Lihat lebih banyak

Cegah Praktik Insider Trading, Coinbase Terapkan Aturan Baru

2 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • CEO Coinbase, Brian Armstrong, menegaskan posisi perusahaan yang melawan tindakan insider trading terhadap token-token baru yang listing di bursa Coinbase.
  • Baru-baru ini, seorang influencer kripto menuding bahwa Coinbase melakukan insider trading usai mendaftarkan banyak token baru.
  • Di tahun 2018, Coinbase pernah mendapatkan tuduhan serupa yang berujung pada gugatan hukum. Namun, gugatan tersebut tak dilanjutkan, karena tuduhannya tidak terbukti.
  • promo

Pada hari Kamis (28/4), Coinbase mengatakan, mereka menerapkan langkah untuk memastikan bahwa token baru yang hendak didaftarkan (listing) di bursanya tidak bisa diketahui, sebelum benar-benar terdaftar. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk mencegah adanya insider trading dalam perusahaan.

Dalam sebuah kiriman blog, CEO Coinbase, Brian Armstrong, mengatakan bahwa pengguna tidak lagi bisa memastikan token apa yang hendak mereka daftarkan, baik dari aktivitas blockchain atau manipulasi perangkat lunak.

“Walau ini adalah data publik, ini bukanlah data yang bisa diakses dengan mudah oleh semua pengguna, jadi kami berusaha untuk menghilangkan kesenjangan informasi seperti ini,” tulisnya.

Insider trading sendiri adalah tindakan memanfaatkan keuntungan dari perolehan informasi eksklusif untuk memengaruhi harga saham ataupun aset kripto. Dalam UU Sekuritas Bursa 1934 bab 10(b) dan Aturan Komisi Sekuritas dan Bursa 10b-5 telah melarang perdagangan rahasia atas informasi internal perusahaan yang dimaksudkan untuk tetap berada dalam batas-batas kerahasiaan karyawan.

Ia juga berkomitmen untuk melacak kebocoran dari karyawan Coinbase dengan bantuan dari perusahaan forensik blockchain.

“Kami tidak memiliki toleransi untuk ini dan memonitornya, [serta] melakukan investigasi yang sesuai dengan law firm eksternal,” tegas Armstrong. Hal tersebut pun menjadi semakin penting, sebab altcoin telah menjadi mendominasi volume perdagangan Coinbase di kuartal IV tahun lalu.

“Bila investigasi-investigasi ini menemukan bahwa karyawan Coinbase membantu atau mendukung aktivitas jahat apa pun, karyawan tersebut segera diberhentikan dan dirujuk ke otoritas terkait,” pungkasnya.

Dituduh Lakukan Insider Trading setelah Listing 50 Token Baru

Baru-baru ini, pengguna Twitter menuduh Coinbase melakukan praktik insider trading, setelah ada pengumuman dari perusahaan bahwa mereka akan mendaftarkan 50 token baru ke dalam platform-nya.

“[Saya] menemukan sebuah alamat ETH yang membeli token [bernilai] ratusan ribu dolar, yang secara eksklusif tercantum dalam kiriman Coinbase Asset Listing sekitar 24 jam sebelum [kiriman] itu diterbitkan,” tulis salah seorang influencer kripto, Jordan Fish, melalui akun Twitter-nya pada 12 April 2022. Fish mengaku menuliskan cuitan itu setelah melihat data on-chain. Token-token yang dimaksud Fish, antara lain: Kromatika (KROM), RAC (RAC), dan Indexed (NDX).

Menanggapi cuitan tersebut, CSO Coinbase menuliskan bahwa “timnya” telah “melakukan investigasi sejak kemarin. Investigasi seperti ini tidaklah cepat atau sederhana, tapi penting untuk menentukan konteks seputar pergerakan on-chain tersebut. Transparansi juga adalah kunci, jadi ia akan membagikan penemuan apa pun sesegera mungkin”.

Coinbase Pernah Digugat atas Tuduhan Serupa

Pernyataan terbaru dari Brian Armstrong itu menegaskan pernyataan yang dibuat oleh juru bicara perusahaan sebelumnya, pada saat mereka menjadi pusat perhatian akibat sengketa hukum tahun 2018 lalu.

Kala itu, sang juru bicara mengatakan, “Kami tidak akan ragu melakukan terminasi [pada] karyawan atau kontraktor dan/atau mengambil tindakan hukum yang sesuai, apabila bukti menunjukkan kebijakan kami dilanggar.”

Dalam sebuah dokumen pengadilan yang muncul pada 1 Maret 2018, terungkap adanya gugatan perwakilan kelompok atau class-action lawsuit yang dilayangkan oleh Jeffery Berk kepada Coinbase. Penggugat menuduh bahwa Coinbase melakukan insider trading ketika listing Bitcoin Cash. Pasalnya, menurut penggugat, harga Bitcoin Cash melonjak menjelang pengumuman. Oleh karena itu, para penggugat pun menuduh perusahaan telah lalai atas hal ini.

Namun, berdasarkan laporan dari Fortune, beberapa bulan setelah gugatan diajukan, dua firma hukum yang menyelidiki masalah tersebut menyimpulkan bahwa tidak ada karyawan yang terlibat dalam insider trading yang menyebabkan lonjakan harga. Sehingga, akhirnya hakim pun menolak gugatan itu.

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

482684f67f7c6a6c68bb22d21073cef7?s=120&d=wp_user_avatar&r=g
David Thomas
David Thomas lulus dari Universitas Kwa-Zulu Natal di Durban, Afrika Selatan, dengan gelar kehormatan di bidang teknik elektronik. Dia bekerja sebagai insinyur selama delapan tahun, mengembangkan perangkat lunak untuk proses industri di perusahaan spesialis otomasi Afrika Selatan, Autotronix (Pty) Ltd, sistem kontrol pertambangan untuk AngloGold Ashanti, dan produk konsumen di Inhep Digital Security, sebuah perusahaan keamanan dalam negeri yang sepenuhnya dimiliki oleh konglomerat Swedia,...
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori