Chairman BitMine, Tom Lee, dan CIO Bitwise Asset Management, Matt Hougan, menyatakan bahwa Bitcoin (BTC) mungkin sudah mendekati bottom, bahkan bisa terjadi minggu ini.
Hal ini terjadi ketika Bitcoin memperpanjang tren turun hari Selasa (18/11), jatuh ke level terendah tujuh bulan selama jam perdagangan Asia pagi hari.
SponsoredApakah Bitcoin Siap untuk Rebound?
Selasa pagi, Bitcoin amblas di bawah US$90.000, memperdalam koreksi dua bulan lebih yang telah menghapus seluruh raihan reli tahun 2025. Aset kripto utama ini kini berada 29% di bawah all-time high (ATH) 6 Oktober.
Pada waktu publikasi, BTC bertengger di US$89.973, terkoreksi 5,47% dalam 24 jam. Koreksi ini mengguncang kepercayaan pasar dan mendorong sentimen ke level extreme fear.
Chairman BitMine, Lee, memaparkan bahwa penurunan terbaru di pasar kripto terutama dipicu oleh dua faktor utama. Yang pertama adalah peristiwa likuidasi besar-besaran pada 10 Oktober, yang ia sebut sebagai yang terbesar dalam sejarah industri.
Adapun faktor kedua adalah memuncaknya kecemasan investor menjelang pertemuan Federal Reserve (The Fed) pada Desember. Karena aset kripto dipandang sebagai aset risk-on, sinyal hawkish apa pun dari The Fed dapat mengguncang sentimen dan menekan harga.
Meski begitu, Lee mencatat munculnya tanda-tanda bahwa tekanan jual mulai melemah. Ia mengatakan kepada CNBC:
Sponsored“Saya pikir kabar baiknya adalah sudah muncul tanda-tanda kelelahan. Saya berbicara dengan Tom Demark dari Demark Analytics, dan menurutnya indikator menunjukkan potensi bottom yang bisa terjadi minggu ini.”
Hougan dari Bitwise sependapat, mengatakan ia “sepenuhnya” sepakat dengan penilaian Lee. Menurutnya, penurunan terbaru justru menawarkan peluang beli kuat bagi investor jangka panjang.
“Bitcoin adalah aset pertama yang mulai turun sebelum koreksi pasar yang lebih luas. Seperti canary in the coal mine yang menandakan risiko di aset risk-on lainnya. Saya pikir Bitcoin juga akan menjadi yang pertama mencapai bottom, dan saya setuju dengan Tom, kita sangat dekat ke titik itu. Ini menjadi peluang menarik bagi mereka yang berinvestasi untuk jangka satu tahun atau lebih,” paparnya.
Metrik on-chain dan teknikal turut menguatkan potensi bottom. Awal bulan ini, BeInCrypto melaporkan bahwa lebih dari 28% pasokan beredar Bitcoin berada dalam kondisi rugi.
Secara historis, level seperti ini sering menandai market bottom. Net Taker Volume juga memberikan sinyal serupa. Selain itu, death cross muncul di chart BTC ketika moving average 50 hari turun melewati moving average 200 hari.
“Kita semua tahu ‘death cross’ biasanya menandakan awal tren bearish. Tapi ironisnya, ketika memakai MA 50 dan MA 200, pola ini justru konsisten menandai bottom besar Bitcoin, pada 2023, 2024, dan awal tahun ini. Tidak mengatakan harga akan langsung terbang ke ATH baru, tetapi jika sejarah berulang, bottom lokal seharusnya sudah terbentuk dan recovery pump mungkin tinggal menunggu waktu,” ujar seorang analis.
Baik bottom yang terbentuk dalam waktu dekat maupun setelah periode konsolidasi, berbagai sinyal teknikal dan historis menunjukkan bahwa fase koreksi ini mungkin sudah mendekati akhir. Namun, kapan tepatnya pasar benar-benar mengonfirmasi pergeseran tren tersebut masih belum pasti.
Bagaimana pendapat Anda tentang analisis dan prediksi soal kapan munculnya titik bottom Bitcoin di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!