Agora berhasil mengantongi dana segar senilai US$12 juta dari beberapa pemodal global. Rencananya, dana tersebut akan digunakan untuk mendukung pengembangan stablecoin baru.
Adapun Agora didirikan oleh Nick Van Eck, putra veteran manajemen investasi Jan Van Eck, bersama dengan Drake Evans dan Joe McGrady.
Investasi ke Agora yang dipimpin oleh Dragonfly juga berhasil menarik partisipasi dari General Catalyst, Hack VC, Kraken Ventures, serta investor strategis seperti Mirana Ventures, Mantle EcoFund, Foresight Ventures, Wintermute Ventures, Galaxy, dan Consensys.
Proyek baru ini bermaksud merilis stablecoin yang memiliki patokan ke dolar Amerika Serikat (USD) yang dijamin dan diperdagangkan sepenuhnya secara bebas. Nick Van Eck, selaku co-founder dan CEO Agora, mengatakan pihaknya tertarik untuk mengembangkan produk jenis ini lantaran kuatnya permintaan pasar dan penerimaan atas stablecoin AUSD mereka.
“Produk pertama Agora adalah stablecoin yang dinamakan AUSD. Produk ini akan berbeda dari produk lain yang sudah ada karena menawarkan model kemitraan terbuka. Selain itu, AUSD juga akan diperlakukan sama dengan barang publik lainnya,” jelas Nick Van Eck.
Sementara itu, Rob Hadick, selaku General Partner Dragonfly, menambahkan bahwa saat ini pasar stablecoin penuh dengan insentif yang tidak selaras, teknologi tertinggi, serta struktur aturan yang meragukan. Kehadiran Agora diklaim akan menyempurnakan model stablecoin yang sudah ada dengan perspektif mengedepankan pelanggan sembari membangun teknologi terbaik.
Cadangan AUSD Dikelola oleh Van Eck
Nick Van Eck sepertinya akan memanfaatkan betul kemampuan dan nama besar dari keluarganya. Dana cadangan stablecoin Agora akan dikelola oleh perusahaan manajemen investasi Van Eck.
Drake Evans, co-founder dan Chief Technology Officer (CTO) Agora, menerangkan bahwa kustodian tunai dari dana itu akan menjadi salah satu kustodian terbesar di dunia. Dia optimistis dana cadangannya akan terhindar dari kebangkrutan lantaran disimpan dalam perwalian dan diaudit secara berkala.
Sementara itu terkait dengan target pasar, Bloomberg mencatat meskipun tidak menyebutkan secara pasti negara yang dimaksud, Agora memilih menjadikan pasar di luar AS sebagai target awal pengembangan bisnisnya.
Dalam pandangan Nick Van Eck, belum ada regulasi yang secara khusus mengatur aktivitas stablecoin, dan sampai saat itu tiba, pihaknya hanya akan fokus kepada pelanggan di luar AS.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.