Jelang keputusan The Fed, harga Bitcoin (BTC) kembali mencetak tonggak penting. Jawara kripto itu menembus level US$114.000 atau sekitar Rp1,87 miliar setelah data indeks harga produsen (PPI) Amerika Serikat (AS) untuk Agustus turun tajam di bawah ekspektasi. Perkembangan itu meningkatkan keyakinan pelaku pasar bahwa Bank Sentral AS akan memangkas suku bunganya di September mendatang. Menariknya, kinerja positif itu juga digadang berpeluang menular ke token lainnya, BNB.
Secara historis, Bitcoin memang cenderung mengalami turbulensi jangka pendek setiap kali The Fed melakukan penurunan suku bunga. Hal itu akan diikuti dengan reli yang kuat dalam jangka panjang. Indikator Market Value to Realized Value (MVRV) dan Rasio Whale sudah mengonfirmasi pola itu.
SponsoredDi mana aksi jual awal dari investor besar biasanya akan memicu volatilitas, sebelum pasar masuk fase akumulasi.
Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur memandang, penurunan data inflasi PPI menjadi katalis kuat yang membuat investor kembali percaya diri terhadap prospek bullish Bitcoin. Namun demikian, investor tetap harus mewaspadai volatilitas jangka pendek jelang keputusan The Fed pekan depan.
- Baca Juga: Harap-Harap Cemas Jelang Keputusan The Fed
BNB Curi Perhatian
Selain Bitcoin, BNB ternyata juga berhasil menarik perhatian. Token tersebut sukses menembus US$904 atau sekitar Rp14,8 juta, mencetak rekor tertinggi sepanjang masa.
“Reli itu mendapat dorongan dari kesepakatan strategis antara Binance dan raksasa manajemen aset Franklin Templeton. Serta meningkatnya akumulasi BNB oleh institusi besar,” jelas Fyqieh.
Dalam analisisnya, BNB kini telah naik lebih dari 28% sejak awal tahun. Native token Binance Chain itu diproyeksi mampu menembus level psikologi US$1.400 jika tren positif ini berlanjut.
Indikator teknikal seperti RSI,MACD, serta moving average jangka menengah hingga panjang lanjut Fyqieh mendukung bahwa momentum bullish masih terbuka, meski ada potensi koreksi jangka pendek.
Sponsored“Adanya entri institusional serta akumulasi treasury BNB menambah kepercayaan terhadap aset ini sebagai aset utilitas dan penyimpan nilai. Resistensi psikologis dan teknikal di sekitar US$900 hingga US$920 sangat krusial. Jika gagal menembus dengan volume yang cukup, bisa terjadi pullback,” tambah Fyqieh.
DOGE dan SHIB Unjuk Gigi
Selain altcoin besar, deretan meme coin juga menunjukkan performa impresif dalam sepekan terakhir seiring meningkatnya euforia pasar. Dogecoin (DOGE) menjadi sorotan utama setelah harganya naik signifikan menjelang peluncuran ETF DOGE pertama, menembus level US$0,25 yang merupakan titik tertinggi sejak Mei.
Jika ETF tersebut mendapat sambutan positif, reli DOGE berpotensi berlanjut. Sementara itu, Shiba Inu (SHIB) berhasil menembus pola teknikal bullish dengan target resistensi di US$0,00001590, memperkuat sinyal tren naik jangka menengah.
Pepe (PEPE) juga tidak kalah menarik setelah berhasil breakout dari pola falling wedge, membuka peluang reli menuju US$0,00001335. Di sisi lain, Trump Coin (TRUMP) masih bergerak fluktuatif, namun pola double-bottom yang terbentuk memberikan prospek kenaikan hingga US$11,95, atau sekitar 37% lebih tinggi dari level saat ini.
Menurut Fyqieh, momentum meme coin tidak bisa lepas dari sentimen pasar makro.
“Ketika Bitcoin stabil di atas US$113.000 dan pasar menantikan pelonggaran kebijakan moneter, meme coin seperti DOGE dan SHIB mendapat dorongan dari spekulasi dan hype komunitas. Faktor eksternal seperti ETF dan tren politik juga menambah katalis unik bagi segmen ini,” pungkasnya.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!