Perseteruan antara Binance dan pemerintah Nigeria sepertinya bakal bertambah panjang. Setelah ditahan secara sepihak oleh pihak berwajib Nigeria selama beberapa pekan, Tigran Gambaryan dan Nadeem Anjarwalla, dua eksekutif Binance, akhirnya mulai melakukan perlawanan.
Tigran Gambaryan, yang merupakan Kepala Kepatuhan Kejahatan Keuangan Binance, menggugat Penasihat Keamanan Nasional—Nuhu Ribadu—dan Komisi Kejahatan Keuangan Ekonomi Nigeria melakukan sejumlah pelanggaran, utamanya yang berkaitan dengan hak asasi manusia (HAM).
Laporan media lokal menyebutkan Gambaryan sudah mengajukan mosi ke pengadilan. Ia mendesak agar NSA dan EFCC segera membebaskannya dari tahanan. Selain itu, dirinya juga menuntut permintaan maaf kepada publik atas penangkapan dirinya secara sepihak.
Menurut Gambaryan, kedatangannya di Nigeria bersama dengan Anjarwalla merupakan respons terhadap undangan Kantor Penasihat Keamanan Nasional (ONSA) dan Komisi Kejahatan Ekonomi dan Keuangan (EFCC) Nigeria. Ketika itu, masing-masing lembaga negara berharap bisa membahas masalah yang berkaitan dengan operasional Binance di wilayahnya, utamanya yang berhubungan dengan tuduhan devaluasi mata uang naira dan migrasi dana senilai miliaran dolar AS melalui Binance.
Dalam pandangan Gambaryan, dia tidak melihat ada pelanggaran yang bisa menjadi basis atas penahanannya. Di samping itu, tidak ada pemberitahuan secara tertulis terkait pelanggaran hukum yang dilakukannya secara pribadi.
“Satu-satunya alasan penahanannya adalah karena pemerintah Nigeria meminta informasi dari Binance dan mengajukan tuntutan kepada perusahaan,” jelas Gambaryan.
Binance Juga Kena Dakwaan Penggelapan Pajak dari Pemerintah Nigeria
Di sisi lain, pada tanggal 4 April mendatang, kedua eksekutif Binance dijadwalkan akan mulai menjalani persidangan atas tuduhan penggelapan pajak.
Tuduhan itu tidak murni dilayangkan ke Gambaryan maupun Anjarwalla. Sebenarnya, pemerintah Nigeria mengincar Binance secara institusi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Namun, karena sampai saat ini pimpinan Binance, Richard Teng, belum juga datang memenuhi panggilan otoritas, kuat dugaan hal itu akhirnya dialihkan ke dua eksekutif yang lebih dulu hadir.
Binance sendiri disebut beroperasi ilegal di Nigeria dan tidak membayar pajak apa pun ke Federal Inland Revenue Service. Selain itu, Binance juga disebut gagal menerbitkan faktur pajak kepada pelanggan untuk menentukan besaran PPN.
“Binance juga diduga terlibat dalam konspirasi bersama pelanggan untuk secara melawan hukum menolak membayarkan pajak,” tulis laporan dari media lokal.
Nadeem Anjarwalla, eksekutif Binance lainnya yang juga ditahan, sampai saat ini masih buron setelah melarikan diri dan dikabarkan terbang menggunakan maskapai Timur Tengah.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.