Bitcoin siap menguji level US$130.000 dalam waktu dekat. Sinyal teknis menunjukkan bahwa aset kripto nomor wahid itu sampai saat ini masih mampu membuktikan kekuatannya dengan terus bertahan di atas level US$120.000. Jika Bitcoin mampu menembus US$124.850, maka peluang untuk menuju US$130.000 menjadi terbuka lebar.
Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menjelaskan, secara teknikal, Bitcoin sempat menembus level tertinggi mingguan di US$126.198 sebelum akhirnya terkonsolidasi di kisaran US$122.000 atau sekitar Rp2,01 miliar.
SponsoredNah indikator MACD positif (+941) menandakan bahwa momentum bullish masih bertahan. Sementara metrik lainnya, RSI berada di angka 64,9 menunjukkan bahwa pasar belum jenuh beli.
“Area support penting berada di US$119.500. Bertepatan dengan level Fibonacci 50%, Sementara resistensi kuat di US$124.850 bisa menjadi konfirmasi potensi kenaikan menuju US$130.000 jika berhasil tertembus,” jelasnya melalui keterangan resmi.
Ia menilai, volatilitas rendah yang terlihat pada Bollinger Band Squeeze justru menjadi sinyal menarik. Karena artinya, pasar tengah memasuki fase konsolidasi sehat. Namun demikian, Fyqieh memperingatkan, kegagalan mempertahankan level US$119.500 bisa memicu koreksi jangka pendek hingga menyentuh level US$117.000.
Meski momentum Bitcoin positif, analis tetap memperingatkan risiko eksternal. Mulai dari lonjakan harga emas hingga US$4.000 per ons dan peringatan analis veteran Peter Brandt soal potensi “puncak siklus” menunjukkan bahwa aset lindung nilai sedang menjadi pusat perhatian investor global.
Dalam catatannya, kunci penggerak Bitcoin ke depan ada pada keseimbangan antara kebijakan The Fed dan kekuatan inflow ETF. Jika The Fed menunda pemangkasan suku bunga, arus masuk ETF harus tetap kuat agar tren bullish tidak kehilangan momentum.
Kebijakan Ekspansi AS Bakal Jadi Bahan Bakar Utama dalam Siklus Bullish BTC
Pada hari ini, harga Bitcoin (BTC) sempat naik 0,64% dalam 24 jam terakhir ke kisaran US$122.275. Kondisi itu melanjutkan tren positif mingguan sebesar 3,07% dan 9,22% secara bulanan.
SponsoredKenaikan itu mendapatkan dorongan dari ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed. Serta meningkatnya permintaan institusional melalui ETF dan teknikal harga yang tetap terjaga di atas level support penting.
Menurut Fyqieh risalah rapat FOMC yang rilis pekan ini memperlihatkan sikap lebih dovish dari para pejabat The Fed. Sebagian besar peserta menilai bahwa pelonggaran kebijakan moneter “tepat dilakukan” untuk sisa tahun ini, dengan peluang 92,5% pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan 29 Oktober, menurut data CME FedWatch.
Langkah ini menyusul pemangkasan pertama tahun ini pada bulan September, di tengah tanda-tanda melemahnya pasar tenaga kerja dan stagnasi inflasi di atas target 2%. Investor menilai pelonggaran moneter ini akan melemahkan daya tarik dolar AS dan mendorong minat pada aset langka seperti Bitcoin.
“Kebijakan ekspansif Amerika Serikat, termasuk injeksi dana US$2,5 triliun melalui program Reverse Repo, akan menjadi bahan bakar utama siklus bullish Bitcoin berikutnya. Karena pelonggaran kebijakan moneter akan mengurangi daya tarik aset berbasis fiat dan memperkuat narasi Bitcoin sebagai aset lindung nilai terhadap pelemahan dolar AS. Seperti tahun 2020–2021, penurunan imbal hasil riil biasanya diikuti lonjakan permintaan kripto, khususnya BTC,” ungkapnya.
Institusi Makin Agresif Masuk Bitcoin
Di sisi lain, arus masuk ke ETF Bitcoin menunjukkan peningkatan signifikan. Data dari Bitwise menunjukkan total inflow mencapai US$22,5 miliar sepanjang sembilan bulan pertama 2025, dan diproyeksikan menembus US$30 miliar pada akhir tahun.
Sementara itu, Graniteshares telah mengajukan ETF Bitcoin dengan leverage 3x, dan Tether mengungkap kepemilikan 100.000 BTC, disusul Metaplanet yang menambah 797 BTC ke perbendaharaannya.
Fyqieh memperkirakan arus masuk ETF akan “mencetak rekor baru” di kuartal IV karena meningkatnya perhatian investor ritel dan institusi terhadap Bitcoin. Ia menilai tren ini memperlihatkan “pergeseran paradigma” di pasar keuangan global.
“Institusi kini tidak hanya melihat Bitcoin sebagai aset spekulatif, tapi juga sebagai cadangan nilai dan instrumen volatilitas terukur. Persetujuan ETF dengan leverage dapat memperkuat tren akumulasi institusi dan meningkatkan volume pasar spot,” pungkasnya.
Bagaimana pendapat Anda tentang prediksi yang menyebut bahwa Bitcoin siap menguji level US$130.000 dalam waktu dekat? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!