Seiring semakin kuatnya adopsi kripto di tanah air, jalinan sinergisitas antar lembaga negara terus digalakkan. Terbaru, dua lembaga negara, yakni Badan Narkotika Nasional (BNN) dan juga Kejaksaan Agung (Kejagung) baru saja menggelar pertemuan untuk menentukan strategi dalam pemberantasan narkoba, dengan fokus utama pada tindak pidana pencucian uang (TPPU) dan aset kripto.
Melalui keterangan resmi, Kepala BNN Republik Indonesia (RI), Marthinus Hukom mengatakan bahwa terdapat jaringan narkoba yang beroperasi di wilayah perbatasan pulau. Mereka memegang kendali operasi dari Malaysia.
Jaringan itu menurut Marthinus, menggunakan sel-sel terputus untuk tidak terdeteksi. Sehingga memerlukan strategi khusus dalam penyelidikannya.
Dalam catatannya, kekuatan finansial para pelaku sangat kuat dengan nilai uang beredar mencapai Rp500 triliun. Kondisi itu memperlihatkan betapa besar kemampuan keuangan yang dimiliki oleh jaringan narkoba.
Bahkan jaringan yang baru ditangkap belum lama ini, terindikasi bersentuhan dengan kelompok bersenjata dan mantan narapidana kasus pidana yang terkait dengan pemindahan tempat sidang.
Bentuk Satgas Khusus Aset Kripto
Sementara itu, Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum (Jampidum), Asep Nana Mulyana mengatakan, audiensi ini menyoroti pentingnya penanganan tindak pidana pencucian uang dalam kasus narkoba.
Ia berharap agar Perma Nomor 13 tentang Perampasan Aset bisa menjadi landasan hukum yang kuat bagi penyidik untuk melaksanakan perampasan aset hasil kejahatan narkoba.
Dalam kesempatan yang sama, Asep juga menyebut bahwa aset kripto menjadi fokus perhatian dalam pertemuan kedua lembaga. Melihat semakin maraknya penggunaan aset kripto dalam transaksi ilegal, termasuk narkoba, Kejaksaan Agung berencana membentuk satuan tugas (satgas) khusus untuk menangani kasus terkait aset kripto.
“Khusus kripto sudah ada penambahan berupa UCID (unique customer ID) yang diakui secara internasional,” ungkap Asep.
Sebelumnya, Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri sudah berhasil mengungkap jaringan narkoba lintas negara yang beroperasi sejak 2017 hingga 2024 dengan nilai perputaran uang mencapai Rp2,1 triliun. Kelompok kejahatan tersebut diketahui menggunakan teknologi kripto untuk menyamarkan hasil aktivitas gelapnya.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
