan token yang jumlahnya hingga 1 kuadriliun.

Mekanisme Burning Dogecoin vs Shiba Inu

BabyDogeCoin Burn 4 Kuadriliun Token, Komunitas: "Masih Kurang!"

Dalam sebuah proposal berjudul “The Great Burn” yang dipresentasikan pada 23 Oktober, Dogechain Foundation berencana ‘membakar’ 80% dari total pasokan token resminya. Jika ini terjadi, itu akan menjadi salah satu burning terbesar dari pasokan token apa pun dalam sejarah. Dan komunitas telah mendapat proposal untuk memilih langkah tersebut.

Konsensus dari komunitas DOGE menunjukkan bahwa mayoritas sebenarnya mendukung burning. Cuitan di Twitter baru-baru ini mengungkapkan bahwa ambang batas suara yang diperlukan telah tercapai dengan 550 juta suara sudah masuk dan 99,9% mendukung burning 80% dari pasokan.

Sementara itu, mekanisme burning Shiba Inu adalah membakar jutaan token dengan tiga alamat khusus seperti token ke alamat genesis dan dua dead wallet. Investor crypto dan SHIBArmy berharap mekanisme burning Shiba Inu ini akan membantu meningkatkan permintaan sembari mengurangi pasokan cryptocurrency.

Awalnya, 50% tokennya terkunci di Uniswap, dan 50% dikirim ke alamat dompet Vitalik Buterin, salah satu pendiri Ethereum. Namun, publik mempertanyakan desentralisasi SHIB. Tidak lama kemudian, Buterin membakar sekitar 40% token dan mengirimkan sekitar 66 triliun SHIB ke India Covid Relief Fund.

Hal ini nantinya bisa menaikkan harga token dan mendorong keuntungan yang cukup. Selain itu juga dapat memberikan stabilitas yang cukup terhadap status di pasar cryptocurrency yang sangat fluktuatif.

Mekanisme burning Shiba Inu akan menjaga harga sebagai lindung nilai terhadap penurunan drastis nilai dolar AS. Dengan demikian, SHIB Army bisa mengambil strategi burning ini untuk mengurangi kemungkinan penurunan harga dalam waktu dekat.

Mereka telah menghabiskan sekitar US$25.000 melalui 260 miliar token Shiba Inu hingga mencapai harga US$0,00002445 dengan peningkatan sebesar 5,22% dan kapitalisasi pasar sebesar US$13,45 miliar. Pasokan totalnya adalah satu kuadriliun dengan suplai yang beredar sebesar 549,14 triliun. Sementara itu, 410,32 triliun token Shiba Inu habis terbakar.

Namun, banyak yang tidak dapat mengatakan langkah apa yang akan diambil Shiba Inu dari sini. Sebab, ada dua token utilitas pendukung di ekosistem Shiba Inu, yakni LEASH dan BONE.

Perbandingan Roadmap Dogecoin dan Shiba Inu

Melalui situs resmi Dogecoin Foundation, developer DOGE mempublikasi roadmap terbaru untuk tahun 2022. Ini adalah roadmap pertama sejak peluncuran blockchain dan proyek Dogecoin sekitar delapan tahun yang lalu.  

Tak hanya peluncuran roadmap, Dogecoin melakukan beberapa pembaruan terhadap situsnya, termasuk adanya kolom jawaban pertanyaan atau FAQ. Adapun pembaruan yang bakal muncul adalah menciptakan libdogecoin, sebuah penyimpanan data untuk developer membangun proyek dan produk terkait DOGE.

Selanjutnya, penciptaan Dogecoin Standard akan mempermudah adopsi developer ke dalam blockchain Dogecoin yang baru. Gabungan antara libdogecoin dan Dogecoin Standard bakal mempermudah developer melalui penyediaan kumpulan panduan dan “contekan” untuk menciptakan proyek dari beberapa bahasa pemrograman.

Di sisi lain, Shiba Inu tidak memiliki roadmap resmi, tapi proyek ini memiliki beberapa rencana yang telah terbuka kepada publik. Mayoritas investor Shiba Inu sedang menunggu dua proyek utama, yaitu Shibarium L2 dan proyek Doggy DAO.

Shibarium adalah layer 2 atau lapisan kedua dari jaringan Shiba Inu, yang bakal mempermudah transaksi dengan biaya yang lebih rendah dan lebih cepat, terutama jika dibandingkan dengan Ethereum.

Berikutnya adalah Doggy DAO, yang merupakan decentralized autonomous organization atau organisasi penjaga sistem tata kelola dan desentralisasi di Shiba Inu. Rencana awalnya, DAO ini telah rilis pada 31 Desember 2021, tetapi masih dalam tahap awal sehingga masih banyak penyesuaian.

Kesimpulan

Melihat perbandingan dari dua koin meme ini, bisa terlihat bahwa DOGE terkenal sebagai pionir, sementara SHIB adalah versi yang memiliki utilitas lebih luas. Namun, trader perlu ingat bahwa token meme memiliki kecenderungan harga yang fluktuatif dan bergantung pada ‘hype’ pasar.

Ada baiknya, sebelum memasukkan token meme ke dalam portofolio, lakukan riset yang cukup mendalam. Pasalnya, dalam setiap strategi investasi perlu adanya riset dan perencanaan alokasi portofolio yang baik. Ingat, menaruh semua telur dalam satu keranjang bukanlah hal yang bijaksana.

Pertanyaan yang sering ditanyakan

Apa itu meme coin?

Apa kegunaan Dogecoin?

Shiba Inu masuk jaringan apa?

Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi. Prioritas kami adalah menyediakan informasi berkualitas tinggi. Kami meluangkan waktu untuk mengidentifikasi, meriset, dan membuat konten edukasi yang sekiranya dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami menerima komisi dari para mitra kami untuk penempatan produk atau jasa mereka dalam artikel kami, supaya kami bisa tetap menjaga standar mutu dan terus memproduksi konten yang luar biasa. Meski demikian, pemberian komisi ini tidak akan memengaruhi proses kami dalam membuat konten yang tidak bias, jujur, dan bermanfaat.

foto-profil-hanum.png
Hanum Dewi
Hanum Dewi adalah seorang penulis dengan spesialisasi pada topik bisnis, keuangan, dan investasi. Dengan latar belakang pendidikan di bidang komunikasi dan pengalaman 8+ tahun di pasar modal, Hanum juga melakukan riset untuk membuat konten yang menarik dan informatif di berbagai topik. Melengkapi kemampuan menulisnya, dia juga selalu mengikuti tren dan perkembangan terbaru di industri cryptocurrency, DeFi, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori