CEO Telegram Pavel Durov Ditangkap di Prancis, Ada Apa Gerangan?

3 mins
Oleh Eduardo Venegas
Diterjemahkan Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Laporan media mengungkap CEO Telegram, Pavel Durov, ditangkap pada Sabtu (24/8) malam di Prancis. Tepatnya, sekitar pukul 20:00 (18:00 GMT) di sebuah bandara dekat Paris.
  • Pendiri Telegram menjadi subjek surat perintah penangkapan yang dikeluarkan oleh otoritas Prancis, menurut penyelidikan awal.
  • Menyusul penangkapan Pavel Durov di Paris, harga native token Toncoin (TON) anjlok 12% lebih menjadi US$5,52.
  • promo

Media melaporkan bahwa Pavel Durov, Pendiri & CEO Telegram, ditangkap di Prancis pada Sabtu (24/8) malam pukul 20:00 (18:00 GMT). Durov kabarnya ditangkap begitu mendarat dari jet pribadinya setelah terbang dari Azerbaijan. Laporan ini bersumber dari “sumber-sumber yang tidak disebutkan”.

Sang pendiri Telegram memiliki surat perintah penangkapan yang dikeluarkan oleh otoritas Prancis, menurut penyelidikan awal. Penangkapan ini dilakukan oleh GTA (Gendarmerie de Transport Aéroport) di bandara Le Bourget, di dekat Paris.

Benarkah CEO Telegram Ditangkap akibat Dukung Kebebasan Berbicara?

Sejumlah outlet media seperti Reuters, TF1 TV, dan BFM TV menyebutkan beberapa alasan penangkapan Pavel Durov terkait dengan investigasi terhadap aplikasi perpesanan instan ini. Salah satu alasan utamanya yaitu minimnya moderasi konten. Hal ini tak ayal memungkinkan kegiatan ilegal terjadi tanpa adanya “bentuk pencegahan apa pun” di Telegram.

Setelah penangkapannya, komunitas pun menyuarakan ketidakpuasan mereka di media sosial. Mereka memperingatkan tentang “sensor”, “kendali negara”, dan “represi oleh Uni Eropa”, di antara yang paling umum. Banyak yang setuju bahwa kejahatan yang dituduhkan bisa jadi karena Durov “mengizinkan kebebasan berekspresi”.

Baca Juga: CEO Telegram Pavel Durov Janji HODL US$6,8 Juta Notcoin (NOT) sampai Profit 100x Lipat

“Pavel Durov meninggalkan Rusia ketika pemerintah mencoba mengendalikan perusahaan media sosialnya, Telegram. Namun, pada akhirnya bukanlah Putin yang menangkapnya karena mengizinkan publik mengekspresikan kebebasan berbicara. Malah, negara Barat, sekutu pemerintahan Biden sekaligus anggota NATO yang antusiaslah yang mengurungnya.

Pavel Durov malam ini mendekam di penjara Prancis, menjadi peringatan nyata bagi pemilik platform mana pun yang menolak untuk menyensor kebenaran atas perintah pemerintah dan badan intelijen. “Kegelapan dengan cepat menyelimuti dunia yang dulunya bebas”, ungkap Tucker Carlson, yang sempat mewawancarainya beberapa bulan lalu.

Yang perlu digarisbawahi, penangkapan CEO Telegram ini datang di momen yang krusial bagi ekosistem kripto. Pasalnya, aplikasi perpesanan ini menjadi pemimpin dalam kebangkitan Web 3.0. Telegram didirikan oleh Durov, yang lahir di Rusia dan meninggalkan negaranya pada tahun 2014 silam, setelah menolak perintah untuk menutup komunitas oposisi.

Baca Juga: 5 Game Penghasil Uang di Aplikasi Telegram: Rebahan Bisa Cuan

Penangkapan CEO Telegram adalah Kunci Perkembangan Web3

Kekayaan Pavel Durov ditaksir mencapai US$15,5 miliar, dan Telegram telah tumbuh pesat selama beberapa bulan terakhir. Lebih spesifiknya, platform ini berhasil menambah 900 juta pengguna baru secara global. CEO Telegram telah memasarkan aplikasi ini sebagai “platform netral dan bukan pemain geopolitik” seperti para kompetitiornya.

Baca Juga: Pavel Durov Berniat Ubah Telegram Jadi Kekaisaran Kripto

Beberapa minggu yang lalu, Pavel Durov mengumumkan browser web pertama untuk platform perpesanannya, yang disebut “Telegram Browser“. Browser ini akan terintegrasi ke dalam aplikasi serta memiliki kemampuan multi-tab. Dengan desain yang akan membuat Web 3.0 tersedia untuk lebih dari satu miliar pengguna di seluruh dunia.

“Yang terpenting, Telegram Browser memungkinkan orang untuk melihat situs web terdesentralisasi yang disebut TON Sites. Desain ini akan membuka pintu dunia web berbasis blockchain (sering disebut Web 3.0) bagi hampir satu miliar pengguna. Untuk mencobanya, perbarui Telegram dan buka tautan (seperti tonsite://getting-started.ton),” begitu bunyi pengumuman dari Pavel Durov.

Harga Toncoin TON
Native Token Toncoin (TON) Crash Pasca Penangkapan CEO Telegram | Sumber: BeInCrypto

Menyusul penangkapan Pavel Durov di Prancis, harga native token Toncoin (TON) terpantau anjlok 12% lebih. Token ini sempat terpeleset dari US$6,80 ke angka US$5,52. Namun akhirnya kembali stabil di kisaran US$5.87. Kapitalisasi pasar TON juga merosot dari US$17,2 miliar menjadi US$13,9 miliar. Namun, volume perdagangannya masih betah bertengger di 406,36%.

Bagaimana pendapat Anda tentang insiden penangkapan Pavel Durov Sang Pendiri Telegram di Prancis serta efeknya ke harga Toncoin (TON)? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | September 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | September 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | September 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan Web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori