Do Kwon, co-founder dan CEO dari perusahaan di belakang blockchain Terra yaitu Terraform Labs, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah membeli Bitcoin senilai lebih dari US$1 miliar sejak akhir Januari 2022.
Angka di atas termasuk dengan pembelian 2.830 BTC atau sekitar US$135 juta yang setara Rp1,9 triliun dalam 4 kali pembelian pada Senin, 28 Maret 2022.
Do Kwon mengonfirmasi kepada Bloomberg tentang alamat Bitcoin yang digunakan oleh Luna Foundation Guard (LFG) yang berbasis di Singapura untuk membeli cryptocurrency dengan kapitalisasi terbesar di dunia kripto itu.
Data menunjukkan bahwa alamat Bitcoin milik LFG telah membeli total 27.784,96955379 BTC. Alamat ini telah bertransaksi sebanyak 43 kali di blockchain Bitcoin, dengan mengirim 0 BTC dan total telah menerima US$1,3 miliar dalam bentuk Bitcoin, menurut catatan Blockchain.com.
“Alasan mengapa kami sangat tertarik dengan Bitcoin karena kami percaya ini adalah aset cadangan digital terkuat,” kata Do Kwon dalam sebuah wawancara kepada Bloomberg sebelum bulan ini.
Waktu itu, dia menjelaskan bahwa stablecoin Terra yaitu TerraUSD (UST) akan menjadi mata uang asli internet pertama yang menerapkan standar Bitcoin sebagai bagian dari kebijakan moneternya.
Dan Held yang merupakan Director of Growth Marketing di Kraken pada 26 Maret 2022 mengamini bahwa Bitcoin menjadi mata uang cadangan di dunia yang baru untuk fiat maupun aset kripto seperti Terra.
Beli Bitcoin untuk Dukung Stablecoin Terra
Adapun pembentukan LFG yang diumumkan ke publik pada 20 Januari 2022 memiliki tujuan untuk mendukung stabilitas stablecoin TerraUSD (UST).
Sementara blockchain Terra telah dikembangkan sejak April 2018, TerraUSD (UST) adalah stablecoin terdesentralisasi yang baru dirilis sejak awal September 2020.
Melompat ke 14 Maret 2022, Do Kwon yang diketahui merupakan orang Korea Selatan mengumumkan bahwa stablecoin UST akan didukung oleh cadangan Bitcoin yang pada akhirnya bisa mencapai US$10 miliar.
Premis yang dikemukakan Do Kwon ke publik adalah untuk membuka era moneter baru dengan standar Bitcoin karena lebih menarik untuk dipegang.
Lalu pada 22 Maret 2022, Do Kwon menyiratkan bahwa LFG telah mengumpulkan US$2,2 miliar untuk cadangan Bitcoin dan berharap mencapai US$3 miliar dalam jangka pendek, dengan tujuan jangka panjang tetap sebesar US$10 miliar.
Menanggapi pertanyaan bagaimana cara mendapatkan US$3 miliar, Do Kwon menjelaskan bahwa LFG telah mengumpulkan US$1 miliar melalui over-the-counter sales token LUNA untuk Bitcoin dan mengumpulkan US$1,2 miliar dengan menjual stablecoin UST melawan Tether.
Kwon menambahkan bahwa LFG akan membutuhkan US$800 juta lagi untuk memenuhi target US$3 miliar.
Sebagai informasi, alamat Bitcoin menunjukkan bahwa LFG pertama kali membeli BTC pada 26 Januari 2022. Pembelian terbesar terjadi pada hari yang sama dengan memborong lebih dari 8.588 Bitcoin.
Jawaban atas Kritik Terhadap TerraUSD (UST)
Dengan mempertahankan cadangan Bitcoin yang besar, LFG akan memungkinkan orang-orang untuk menukarkan TerraUSD dengan Bitcoin dalam upaya untuk menanamkan kepercayaan di antara pemegang stablecoin UST.
Aksi pihak Terra yang membeli Bitcoin sebagian merupakan tanggapan atas kritik yang diterima oleh TerraUSD.
Pasalnya, stablecoin UST ini tidak dukung oleh mata uang fiat seperti halnya stablecoin dengan design terpusat macam Tether USD (USDT).
Terra selama ini diketahui mampu mempertahankan posisi stablecoin UST terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dengan mengeluarkan dan menghancurkan LUNA yang merupakan native token di blockchain Terra.
Untuk setiap stablecoin UST baru yang dibuat, sejumlah token LUNA yang setara dengan nilai US$1 akan di-burn atau dibakar di blockchain Terra.
Demi menangkal kritik, pada 24 Maret 2022 muncul sebuah proposal berjudul Bitcoin Reserve Pool mengenai bagaimana LFG mengusulkan wadah yang memfasilitasi likuidasi BTC yang cepat untuk mendukung stablecoin UST.
Adapun cadangan Bitcoin ini akan membantu meningkatkan kemampuan TerraUSD dalam mempertahankan patokan posisinya terhadap dolar AS, terutama ketika Terra menghadapi permintaan jangka pendek dalam penebusan yang berkaitan dengan stablecoin UST.
Kinerja Harga Bitcoin, LUNA, dan TerraUSD
Sebagai pembanding dengan Bitcoin yang dimiliki Terra, MicroStrategy per 14 Februari 2022 telah memegang sebanyak 125.051 BTC atau saat ini bernilai sekitar US$5,9 miliar. Perusahaan yang dipimpin oleh Michael Saylor ini telah membeli Bitcoin sejak Agustus 2020.
Setelah Bitcoin mencapai all-time high (ATH) atau titik tertinggi sepanjang masa senilai lebih dari US$68.000 yang setara Rp968,39 juta pada awal November 2021, harga BTC terus berangsur turun hingga sempat ambrol ke level US$35.030,25 atau setara Rp501 juta pada 22 Januari 2022.
Namun, Bitcoin kini telah menghapus posisi negatifnya sejak akhir tahun 2021. Harga Bitcoin terpantau berada di atas US$47.000 atau sekitar Rp675 juta mulai 28 Maret 2022, tumbuh 1,77% dibandingkan pada 31 Desember 2021 yang diperdagangkan di level US$46.306,45.
Menariknya, sentimen Terra yang kembali membeli Bitcoin sempat membuat harga token LUNA melonjak lebih dari 10% hingga mencapai ATH di atas US$106.
Saat berita ini ditulis, harga token LUNA senilai US$103 atau setara Rp1,4 juta, naik hampir 8% dengan volume perdagangan 24 jam terakhir melonjak di atas 155% menjadi sebesar US$3,7 miliar.
Sedangkan fully diluted market cap atau nilai total token LUNA pada hari ini jika seluruh pasokan token beredar adalah mencapai US$77,6 miliar.
Di sisi lain, volume perdagangan 24 jam terakhir TerraUSD naik lebih dari 53% mencapai US$676,4 juta, dengan fully diluted market cap stablecoin UST mencapai US$16,2 miliar.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.