Kembali

Bitcoin Terancam Anjlok Jika Penutupan Pemerintah AS Berjalan Panjang

sameAuthor avatar

Ditulis & Diedit oleh
Adi Wiratno

07 Oktober 2025 14.13 WIB
Tepercaya
  • Di tengah tutupnya pemerintah AS, Bitcoin terus melakukan reli tanpa adanya dukungan fundamental yang kuat.
  • Jika tutupnya pemerintahan AS berjalan panjang dan memicu gelombang PHK besar-besaran, pasar bisa bergeser ke mode risk-off dan level support psikologis di US$100.000 akan menjadi area harga yang krusial.
Promo

Harga Bitcoin (BTC) kembali mencetak level tertinggi (ATH) baru di kisaran US$126.000. Mengacu pada CoinGecko, Bitcoin pada pagi tadi sempat menyentuh level US$126.080 sebelum akhirnya kembali terkoreksi ke kisaran US$124.600. Tetapi pakar mulai mewanti-wanti terhadap aksi harga BTC yang naik tanpa dasar yang kuat. Karena kondisi itu biasanya adalah sebuah indikator bahwa Bitcoin siap untuk tergelincir dari posisinya saat ini.

Di tengah kebuntuan anggaran yang menyebabkan tutupnya pemerintahan Amerika Serikat (AS), kinerja Bitcoin terus menunjukkan tajinya. Mengingat sebelumnya aset kripto nomor wahid itu juga sempat mencetak level tertinggi di level US$125.000 pada Minggu.

Laporan terbaru dari JPMorgan mengungkap bahwa Bitcoin masih memiliki ruang kenaikan lanjutan sekitar 40% menuju US$165.000. Pandangan itu bersandar pada metode perbandingan volatilitas terhadap emas.

Sponsored
Sponsored

Namun demikian, Analis Reku, Fahmi Almuttaqin mengingatkan bahwa reli yang terjadi saat ini cukup menarik. Karena aktivitasnya muncul di tengah tutupnya pemerintahan AS yang sudah berjalan selama 2 pekan.

Di sisi lain, shutdown pemerintah AS juga membuat data ekonomi lembaga pemerintah menjadi tertunda. Sehingga sebagian investor memandang bahwa keadaan ini menjadi pemicu impuls likuiditas positif bagi The Fed melonggarkan kebijakan moneternya.

“Pasar tampak menilai bahwa shutdown tidak akan berlangsung lama atau menimbulkan risiko ekonomi sistemik. Sentimen “no data, no problem” mencerminkan optimisme investor bahwa ketiadaan rilis data makro dapat memperkuat peluang The Fed melanjutkan pelonggaran suku bunga,” kata Fahmi melalui keterangan resmi.

Bitcoin Terancam Anjlok

Tetapi di balik hal itu juga terdapat ancaman yang harus diwaspadai oleh pelaku pasar. Karena lanjut Fahmi, jika shutdown berlangsung panjang dan memicu PHK di sektor publik secara besar-besaran, maka risiko arus kas keluar dari pasar mungkin juga dapat meningkat.

Dalam analisisnya, reli agresif tanpa dukungan fundamental yang kuat berpotensi memicu koreksi tajam. Karena jika dorongan aliran dana melemah, atau jika shutdown AS berkepanjangan hingga memicu tekanan fiskal dan sosial, dan inflasi naik lebih tinggi dari ekspektasi, pasar bisa bergeser ke mode risk-off. Dalam skenario seperti itu, level support psikologis di US$100.000 akan menjadi area harga yang krusial.

Sementara di pasar saham, menguatnya pasar di tengah penundaan rilis data ekonomi resmi akan menciptakan risiko mispricing. Yakni kondisi di mana pasar bisa terlalu optimistis tanpa dasar data aktual. Bila laporan lapangan kerja yang tertunda nanti menunjukkan pelemahan tajam, atau inflasi meningkat signifikan, aksi profit taking bisa meningkat.

Bagaimana pendapat Anda tentang ancaman terhadap Bitcoin yang berisiko membuat harga anjlok? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Penyangkalan

"Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi. Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris."