CEO BitMEX, Alexander Höptner, mengatakan bahwa Indonesia merupakan rumah bagi basis pengguna kripto terbesar ke-7 di dunia, dalam rangka memaparkan proyeksi perkembangan dunia kripto pada 2022.
Pernyataan CEO BitMEX selaras dengan data Global Crypto Adoption yang dibuat oleh TripleA bahwa pemilik kripto di Indonesia diketahui mencapai sebanyak 7,28 juta owner, menyumbang persentase 2,66% bagi total keseluruhan populasi di dunia kripto.
Namun, menurut data yang dihimpun Kemendag, terdapat 11,2 juta investor aset kripto di Indonesia pada akhir Desember 2021, dibandingkan pada awal tahun 2021 yang hanya berjumlah 3,6 juta investor.
Sementara transaksi aset kripto di Indonesia mencapai Rp859,4 triliun pada tahun 2021. Angka ini tumbuh 1.224,2% dibandingkan jumlah transaksi aset kripto di Tanah Air senilai Rp64,9 triliun pada tahun 2020.
BitMEX diketahui merupakan crypto exchange terbesar ke-19 berdasarkan volume transaksi derivatif. Angkanya tercatat lebih dari 951,3 juta USD atau sekitar Rp13,6 triliun dalam 24 jam terakhir, menurut CoinMarketCap.
Adapun pada 17 Februari 2022, mereka merilis prediksi dalam laporan yang berjudul Five Ways the World of Crypto Will Change in 2022.
Sebanyak 5 prediksi dilandaskan pada survei untuk mencari tahu apa yang akan terjadi selanjutnya dalam dunia kripto pada tahun 2022.
“Kami berharap survei kami dapat membantu komunitas kripto di Indonesia untuk menambah wawasan terkait masa depan industri ini dan untuk menemukan peluang baru,” kata sang CEO BitMEX, Alexander Höptner, pada 11 Maret 2022.
Wawasan industri mengenai mata uang kripto dan blockchain secara global berguna untuk membantu masyarakat luas agar lebih memahami dan dapat memanfaatkan teknologi revolusioner ini.
5 Proyeksi BitMEX tentang Perkembangan Dunia Kripto pada 2022
1. Lebih Banyak Perempuan Terjun ke Dunia Kripto
Secara global, perempuan hanya sekitar 5% dari total investor kripto, dibandingkan dengan sekitar 24% investor perempuan di pasar saham tradisional.
Revolusi kripto memiliki potensi untuk menciptakan ekosistem keuangan yang lebih inklusif, termasuk mempersempit kesenjangan gender dalam dunia kripto.
Dari 63% orang dewasa di Amerika Serikat (AS) yang diidentifikasi sebagai crypto-curious, lebih dari setengahnya merupakan perempuan. Artinya, para perempuan belum memiliki kripto tetapi ingin mempelajarinya lebih lanjut.
Tahun 2022 dinilai akan menjadi gelombang adopsi berikutnya yang datang dari kelompok ini. Akan ada lebih banyak perempuan yang terjun ke dunia kripto.
2. Perkembangan Solana Patut Dicermati
Solana masih memiliki ruang untuk berkembang meskipun harga token SOL telah naik lebih dari ratusan persen pada tahun 2021. Bahkan, Solana diprediksi dapat mengganggu dominasi Ethereum.
Laporan BitMEX menjelaskan bahwa Solana punya keunggulan utama yang memungkinkan transaksi lebih cepat dan lebih murah.
Solana dinilai dapat menantang semua protokol layer-one terkemuka lainnya yang mendukung smart contract termasuk Ethereum, Cardano, Avalanche, Polkadot, hingga Algorand.
3. Crypto Gaming Akan Booming
Game kemungkinan akan menjadi titik masuk bagi ratusan juta pengguna baru ke dunia kripto pada 2022 dan tahun-tahun mendatang.
Hal ini didasari pada perkiraan bahwa terdapat 3,2 miliar gamer di seluruh dunia dan para game developer yang telah memperjelas niat mereka untuk mengadopsi blockchain dan non-fungible token (NFT).
Kombinasi NFT dan native token memperkuat ekonomi game play-to-earn (P2E) seperti Decentraland, Axie Infinity, dan The Sandbox.
Adapun market cap dari native token yang menjadi tulang punggung bagi ekonomi dalam game P2E tersebut telah meroket pada tahun 2021 dan sekarang telah mencapai miliaran dolar AS.
4. Demand Atas Produk High-Yield Crypto Saving Bakal Melonjak
Permintaan akan produk high-yield crypto saving dari perusahaan kripto yang sudah mapan menjadi salah satu alternatif investasi menarik pada tahun 2022.
Produk yang diklaim mudah digunakan ini akan membantu para investor mengejar return lebih lanjut di tengah indeks S&P 500 yang memasuki tahun 2022 pada level tertinggi sepanjang masa.
5. Akuisisi Perusahaan Kripto Terhadap Perusahaan Tradisional Kian Marak
Aksi mergers and acquisitions (M&A) pada tahun 2021 mencengangkan. Jumlah transaksi meningkat 131% dibandingkan tahun sebelumnya, sementara nilai gabungan kesepakatan M&A ini melonjak hingga 730% menjadi 6,1 miliar USD.
Sampai saat ini, target kesepakatan M&A terkait kripto adalah pada sesama perusahaan kripto Namun pada tahun 2022, keadaannya mungkin bisa saja lebih inklusif, termasuk aksi akuisisi terhadap perusahaan traditional finance (TradFi) hingga perusahaan konvensional lainnya.
Hal ini, misalnya dapat dilihat dari aksi perusahaan terafiliasi dengan BitMEX bernama BMX Operations AG yang membeli Bankhaus von der Heydt, bank Jerman berusia 268 tahun. Transaksi ini diharapkan akan selesai pada pertengahan 2022.
Selain itu, Binance pun juga telah melakukan investasi strategis di Forbes dengan kucuran dana senilai 200 juta USD pada 10 Februari 2022.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.