Mantan developer Ethereum, Virgil Griffith, dihukum 63 bulan penjara dan denda US$100.000, atas dakwaan membantu warga Korea Utara menggunakan mata uang kripto untuk menghindari sanksi.
Virgil Griffith, 39, mengaku bersalah pada tahun lalu atas konspirasi tersebut. Ia mengakui telah hadir dalam konferensi blockchain dan cryptocurrency di Pyongyang pada 2019, bahkan setelah pemerintah AS menolak permintaannya untuk bepergian ke sana.
“Seorang peretas terkenal, Griffith juga mengembangkan infrastruktur dan peralatan mata uang kripto di dalam Korea Utara,” tulis jaksa penuntut dalam surat pengadilan, dilansir AP News.
Pengacara Sebut Griffith sebagai Ilmuwan Brilian
Pada April 2019, Griffith menghadiri Pyongyang Blockchain and Cryptocurrency Conference di Korea Utara. Dalam kesempatan itu, ia dan para peserta lain menjelaskan cara Korea Utara menggunakan teknologi blockchain dan kripto untuk mencuci uang dan menghindari sanksi perekonomian. Dari antara peserta diskusi tersebut, beberapa adalah orang-orang yang tampaknya bekerja untuk pemerintah Korea Utara.
Melalui sebuah pernyataan resmi dari Departemen Kehakiman Wilayah Distrik New York Selatan, dijelaskan bahwa Griffith mulai merencanakan untuk memfasilitasi pertukaran aset kripto antara Korea Utara dan Korea Selatan.
Departemen Kehakiman Wilayah Distrik New York Selatan juga menggarisbawahi bahwa Griffith tetap melakukan hal-hal tersebut, kendati ia tahu bila tindakannya akan melanggar aturan sanksi atas Korea Utara.
Seperti yang diketahui, pemerintah AS dan Dewan Keamanan PBB telah memberlakukan sanksi ketat terhadap Korea Utara, sebagai upaya mencoba mengendalikan program nuklir dan rudal balistiknya.
Namun, karena Korea Utara seperti tak menghiraukan sanksi tersebut, pemerintah AS pun memperluas sanksi terhadap Korea Utara di 2018. Pemerintah AS melarang “warga negara AS, di mana pun keberadaannya” untuk mengekspor teknologi ke Korea Utara.
Jaksa penuntut mengatakan Griffith mengakui presentasinya di konferensi merupakan transfer pengetahuan teknis kepada peserta konferensi.
“Griffith adalah warga negara Amerika yang memilih untuk menghindari sanksi dari negaranya sendiri dan memberikan layanan kepada kekuatan asing yang bermusuhan. Dia melakukannya karena mengetahui bahwa kekuatan—Korea Utara—bersalah atas kekejaman terhadap rakyatnya sendiri dan telah membuat ancaman terhadap Amerika Serikat dengan mengutip kemampuan nuklirnya,” tulis jaksa penuntut.
Brian Klein selaku pengacara terdakwa, menggambarkan Griffith sebagai “ilmuwan brilian”.
“Dia memandang dirinya sendiri, meskipun dengan arogan dan naif, bertindak untuk kepentingan perdamaian. Dia mencintai negaranya dan tidak pernah berniat untuk menyakiti,” kata Klein.
Klein menambahkan bahwa ia kecewa dengan hukuman penjara 63 bulan. Tetapi, di sisi lain, ia merasa senang, karena hakim mengakui komitmen Griffith untuk bergerak maju dengan hidupnya secara produktif. Hakim mengakui pula jika Griffith adalah sosok berbakat yang memiliki banyak kontribusi dalam dunia teknologi.
Salah Satu Tokoh Dunia Teknologi
Kontribusi Griffith bukan hanya di dunia kripto dan blockchain saja. Di tahun 2007, ia telah menciptakan WikiScanner, sebuah alat yang bertujuan untuk membuka kedok orang-orang yang secara anonim mengedit entri di enskilopedia daring Wikipedia.
Selain itu, menurut penuturan Klein, sebelumnya Griffith pernah bekerja sama dengan FBI dan “membantu mendidik penegak hukum” tentang dark web, jaringan situs internet terenkripsi yang memungkinkan pengguna untuk tetap anonim.
Kemudian, barulah di tahun 2019 situs web Griffith menyatakan bahwa ia bekerja untuk Ethereum Foundation.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.