Harga Bitcoin (BTC) anjlok hampir 5% pada Selasa (4/11), memunculkan kekhawatiran di kalangan analis bahwa aset kripto terbesar di dunia ini tengah mendekati breakdown teknikal yang mirip dengan awal siklus bear sebelumnya.
Para ahli mewanti-wanti, bila harga BTC gagal untuk segera merebut kembali level US$102.000. Maka itu akan secara signifikan meningkatkan risiko crash pasar.
SponsoredGaris Konfirmasi Bear Market
Julio Moreno, Kepala Riset di platform data on-chain CryptoQuant, menyatakan lewat akun X miliknya pada Rabu bahwa harga Bitcoin kini telah tergelincir di bawah Moving Average (MA) 365-hari.
MA 365-hari memiliki signifikansi khusus dalam analisis teknikal pergerakan harga historis Bitcoin. Moreno menekankan kekuatan prediktifnya, dengan menyebut, “Itu adalah konfirmasi terakhir dimulainya bear market tahun 2022.”
Analisis grafik mengungkap bahwa terakhir kali harga Bitcoin terjun di bawah MA 365-hari adalah pada Desember 2022. Saat itu, harga sempat mencoba memantul kembali ke atas garis tersebut pada Maret 2023, namun gagal menembusnya — kegagalan itu pun memicu tren turun sepanjang tahun yang dikenal sebagai “crypto winter”.
Pelemahan brutal Bitcoin di bawah MA 365-hari pada Maret 2023 kemudian menandai akhir resmi dari bear market tersebut. Setelah breakout itu, harga BTC bergerak sideways selama sekitar satu tahun sebelum akhirnya memulai tren naik yang perkasa di akhir 2023.
SponsoredMA Jadi Support Kritis di Tengah Tren Bullish
Selama fase bull run, Moving Average (MA) 365-hari secara konsisten berperan sebagai level support utama bagi harga Bitcoin.
- Pada Agustus 2024, tekanan ekonomi makro akibat aksi jual masif Yen carry trade memicu crash tajam sebesar 10% hanya dalam satu hari. Beruntung, harga Bitcoin menemukan support kuat di MA 365-hari dan kemudian kembali reli.
- Pola mekanisme support yang sama juga terlihat pada April 2025, setelah pasar mengalami volatilitas akibat tarif dagang yang diberlakukan oleh Presiden Trump.
Pola tersebut menegaskan bahwa koreksi harga sementara biasanya akan memantul kembali dalam tren naik yang sehat dan memperoleh support di sekitar MA 365 hari.
Menurut Julio Moreno, saat ini MA 365 hari berada di kisaran US$102.063. Ia memberikan peringatan tegas terkait prospek jangka pendek: “Harga harus segera kembali menembus level tersebut.”
Pernyataan ini sejalan dengan metrik ‘Top Buyers Cost Basis Distribution’ yang baru-baru ini dikutip oleh Glassnode. Metrik tersebut mengevaluasi kondisi pasar berdasarkan harga rata-rata akuisisi Bitcoin dari para pembeli dengan harga tertinggi.
Saat ini, harga rata-rata akuisisi untuk 25% pembeli dengan biaya tertinggi berada di sekitar US$100.000. Menariknya, harga Bitcoin belum pernah turun di bawah level tersebut dalam dua tahun terakhir.
Bagaimana pendapat Anda tentang harga Bitcoin yang baru saja pancarkan sinyal bear market terbesar sejak 2022 di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!