Sejak beberapa hari ke belakang, harga Bitcoin (BTC) betah mendekam di bawah US$100.000. Pada perdagangan hari ini, sang jawara kripto itu masih bertahan di level US$94.167, yang memperlihatkan penurunan harga sebesar 11,7% dalam 7 hari terakhir.
Jika ditelisik lebih jauh, ambruknya harga BTC di bawah US$100.000 berlangsung tidak lama setelah The Fed mengumumkan pemangkasan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke level 4,25% – 4,50%. Hal itu menjadi menarik, karena sebenarnya kondisi itu sebenarnya sudah diantisipasi oleh pasar, namun tetap saja harga BTC terus mengalami penurunan.
Merespons hal itu, trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menuturkan, pernyataan kontroversial dari Jerome Powell terkait BTC dan aset kripto lainnya membuat kondisi semakin buruk. Ketika itu Powell menyebut bahwa Bank Sentral Amerika Serikat (AS) tidak mendukung kepemilikan Bitcoin dalam jumlah besar, dan menekankan bahwa setiap perubahan hukum terkait kripto merupakan putusan Kongres, dan bukan dari The Fed.
“Setelah pernyataan tersebut, harga Bitcoin turun lebih dari 6,5%. Jatuh di bawah US$100.000 setelah sebelumnya berada di kisaran US$108.000. Situasi itu juga terjadi pada aset kripto lainnya,” jelas Fyqieh melalui keterangan resmi.
Pernyataan tersebut membuat investor khawatir bahwa kebijakan The Fed ke depannya tidak mampu mengakomodasi kripto. Di sisi lain, hal itu juga mendorong semakin tingginya ketakutan terhadap potensi penjualan BTC oleh pemerintah AS di tengah rendahnya permintaan ETF BTC spot.
Dalam analisanya, setidaknya terdapat beberapa faktor yang memengaruhi pergerakan harga Bitcoin dalam jangka pendek. Adalah profit taking, arus keluar ETF Bitcoin spot dan juga efek dari relasional Natal.
Jika ternyata arus keluar ETF meningkat, maka harga BTC akan semakin sulit untuk pulih ke level US$110.000.
Tren Historis Santa Claus Rally Hanya Ilusi?
Tetapi jika dilihat secara historis, Fyqieh menuturkan terdapat potensi Santa Claus Rally bisa terjadi di minggu menjelang dan sesudah Natal. Tetapi lagi-lagi, reli harga yang bersifat cyclical itu tidak konsisten dan tergantung pada kondisi pasar secara keseluruhan.
Secara historis, Bitcoin telah mengalami Santa Claus Rally sebanyak tujuh kali dalam sepuluh tahun terakhir. Ketika itu, tingkat keuntungan rerata mencapai 1,23% sebelum Natal dan 1,29% setelah Natal.
“Meskipun potensi Santa Claus Rally ada, investor perlu berhati-hati karena reli ini bukanlah pola yang konsisten. Investor sebaiknya memperhatikan data on-chain, sentimen pasar, dan kebijakan makroekonomi sebelum membuat keputusan,” pungkasnya.
Bagaimana pendapat Anda tentang pergerakan harga Bitcoin dan potensi Santa Claus Rally yang terjadi dalam waktu dekat ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.