Apa yang sebenarnya menjadi inti pasar kripto — spekulasi ataukah inovasi? Layaknya pasar finansial lainnya, dunia kripto juga bergerak dalam siklus. Di dalam siklus itu, berbagai tren muncul silih berganti, kerapkali menggeser sentimen serta fokus pasar. Namun, pertanyaan mendasarnya: apa yang benar-benar memiliki potensi jangka panjang untuk cryptocurrency dan teknologi blockchain?
Artikel ini akan menggali hal tersebut melalui sudut pandang Eowyn Chen, CEO Trust Wallet, yang membagikan wawasannya saat sesi diskusi di Proof of Talk 2025. Pembicaraan ini tidak hanya membahas dinamika siklus pasar, tetapi juga membedah makna desentralisasi yang sesungguhnya, serta faktor-faktor yang bisa membuka jalan menuju adopsi massal kripto di masa depan.
Mendefinisikan Tren dalam Siklus Pasar Kripto
Siklus pasar kripto adalah periode ketika pola tertentu dalam pergerakan harga dan sentimen investor terlihat jelas — entah penuh optimisme atau justru diliputi pesimisme. Siklus ini kerap dikaitkan dengan rentang waktu empat tahunan, terutama karena adanya momen Bitcoin halving. Setiap empat tahun sekali, reward blok bagi para miner dipangkas separuhnya, sehingga pasokan Bitcoin baru yang masuk pasar pun semakin menipis. Mekanisme inilah yang secara luas dianggap sebagai salah satu pemicu utama siklus pasar. Namun di dalam siklus yang lebih besar ini, terdapat fenomena yang umurnya lebih pendek — tren atau narasi yang bergantian mendominasi pasar. Kita bisa melihatnya dalam bentuk DeFi, NFT, meme coin, ICO, play-to-earn (P2E), liquid staking, dan berbagai inovasi lainnya.
Eowyn Chen dalam diskusi panelnya menyatakan, industri kripto sejak awal telah dibentuk oleh dua budaya mendasar: computer culture dan casino culture. Computer culture fokus pada pembangunan alat-alat inovatif — mulai dari aplikasi terdesentralisasi (decentralized application / dApp) hingga pemanfaatan smart contract di berbagai sektor. Sementara itu, casino culture lebih mengedepankan spekulasi dan sensasi finansial jangka pendek — misalnya trading cepat, meme coin, ICO, dan tren-tren serupa. Dan dalam siklus kali ini, bisa dibilang casino culture mendominasi secara lebih mencolok.
Mayoritas tren kripto kerap mengikuti pola daur hidup yang mirip. Awalnya, sebuah produk mencuri perhatian publik dan memicu gelombang antusiasme — contohnya meme coin, yang dulunya hanya dimaksudkan sebagai lelucon dan hiburan. Namun, lama-kelamaan tren ini acapkali melenceng menjadi semata ajang spekulasi dan perburuan untung cepat. Ketika titik jenuh tercapai, tren pun runtuh, siklus berakhir — dan sesuatu yang baru akan lahir, memulai lingkaran yang sama, sekali lagi.
Eowyn Chen menyoroti pola ini secara gamblang saat membahas meme coin:
“Namun, ketika aspek finansialnya sudah kelewat batas, itu berubah menjadi bentuk PVP yang sangat murni — seperti permainan kursi musik, siapa yang bisa kabur duluan.”
Dan memang, pola semacam ini pernah terjadi dalam tren lain sebelumnya. Misalnya, ketika ICO dan penjualan token mencapai puncak popularitasnya, ide awal penggalangan dana lambat laun bergeser menjadi permainan spekulasi: siapa yang bisa keluar paling cepat sebelum tren runtuh. Hal serupa juga nampak jelas pada tren NFT di periode 2021–2022, yang akhirnya meredup seiring datangnya bear market dan makin dikuasai motif spekulasi.
Apa yang Sebenarnya Desentralisasi Tawarkan bagi Pengguna?
Desentralisasi seringkali diasosiasikan dengan aspek keamanan dan kedaulatan — gagasan bahwa pengguna memegang kendali penuh atas aset kripto mereka dan dapat berinteraksi tanpa perantara. Akan tetapi, apakah desentralisasi itu sendiri adalah tujuan akhir dari produk kripto? Menurut Eowyn Chen, desentralisasi lebih tepat dipandang sebagai prinsip desain, bukan sebagai “endgame”. Ada kalanya solusi terpusat justru lebih relevan dan praktis untuk memenuhi kebutuhan pengguna.
Aspek lain yang tak kalah penting ialah bahwa desentralisasi sebenarnya menawarkan optionality — kebebasan bagi pengguna untuk memilih seberapa besar kontrol yang ingin mereka pegang. Tingkat desentralisasi yang diterapkan selalu bergantung pada konteks, tujuan produk, dan preferensi penggunanya. Salah satu contoh nyata adalah wallet non-custodial Trust Wallet. Di sinilah Eowyn Chen menjelaskan alasan di balik komitmennya membangun solusi yang terdesentralisasi:
“Bagi kami, kami memilih untuk membangun wallet self-custody karena kami melihat konteks dunia di mana sudah ada banyak solusi kustodian. Sebenarnya, lebih mudah menggunakan model kustodian, tapi kadang itu justru kurang aman—terutama kalau Anda memilih kustodian pada situasi ekstrem, black swan yang tak terduga.
“Kami memandang self-custody sebagai pilihan individu yang paling mendasar dan penting untuk tetap dimiliki pengguna. Saya orang AS, jadi saya akan menggunakan analogi Amandemen Kedua di sana tentang kepemilikan senjata. Mungkin ada yang bilang, ‘Ah masa perlu?’ Tapi pada intinya, Anda tidak akan membawa senjata setiap hari. Namun jika Anda tinggal di pedesaan, tak ada kepolisian yang memadai atau sistem keamanan yang kuat—Anda pasti ingin punya cara untuk melindungi diri sendiri.
“Hal yang sama berlaku pada self-custody. Akan selalu ada banyak bank, centralized exchange, kustodian yang hebat untuk menjaga aset Anda, tapi bisa jadi ada masa ketika semuanya tidak berjalan baik. Saat itulah Anda ingin punya pilihan terakhir: self-custody, supaya Anda tetap bisa berkata, ‘Saya yakin, ini milik saya.’”
Kembali pada tema optionality yang diberikan desentralisasi, ada contoh lain di kehidupan sehari-hari: navigasi GPS. Banyak orang memilih kenyamanan menggunakan aplikasi penunjuk arah, meski konsekuensinya jadi tidak hafal rute secara manual. Pilihan seperti ini menegaskan nilai utama desentralisasi—memberi kekuatan kepada pengguna untuk memutuskan sendiri. Prinsip optionality ini berlaku luas, memastikan tiap orang punya kebebasan memilih cara yang paling sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Jalan Menuju Adopsi Massal Kripto
Adopsi massal dalam konteks kripto berarti tahap di mana teknologi blockchain dan aset digital benar-benar digunakan secara luas oleh masyarakat umum, bukan hanya komunitas khusus ataupun para perintis awal.
Tak dimungkiri, popularitas kripto sudah semakin menjulang tinggi—Bitcoin bahkan termasuk salah satu aset dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia, dan regulasi aset digital makin berkembang di banyak negara. Hanya saja, titik di mana adopsi massal benar-benar tercapai masih belum tiba. Di bagian selanjutnya artikel ini, kita akan melihat area kunci inovasi yang berpotensi membawa teknologi blockchain makin dekat dengan pencapaian adopsi skala luas.
Tiga Sudut Pandang Utama Inovasi di Dunia Kripto
Eowyn Chen menekankan ada tiga sudut pandang utama yang sebaiknya jadi fokus jika ingin mendongkrak inovasi menuju adopsi massal:
- Perubahan Teknologi: Inilah salah satu pilar terpenting yang kini penuh dengan eksperimen dan terobosan baru. Dalam kasus Trust Wallet, tantangan utama yang tengah dipecahkan adalah bagaimana menyederhanakan pengalaman pengguna (user experience) saat proses onboarding. Bila masalah ini berhasil dipecahkan, itu bisa menjadi momentum penting bagi lahirnya adopsi massal.
- Perubahan Segmentasi Pengguna: Supaya kripto benar-benar dapat diterima khalayak luas, platform wajib menyajikan tingkat kenyamanan yang setara dengan pengalaman Web2—yang sudah lekat di keseharian pengguna. Trust Wallet pun tengah giat bergerak ke arah itu. Salah satunya melalui update fitur FlexGas, yang memudahkan pengguna membayar gas fee menggunakan stablecoin, TWT, ataupun BNB.
- Perubahan Model Bisnis: Saat ini, sudah muncul banyak inovasi yang hanya mungkin dilakukan lewat blockchain dan smart contract—misalnya model insentif mikro, atribusi nilai yang adil, serta partisipasi nyata dalam penciptaan nilai. Kemajuan di bidang ini diyakini menjadi salah satu motor penggerak utama yang akan membawa kripto semakin dekat menuju fase adopsi massal.
Tentang Eowyn Chen & Trust Wallet
Eowyn Chen adalah CEO Trust Wallet, wallet Web3 non-custodial terkemuka di dunia yang kini telah digunakan oleh lebih dari 200 juta pengguna. Trust Wallet memberi kebebasan bagi siapa saja untuk menyimpan, membeli, dan menjual aset kripto—mendukung lebih dari 100 blockchain—serta menjelajahi sektor DeFi melalui antarmuka yang simpel dan ramah pengguna.
Dengan semangat besar untuk mempercepat adopsi kripto dalam skala luas, Eowyn bertekad membantu setiap individu meraih akses finansial dan peluang di ekosistem ekonomi terdesentralisasi. Latar belakangnya di dunia growth marketing, manajemen produk, dan fintech telah menjadikannya figur penting dalam industri aset digital. Eowyn senantiasa mendorong kemajuan sektor ini, mengutamakan visi agar pengguna memiliki kendali penuh atas aset kripto yang mereka miliki.
Tautan berguna terkait artikel ini:
Tonton episode lengkap Proof of Talk 2025 | Trust Wallet | Profil LinkedIn Eowyn Chen
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
