Bitcoin (BTC), pada perdagangan Minggu (9/6) kemarin berhasil mencetak level all-time high (ATH) baru di kisaran US$125.708. Kondisi itu memantik lonjakan pada total kapitalisasi pasar kripto ke atas US$4,35 triliun. Meskipun pada akhirnya kembali turun ke kisaran US$124.000, namun analis memandang bahwa pekan ini potensi sang jawara kripto, Bitcoin untuk kembali mencetak level tertinggi baru masih terbuka lebar.
Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur dalam sebuah keterangan menjelaskan, setelah mencetak rekor tertinggi baru, harga Bitcoin sempat mengalami fase koreksi ringan. Bergerak stabil di kisaran US$121.000 hingga US$123.000.
Namun demikian, prospek jangka pendek untuk pekan depan akan masih konstruktif. Sejumlah analis memperkirakan adanya potensi penurunan lanjutan di kisaran 3-4% menuju area US$118.000. Kondisi itu merupakan area yang bertepatan dengan rata-rata pergerakan eksponensial (EMA) 50 periode grafik 4 jam.
Level itu dipandang sebagai titk sehat untuk melakukan retest sebelum harga kembali melanjutkan tren kenaikan. Situasi itu juga merupakan hal yang lumrah, karena setelah reli secara signifikan, titik itu akan menjadi momentum akumulasi baru bagi pelaku pasar besar.
SponsoredDari sisi sentimen lanjut Fyqieh, lonjakan harga Bitcoin ke level tertnggi baru mendapatkan dorongan yang kuat dari beberapa faktor. Yakni arus masuk jumbo ke ETF Bitcoin yang mencapai US$3,2 miliar secara mingguan. Serta meningkatnya minat institusional terhadap BTC.
Sentimen Bullish Bitcoin, Siap Menuju US$140.000
Di sisi lain, sejumlah analis menyebut bahwa pergerakan yang saat ini sedang terjadi adalah bagian dari tren debasement trade, di mana investor global mencari aset lindung nilai terhadap pelemahan mata uang fiat dan kebijakan moneter yang ekspansif.
Laporan 10x Research bahkan menilai bahwa pola akumulasi kali ini mirip dengan fase awal bullrun 2020. Ketika itu ketika investor institusional mulai mengunci pasokan Bitcoin jangka panjang, membuat ketersediaan di bursa turun ke level terendah dalam enam tahun terakhir.
“Secara on-chain, 99,3% pasokan Bitcoin saat ini berada dalam posisi untung, indikator klasik bahwa pasar telah mencapai zona “overbought”. Namun, berbeda dengan periode puncak sebelumnya, Fear and Greed Index masih berada di level 58, menandakan bahwa sentimen pasar cenderung optimis namun belum euforia. Hal ini membuka ruang bagi Bitcoin untuk mempertahankan momentum kenaikan tanpa risiko pembalikan tajam,” jelas Fyqieh.
Lebih jauh menurutnya, skenario bullish untuk pekan ini adalah Bitcoin mampu bertahan di atas area US$120.000 dan memantul dari EMA 50 4 jam, yang bisa memicu reli lanjutan menuju kisaran US$127.000–US$130.000.
Jika tekanan beli dari institusi terus meningkat, terutama melalui ETF dan pembelian korporasi sebagai lindung nilai neraca, maka BTC berpotensi menembus level psikologis US$130.000 dan membuka jalan menuju target berikutnya di sekitar US$140.000.
Dengan kombinasi permintaan institusional yang solid, pasokan di bursa yang menurun, dan sentimen pasar yang masih terkendali, tren naik Bitcoin tampaknya masih jauh dari selesai, dan koreksi saat ini lebih mencerminkan fase pendinginan sehat dalam siklus bull market yang lebih panjang.
Bagaimana pendapat Anda tentang potensi pergerakan Bitcoin pekan ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!