Insiden kejahatan siber kembali terjadi di ruang kripto. Kali ini, platform Dolomite Exchange yang menjadi target serangan. Laporan dari perusahaan keamanan blockchain CertiK menyebutkan peretas berhasil menguras sekitar US$1,8 juta dalam bentuk aset kripto dari aksi tersebut.
Pelaku kejahatan melakukan eksploitasi terhadap kontrak lama Dolomite untuk menyerang para investor yang masih menggunakan alamat tersebut. CertiK menyarankan para pengguna untuk melakukan revoke atas persetujuan dari kontrak lama tersebut.
Tidak lama setelahnya, manajemen Dolomite ikut turun ke X (Twitter). Mereka menjelaskan bahwa produk Dolomite yang saat ini berada di jaringan Arbitrum berada dalam kondisi prima dan tidak mengalami kaitan sama sekali dengan peristiwa ini.
“Eksploitasi terjadi pada kontrak lama yang dimulai pada tahun 2019 di mainnet Ethereum. Persetujuan token tetap harus dicabut dari alamat 0xe2466deb9536a69bf8131ecd0c267ee41dd1cda0,” jelas pihak Dolomite.
Pihak Dolomite pun langsung sigap untuk menonaktfikan kontrak lama tersebut. Dengan begitu, bagi investor yang belum mencabut persetujuannya atas kontrak tersebut, diklaim akan tetap aman. Meski demikian, Dolomite menegaskan bakal melakukan penyelidikan untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
- Baca Juga: Elliptic: Lazarus Group Gunakan Tornado Cash Lagi untuk Pindahkan US$13 Juta dari Peretasan HTX
Peristiwa Dolomite Menambah Panjang Deret Kasus Peretasan Kripto Tahun Ini
Peristiwa eksploitasi yang baru saja terjadi di Dolomite memperlihatkan bahwa sektor kripto masih menjadi sasaran pelaku kejahatan untuk meraup dana secara ilegal.
Data CertiK menyebutkan pada Februari kemarin, jumlah kerugian akibat eksploitasi, peretasan, dan penipuan yang mengincar aset digital mencapai US$160 juta. Salah satu modus yang digunakan oknum jahat adalah dengan menggunakan skema flash loan attack dengan keuntungan mencapai US$58,2 juta.
Dalam 2 bulan pertama di tahun ini, peretas telah berhasil menggondol US$343,54 juta dalam bentuk kripto. Sebanyak US$265,49 juta dari antara jumlah itu berasal dari skema eksploitasi.
“Insiden terbesar yang terjadi di Februari adalah exit scam yang terjadi apda platform BitForex, di mana sekitar US$56,5 juta berhasil dicuri oleh pelaku,” jelas CertiK.
Selain BitForex, para korban eksploitasi kripto teratas lainnya adalah Play Dapp (kerugian US$32,35 juta), FixedFloat (kerugian US$26 juta), dan DuelBits (kerugian US$4,66 juta).
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.