Trusted

Berapa Target Harga Bitcoin (BTC) saat Halving 2024?

3 mins
Oleh Ali Martinez
Diterjemahkan Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Rasio fee-to-reward Bitcoin memberikan wawasan tentang keberlanjutan jaringan Bitcoin.
  • Siklus historis seringkali sejalan dengan peristiwa halving, dan hal ini memengaruhi harga BTC.
  • Agenda halving tahun 2024 dapat menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam valuasi Bitcoin.
  • promo

Seiring dengan semakin dekatnya agenda halving Bitcoin pada tahun 2024, para investor kini mulai bertanya-tanya mengenai potensi dampaknya pada harga BTC.

Petunjuk berharga tentang arah pergerakan harga Bitcoin di masa depan dapat diperoleh dengan memeriksa rasio fee-to-reward dan siklus akumulasi serta distribusi historisnya.

Rasio Fee-to-Reward BTC

Rasio fee-to-reward adalah indikator penting yang memberikan gambaran tentang proporsi biaya transaksi yang relatif terhadap total reward miner. Istilah fees-to-reward ini sendiri merujuk pada kombinasi dari reward blok dan biaya transaksi.

Rasio ini memberikan wawasan tentang keberlanjutan finansial jaringan Bitcoin. Di dalamnya, rasio ini menunjukkan sejauh mana biaya transaksi berkontribusi pada pendapatan miner. Karena berkurangnya reward blok dari waktu ke waktu akibat peristiwa halving Bitcoin, biaya transaksi menjadi sumber pendapatan yang semakin penting bagi para miner.

Bitcoin BTC Fees-to-Reward Ratio
Rasio Fee-to-Reward Bitcoin | Sumber: CryptoQuant

Rasio fee-to-reward yang lebih tinggi menunjukkan bahwa biaya transaksi menyumbang persentase yang lebih besar dari pendapatan para miner. Hal ini penting untuk menjaga keamanan dan stabilitas jaringan ketika reward blok semakin berkurang.

Di sisi lain, rasio yang lebih rendah menunjukkan bahwa para miner lebih mengandalkan reward blok sebagai sumber pendapatan mereka.

Hubungan antara Biaya Transaksi dan Harga Bitcoin (BTC)

Rasio fee-to-reward mungkin memiliki hubungan tidak langsung dengan harga Bitcoin.

Persentase yang lebih tinggi pada rasio tersebut menunjukkan jaringan Bitcoin yang sehat dan berkelanjutan. Dan hal ini dapat meningkatkan kepercayaan diri para investor serta permintaan untuk BTC, yang pada akhirnya bisa mendorong kenaikan harga Bitcoin.

Sebaliknya, rasio fee-to-reward yang lebih rendah dapat menandakan ketergantungan yang lebih besar pada reward blok sebagai sumber pendapatan para miner. Seiring dengan turunnya reward blok dari waktu ke waktu akibat peristiwa halving, rasio yang lebih rendah dapat menimbulkan kekhawatiran tentang keberlanjutan jangka panjang jaringan.

Misalkan saja, pendapatan miner tidak mencukupi untuk menutupi biaya operasional mereka. Maka dalam hal ini, mereka mungkin terpaksa harus menjual kepemilikan BTC mereka supaya tetap bisa bertahan. Akibatnya, hal ini dapat meningkatkan tekanan jual di pasar dan berpotensi menyebabkan penurunan harga Bitcoin.

Bitcoin BTC Miner Reserves
Cadangan Miner Bitcoin | Sumber: CryptoQuant

Namun, perlu dicatat bahwa rasio fee-to-reward hanyalah salah satu faktor yang memengaruhi harga Bitcoin. Faktor lainnya, seperti sentimen pasar, kondisi makroekonomi, dan perkembangan regulasi, juga dapat memainkan peran penting dalam menentukan harga BTC.

Prediksi Harga Bitcoin pada Halving 2024

Kinerja Bitcoin di awal tahun 2023, dengan peningkatan sebesar 84% year-to-date dan korelasi yang melemah dengan indeks Nasdaq 100, telah membuka jalan bagi analisis on-chain yang menarik menjelang peristiwa halving pada 2024.

Bitcoin vs. Nasdaq YTD Performance
Performa Bitcoin vs. Nasdaq YTD | Sumber: TradingView

Siklus akumulasi dan distribusi historis serta rasio fee-to-reward dapat membantu memproyeksikan arah harga Bitcoin di masa depan.

Kalangan investor institusional secara historis cenderung memfavoritkan siklus akumulasi, sedangkan siklus distribusi didorong oleh permintaan ritel. Siklus-siklus ini seringkali sejalan dengan peristiwa halving Bitcoin, dengan siklus akumulasi biasanya muncul mendahului halving.

Rasio fee-to-reward dapat menjadi alat proyeksi yang berguna untuk mengetahui pergeseran antara siklus-siklus ini, karena rasionya cenderung melonjak sebelum setiap siklus distribusi muncul.

Sementara itu, karena rasio fee-to-reward mulai melonjak lagi, hal ini mungkin menunjukkan bahwa pasar telah kembali memasuki siklus akumulasi. Hal ini mengingatkan kita pada siklus akumulasi pada 2019 dan 2020, di mana rasio tersebut meningkat sebelum terjadinya reli harga yang signifikan.

Bitcoin Fees-to-Reward Ratio.
Rasio Fee-to-Reward Bitcoin | Sumber: CryptoQuant

Berdasarkan model tahun 2019, arah harga saat ini menunjukkan bahwa Bitcoin berpeluang mencapai US$46.092 pada musim panas tahun 2023.

Namun, target sebenarnya terletak pada agenda halving yang akan datang. Menurut jadwal, agenda ini akan berlangsung pada tanggal 6 April 2024. Peristiwa halving ini akan meningkatkan kelangkaan Bitcoin lebih lanjut dengan mengurangi reward blok dari 6,25 menjadi 3,125.

Setelah nantinya sukses mencapai target harga sebesar US$46.092, bukanlah hal yang mustahil bagi Bitcoin untuk mencapai valuasi US$100.000 pasca-halving 2024. Pasalnya, reward blok yang berkurang akan membuat BTC semakin langka dan berpotensi meningkatkan jumlah permintaan.

Bagaimana pendapat Anda tentang dampak agenda halving 2024 pada harga Bitcoin? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Oktober 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | Oktober 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | Oktober 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan Web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori