Di sela perhelatan Web3 terbesar di dunia, Coinfest Asia 2025, tim BeInCrypto berkesempatan melakukan wawancara eksklusif dengan Chief Executive Officer Nansen, Alex Svanevik.
Dalam diskusi tersebut, Svanevik mengutakan optimismenya terkait lanskap kripto global. Menurutnya, pasca bergantinya tampuk kepemimpinan di Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika Serikat (AS), dari Gary Gensler yang terkenal ketat terhadap aset digital, menjadi Paul Atkins, tokoh pro kripto. Bakal menciptakan dorongan tersendiri untuk pertumbuhan ruang kripto dunia.
“Saya pikir, secara global akan ada banyak daya tarik ke arah AS. Mulai dari pengembang dan juga investor dunia berpotensi pindah ke AS,” jelas Svanevik kepada BeInCrypto.
Namun secara jujur, ia juga menangkap adanya aktivitas menarik di willayah Asia. Hal itu terlihat dari banyaknya jumlah investor retail yang kini sudah masuk ke ruang kripto. Menunjukkan antusiasme terhadap pengembangan aset digital.
Di Indonesia sendiri, dalam catatannya terhadap sekitar 20 juta orang yang kini sudah memiliki aset kripto. Kondisi itu menunjukkan partisipasi yang tinggi terhadap kelas aset baru itu.
Ke depan, potensi pertumbuhannya diprediksi akan semakin besar. Karena lanjut Svanevik, dengan beralihnya arah kebijakan AS, digadang juga akan menarik arah yang sama bagi regulator negara lain untuk melakukan apa yang pemerintah AS lakukan.
“Indonesia adalah salah satu dari lima negara teratas kami di Nansen dalam hal pengguna. Ini adalah kelompok pengguna yang besar,” tambah Svanevik.
Skeptis Terhadap Cadangan Treasury Bitcoin
Svanevik juga membagikan pandangannya terkait masifnya institusional yang kini tengah membentuk cadangan treasury Bitcoin. Ia mengakui cukup skeptis melihat hal tersebut. Pasalnya, suatu saat nanti, ketika tren tersebut mulai semakin ketat dan sampai di titik tertentu, di mana perusahaan atau bahkan negara diharuskan untuk menjual kepemilikan Bitcoin-nya, apa yang akan terjadi selanjutnya?
Karena dalam hematnya, skenario terburuk dalam strategi terasury Bitcoin ini adalah mereka harus menjual kepemilikan BItcoin-nya untuk berbagai tujuan. Kondisi tersebut tutur Svanevik akan menjadi bencana. Lantaran saat ini pasokan aset kripto nomor wahid itu banyak dikuasai oleh institusional.
Namun terlepas dari hal itu, ia tetap percaya diri bahwa harga Bitcoin tidak akan pernah menjadi nol.
“Kotak pandora telah terbuka, dan anda tidak bisa menutupnya lagi. Jadi Bitcoin hadir di sini untuk tetap ada dan tidak akan pernah menjadi nol,” ungkapnya.
Bisnis Staking Nansen Tumbuh 40 x
Sementara itu, menyoal bisnis anyar Nansen, Staking, Svanevik mengakui bahwa lini bisnis barunya berhasil memperlihatkan pertumbuhan yang menarik. Perusahaan pertama kali memulai usaha staking dengan mengakuisisi entitas bernama StakeWithUs di tahun lalu.
Ketika itu aset yang di-stake hanya bernilai sekitar US$60 juta. Namun saat ini Nansen mengeklaim telah memiliki sekitar US$2,4 miliar, yang memperlihatkan pertumbuhan 40 kali. Capaian itu menunjukkan tingginya kepercayaan banyak orang terhadap merek perusahaan.
Nah ke depan, Nansen tambah Svanevik sudah memiliki rencana ekspansi. Meskipun tidak membeberkan secara detail niatanya, namun yang jelas perusahaan akan merilis produk yang mampu menunjukkan cara baru untuk berinvestasi.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
