Harga Bitcoin (BTC) rupanya butuh waktu untuk bisa kembali mengunjungi rekor tertingginya yang tercapai belum lama ini. Harga aset kripto ini sekarang bertengger di angka US$66.000.
Namun, harga Bitcoin masih rentan terhadap aksi jual investor yang sekaligus bisa mengakibatkan penurunan harga.
Aksi Akumulasi Bitcoin
Harga Bitcoin saat ini nampaknya dipengaruhi oleh aksi dari para bull dan bear, seperti yang terlihat dari tindakan mereka. Adapun saldo crypto exchange yakni grafik yang melacak pergerakan BTC yang masuk dan keluar dari wallet crypto exchange.
Selama beberapa bulan terakhir, investor terpantau lebih berfokus pada strategi akumulasi. Hal ini terbukti dari turunnya pasokan secara konsisten di crypto exchange. Kemudian, tren ini berlanjut selama akhir pekan, yaitu ketika investor memborong sebanyak 9.000 BTC senilai hampir US$600 juta.
Adapun salah satu faktor kunci yang mendorong langkah akumulasi ini adalah peristiwa halving yang terlaksana pada akhir pekan lalu. Terlebih, antisipasi seputar supply squeeze alias keterbatasan pasokan diramal juga mampu mengerek harga Bitcoin naik lebih tinggi. Pada gilirannya, kondisi ini akan memantik investor untuk terus menambahkan BTC ke wallet mereka.
Walaupun reli potensial ini bakal bergulir secara moderat, kalangan investor berusaha untuk memanfaatkannya semaksimal mungkin.
Selanjutnya, peluang kenaikan harga juga terpancar pada Exponential Moving Average (EMA). Moving average ini bersama-sama membentuk sebuah pola golden cross potensial. Menariknya, pola ini belum pernah terlihat lagi dalam dua bulan terakhir.
Pada grafik empat jam, EMA 50 hari dan 200 hari nyaris bertemu. Adapun sokongan lebih lanjut dari para investor dapat mendorong EMA 50 hari untuk melintasi EMA 200 hari. Aksi ini sekaligus bakal menandai terbentuknya golden cross. Sebagai informasi, golden cross sendiri dianggap sebagai sinyal akan potensi tren naik.
Jika skenario ini benar-benar terjadi, artinya harga BTC sudah tak jauh lagi dengan targetnya.
Perjalanan Harga BTC Bidik US$70.000
Harga Bitcoin pada saat publikasi berkisar di bawah angka US$66.000. Tren naik ini diramal akan terus berlanjut. Ini tak lain adalah berkat optimisme investor yang seolah tiada habisnya terhadap aset kripto ini.
Adapun sikap bullish ini berpotensi mendongkrak harga BTC naik. Namun, agar bisa kembali ke level support yang krusial di area US$70.000, harga Bitcoin perlu mengubah level US$66.900 menjadi support. Dengan begitu, aset digital ini pada akhirnya dapat menembus level resistance US$68.500 untuk meraih target US$70.000.
Di sisi lain, apabila investor justru memutuskan untuk menjual aset, harga Bitcoin bisa kembali tergelincir.
Ditambah, peluang untuk aksi jual juga tinggi. Hal ini sebagaimana terlihat pada indikator Divergensi Alamat Aktif Harian (DAA). Adapun divergensi atau perbedaan ini terjadi ketika harga aset kripto melenceng dari jumlah alamat aktifnya. Dengan demikian, hal ini mengindikasikan adanya potensi ketimpangan antara valuasi pasar dengan tren penggunaan jaringan.
Ketika harga naik namun partisipasi menurun, indikator ini menunjukkan sinyal jual. BTC dapat terpukul jika banyak investor memutuskan untuk menjual untuk mencairkan profit mereka. Hal ini bisa membuat harga Bitcoin kehilangan support US$63.724, bahkan berpotensi menukik ke level US$61.000. Akibatnya, skenario bullish akan terbukti tidak valid.
Bagaimana pendapat Anda tentang target harga Bitcoin (BTC) berikutnya? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.