Lihat lebih banyak

Developer Utama Umumkan Penundaan Difficulty Bomb, Masihkah Mungkin Ethereum 2.0 Rilis Tahun Ini?

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Pada hari Jumat (10/6) waktu setempat, para developer utama Ethereum mengumumkan penundaan lebih lanjut terkait difficulty bomb.
  • Penundaan difficulty bomb ini menimbulkan pertanyaan dan keraguan di kalangan komunitas Ethereum mengenai rencana peluncuran Ethereum 2.0 di tahun ini.
  • Jika Ethereum 2.0 terus ditunda, maka Ethereum akan kehilangan pangsa pasarnya terhadap blockchain lain yang sudah berkonsensus PoS.
  • promo

Developer Ethereum mengumumkan bahwa mereka kembali menunda “difficulty bomb“, yakni sebuah bagian algoritma konsensus yang membuat mining Ethereum tak dapat dilakukan.

Pengumuman tersebut datang sebagai salah satu berita buruk baru bagi para penggemar Ethereum yang berharap agar The Merge bisa selesai di bulan Agustus nanti. Sementara Mikhail Kalinin, peneliti dari ConsenSys, memulai pengerjaan upgrade Ethereum secara resmi pada bulan Juli tahun lalu; beberapa developer berbeda telah memberikan update kepada komunitas yang lebih luas tentang migrasi algoritma proof-of-work (PoW) yang banyak mengonsumsi energi, menjadi algoritma proof-of-stake (PoS).

Meskipun belum ada pengumuman terkait tanggal peluncuran resminya, co-founder Ethereum, Vitalik Buterin, sebelumnya sempat menginformasikan bahwa upgrade konsensus tersebut kemungkinan berlangsung di bulan Agustus, jika tidak ada aral melintang.

Penundaan Difficulty Bomb

Informasi terbaru dari para developer ini disampaikan pada hari Jumat (10/6) waktu setempat. Mereka menjelaskan kemungkinan penundaan aktivasi “difficulty bomb“. Adapun difficulty bomb sendiri merupakan sebuah kode yang, ketika diaktifkan, mengurangi para miner secara bertahap dari blockchain melalui peningkatan mining difficulty, hingga akhirnya kelak mining Ethereum pun jadi tidak bisa dilakukan.

Sebelumnya, para developer sudah pernah meluncurkan maupun menunda difficulty bomb di Ethereum.

Di hari yang sama, berbagai masalah akhirnya mendorong para developer untuk menggeser kembali tanggal rilis Ethereum 2.0, setelah menguji bug merge pada salah satu testnet tertua Ethereum, Ropsten Testnet. Empat belas persen validator jaringan, termasuk mereka yang bertugas untuk mengamankan jaringan, menjadi offline ketika kode baru tersebut diaktifkan, sebagaimana disampaikan oleh salah satu developer, Danny Ryan.

Terlepas dari itu, Ryan mengatakan bahwa ia akan “melompat kegirangan”, jika kode yang diterapkan pada blockchain utama Ethereum berada dalam kondisi saat ini. Ia meringkas uji coba Ropsten sebagai sebuah situasi yang mana 9% dari validator memiliki masalah konfigurasi dan 2 bug minor memengaruhi beberapa staker.

Meski demikian, developer lain justru lebih berhati-hati. Mereka menganjurkan agar dilakukan penundaan, sampai semua masalah teratasi.

“Menundanya memberikan Anda waktu,” ujar Thomas Jay Rush dalam sebuah panggilan yang difasilitasi oleh kepala developer Ethereum, Tim Beiko.

Ia menambahkan, “Ini terlihat buruk bagi komunitas, tapi tidak ada yang bisa Anda lakukan tentang itu.”

Beiko merasa menyalakan kembali difficulty bomb dapat memberikan para developer sedikit ruang untuk bernapas dan mencegah burnout.

“Jika kami benar-benar menundanya, saya rasa itu seharusnya menjadi penundaan yang realistis untuk mempertahankan rasa urgensi. Namun, terlalu banyak tekanan mendorong tim menjadi burnout; itu juga adalah sebuah situasi yang kami tidak inginkan.”

Alexey Sharp, salah seorang developer lainnya, mengatakan, mereka sudah bekerja dengan baik dan tidak membutuhkan “rasa urgensi”.

Tim Beiko Optimis Peluncuran Ethereum 2.0 Akan Tetap Berlangsung Tahun Ini

Tim Beiko mengaku bahwa mereka belum sampai ke kode mainnet. Artinya, kode tersebut belum siap untuk merge dengan blockchain Ethereum saat ini.

Buterin mengatakan, The Merge bisa jadi tertunda apabila developer membutuhkan waktu tambahan. Ia mengestimasikan rilis akan berlangsung di bulan September atau Oktober. Beiko memberitahu Bloomberg, sepertinya tidak mungkin jika The Merge tidak berlangsung dalam tahun ini. Beiko nampak cukup percaya diri dengan memberikan persentase kemungkinan 90% sampai dengan 99%.

Penundaan difficulty bomb ibarat seperti pedang bermata dua. Di satu sisi, kegagalan setelah peluncurannya bisa menjadi bencana bagi jaringan Ethereum. Namun, di sisi lain, semakin lama waktu yang dibutuhkan oleh developer, maka akan semakin banyak waktu bagi blockchain berkonsensus proof-of-stake lainnya untuk memakan pangsa pasar Ethereum.

Dari segi performa harga, Ether (ETH), native token jaringan Ethereum, mengalami penurunan harga sebesar 6,4% kemarin. Harga tersebut turun 66% dari rekor tertinggi sepanjang masanya (all-time high) di bulan November tahun lalu.

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

482684f67f7c6a6c68bb22d21073cef7?s=120&d=wp_user_avatar&r=g
David Thomas
David Thomas lulus dari Universitas Kwa-Zulu Natal di Durban, Afrika Selatan, dengan gelar kehormatan di bidang teknik elektronik. Dia bekerja sebagai insinyur selama delapan tahun, mengembangkan perangkat lunak untuk proses industri di perusahaan spesialis otomasi Afrika Selatan, Autotronix (Pty) Ltd, sistem kontrol pertambangan untuk AngloGold Ashanti, dan produk konsumen di Inhep Digital Security, sebuah perusahaan keamanan dalam negeri yang sepenuhnya dimiliki oleh konglomerat Swedia,...
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori