Jumlah jutawan kripto global melonjak 40%, mencapai 241.700. Pertumbuhan ini terjadi berbarengan dengan valuasi pasar aset digital yang tembus US$3,3 triliun pada pertengahan 2025, menurut Laporan Kekayaan Kripto 2025 oleh konsultan migrasi investasi, Henley & Partners.
Kenaikan ini sebagian besar mendapatkan dorongan dari kinerja harga Bitcoin yang kuat dan adopsi institusional yang semakin meningkat.
SponsoredBitcoin Ciptakan 145.100 Jutawan Baru, Naik 70% Secara Tahunan
Jumlah investor yang memiliki lebih dari US$1 juta dalam BTC naik 70% dari tahun ke tahun menjadi 145.100. Sekitar 60% dari total 241.700 jutawan kripto berasal dari Bitcoin, dengan 450 di antaranya dianggap sebagai centimillionaire, memiliki US$100 juta atau lebih. Di antara miliarder kripto baru, 36 individu kini mengendalikan saham besar, 17 di antaranya memegang aset Bitcoin, mencerminkan peningkatan 55% secara tahunan dan menjadi lonjakan kekayaan “bersejarah”.
Henley & Partners mencatat, “Pertumbuhan signifikan ini bertepatan dengan tahun penting untuk adopsi institusional, yang terefleksi dengan peluncuran mata uang kripto pertama oleh Presiden dan Ibu Negara AS yang sedang menjabat.”
Angka-angka ini kecil dalam konteks yang lebih luas. Lantaran Laporan Kekayaan Global terbaru dari UBS memperkirakan terdapat 60 juta miliarder di seluruh dunia. Memperlihatkan bahwa miliarder kripto kripto hanya mewakili 0,4%.
Studi ini juga memperkirakan total pengguna kripto global mencapai 590 juta, sekitar 7,4% dari populasi dunia yang berjumlah 8 miliar, naik 5% dari tahun sebelumnya. Pemegang Bitcoin mencapai 295 juta, meningkat 7% dari tahun ke tahun.
SponsoredLaporan ini menekankan terjadinya transisi Bitcoin. Dari aset spekulatif menjadi alat keuangan dasar. Para ahli mencatat bahwa Bitcoin semakin banyak berpedan sebagai jaminan dan penyimpan nilai, menunjukkan pergerakan menuju sistem keuangan paralel.
“Bitcoin bukan lagi sekadar investasi; ini menjadi mata uang dasar untuk pelestarian kekayaan,” ujar Philipp A. Baumann, pendiri Z22 Technologies.
Negara Mana yang Paling Ramah Aset Kripto
Indeks Adopsi Kripto Henley menempatkan Singapura, Hong Kong, dan Amerika Serikat sebagai negara dan yurisdiksi teratas untuk adopsi mata uang kripto. Singapura dan Australia memimpin dalam keramahan regulasi, Monaco dan UEA paling ramah pajak, AS unggul dalam adopsi publik, Hong Kong dalam infrastruktur, dan Singapura dalam inovasi—menyoroti lingkungan yang paling menguntungkan untuk pertumbuhan kripto.
Analis mengatakan adopsi yang meningkat ini dapat mengerek keterlibatan institusional dan individu dengan aset digital. Portabilitas mata uang kripto, yang sering diamankan dengan frasa benih sederhana, menantang konsep kekayaan yang terikat secara geografis.
Adopsi kripto juga mengubah pola kekayaan global. Investor semakin menjelajahi program residensi atau kewarganegaraan untuk menghadapi ketidakpastian regulasi dan mengakses sistem perbankan yang menguntungkan.
“Mata uang kripto mendefinisikan ulang keuangan global,” terang Dominic Volek, Kepala Grup Klien Pribadi di Henley & Partners. “Dengan Bitcoin, individu dengan kekayaan tinggi dapat mengakses miliaran secara instan dari mana saja, mengurangi pentingnya lokasi fisik dalam manajemen kekayaan.”
Kenaikan cepat miliarder kripto juga dapat mendorong regulator dan otoritas pajak untuk merevisi kerangka kerja yang ada, mengakomodasi bentuk kekayaan yang terdesentralisasi dan bergerak. Kelas holder yang muncul ini kemungkinan akan memengaruhi tren pasar dan keputusan kebijakan di tahun-tahun mendatang.
Bagaimana pendapat Anda tentang meningkatnya miliarder kripto global ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!