Teror yang terjadi pada salah satu sekolah internasional di kawasan Jakarta Barat, North Jakarta Intercultural School (NJIS) memperlihatkan sisi lain dari mata uang kripto. Laporan menyebutkan, bahwa lembaga pendidikan swasta bertaraf global itu mendapatkan ancaman bom pada Rabu dini hari tadi melalui pesan singkat. Ironisnya, pelaku meminta tebusan senilai US$30.000 atau sekitar Rp497,62 juta dan dikirim ke alamat wallet Bitcoin miliknya.
Tidak tunggu lama, pihak sekolah langsung menghubungi kepolisian untuk mendapatkan tindak lanjut. Melalui penelusuran oleh pihak berwajib yang melibatkan Unit Jibom Gegana Polda Metro Jaya, polisi tidak menemukan adanya benda-benda yang mencurigakan.
Penyisiran dilakukan di bagian lantai dasar dan juga luar sekitar sekolah itu. Menariknya, dalam waktu yang sama, sekolah internasional lainnya, Jakarta Nanyang School serta Mentari Internasional School (MIS) juga mendapatkan ancaman serupa.
SponsoredPelaku mengirimkan pesan dan surat elektronik ke pihak sekolah sembari menyebut bahwa terdapat bom yang siap meledak dalam waktu 45 menit.
“Pesan ini untuk semua orang, kita telah memasang bom di sekolah kalian. Bom tersebut mulai dalam 45 menit. Bila kamu tidak setuju untuk membayar kami senilai US$30.000 ke alamat Bitcoin kami,” tulis laporan.
Bitcoin dan Kejahatan
Meskipun tidak menemukan adanya benda asing mencurigakan, teror yang memanfaatkan Bitcoin itu makin menunjukkan bahwa pelaku kejahatan juga terus memperbarui wawasannya di ruang kripto.
Pelaku sepertinya berupaya memanfaatkan anonimitas dari jaringan kripto untuk menyamarkan identitas dan jejak keuangannya. Ditambah, pelaku sepertinya juga memanfaatkan bullrun yang terjadi di pasar kripto kali ini untuk mendulang keuntungan lebih.
Teror yang mengincar Bitcoin ini mengingatkan akan aksi perampokan di Bali yang juga mengincar aset kripto.
Pada akhir tahun lalu, sekelompok orang yang dalam dugaan adalah WNA Rusia memberhentikan kendaraan seorang warga negara asing (WNA) asal Ukraina dan menculiknya ke suatu tempat di wilayah Badung. Korban dipaksa untuk memberikan akun kripto miliknya dan merampok aset kripto senilai lebih dari Rp3,4 miliar.
Bagaimana pendapat Anda tentang teror yang mengancam sekolah internasional dan mengincar Bitcoin ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!