Bagi banyak investor, 2025 nampaknya menjadi tahun yang sangat optimistis untuk pasar kripto secara umum. Namun, pada hari pertama, Bitcoin (BTC) menghadapi tekanan jual yang intens, yang menimbulkan kekhawatiran tentang kemampuan mata uang kripto utama ini untuk menembus di atas US$95.000.
Dalam analisis ini, BeInCrypto memeriksa prospek harga jangka pendek Bitcoin menggunakan indikator kunci.
Investor Bitcoin Ragukan Reli Berkelanjutan
Setelah pemilu AS pada November 2024, Indeks Premium Coinbase Bitcoin naik menjadi 0,14. Indeks Premium Coinbase mengukur apakah terdapat tekanan beli yang kuat di antara investor AS atau mereka justru menjualnya dalam volume besar.
Nilai tinggi, seperti yang terjadi pada bulan November, menunjukkan tekanan jual yang kuat. Namun, pada waktu publikasi, indeks telah turun ke -0,22, level terendah dalam 12 bulan terakhir. Penurunan signifikan ini menunjukkan bahwa investor Bitcoin di AS menjual aset mereka.
Meski begitu, harga Bitcoin diperdagangkan pada US$95.318, mewakili kenaikan ringan sebesar 2,06% dalam 24 jam terakhir. Namun, jika investor terus melepaskan BTC mereka, tren ini mungkin berubah, dan harga mata uang kripto bisa turun lebih rendah.
Menyusul perkembangan ini, analis kripto Burak Kesmeci menuturkan bahwa bisa menjadi sulit bagi harga Bitcoin untuk naik.
“Tren semacam ini dapat menciptakan lingkungan yang menantang untuk pemulihan harga jangka pendek Bitcoin kecuali kita melihat perubahan dalam kondisi ekonomi makro atau minat baru dari pembeli institusional atau ritel,” kata Kesmeci melalui CryptoQuant.
Indikator lain yang mendukung pandangan ini adalah harga — divergensi Daily Active Addresses (DAA). Metrik ini mengukur hubungan antara keterlibatan pengguna pada blockchain dan aksi harga.
Ketika positif, ini menunjukkan bahwa partisipasi pengguna telah meningkat, yang optimistis untuk mata uang kripto. Sebaliknya, pembacaan negatif menunjukkan penurunan keterlibatan pengguna, yang pada gilirannya, bearish.
Seperti yang ditunjukkan di atas, divergensi DAA harga Bitcoin turun menjadi 231%, menunjukkan yang terakhir. Jika tren ini berlanjut, kemungkinan BTC diperdagangkan di bawah angka US$95.000 bisa semakin kuat.
Prediksi Harga BTC: Berisiko Berada di Bawah US$90.000
Meskipun BTC baru-baru ini meningkat, Exponential Moving Average (EMA) menunjukkan bahwa kenaikan baru-baru ini mungkin tidak bertahan lama. EMA adalah indikator teknis yang mengukur arah tren relatif terhadap harga.
Ketika EMA miring di atas harga, tren adalah bearish. Namun ketika harga berada di atas indikator, tren adalah bullish. Pada waktu publikasi, harga Bitcoin berada di bawah 20 EMA (biru), menunjukkan bahwa nilai mata uang kripto mungkin terus menurun.
Jika kripto gagal naik di atas 20 EMA dan tekanan jual Bitcoin meningkat, maka harga bisa turun ke US$85.851. Namun, jika investor AS berkontribusi pada tekanan beli Bitcoin, tren ini mungkin berubah. Dalam skenario itu, nilai koin bisa melonjak ke US$108.398.
Bagaimana pendapat Anda tentang prospek harga Bitcoin (BTC) ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
