Facebook disinyalir bakal kembali masuk ke bisnis token. Melalui perusahaan induknya Meta, perusahaan media sosial Facebook dilaporkan memiliki rencana untuk menggarap proyek token untuk metaverse.
Hal itu dilakukan meski sebelumnya perusahaan ‘menyerah’ dalam proyek stablecoin Diem.
Laporan dari Financial Times menyebutkan bahwa Meta sedang mengeksplorasi token dalam aplikasi terpusat yang mirip dengan ROBUX untuk game Roblox.
Dengan kata lain proyek ini mungkin bukan mata uang kripto, dan beberapa staf Meta menganalogikan token ini sebagai “Zuck Bucks.”
Dalam laporan tersebut terdapat kutipan memo perusahaan dan sumber anonim yang merinci rencana potensial untuk token sosial, token reputasi, dan koin untuk pencipta (creator). Namun memo tersebut memperingatkan bahwa diskusi masih dalam tahap awal dan “bisa berubah atau dibatalkan.”
Metaverse sendiri adalah versi imersif dari internet yang menggabungkan virtual reality dan augmented reality. Ide ini pernah dikemukakan dalam novel “Snowcrash” dan “Ready Player One” ini adalah dunia online yang terlihat dan terasa lebih seperti dunia nyata.
Berlomba Membangun Metaverse
Perlu diakui, saat ini ada perlombaan yang sedang berlangsung untuk membangun metaverse. Berbagai perusahaan Web3 terus maju dengan versi open-source dari metaverse yang terpisah dari upaya Facebook.
Dilansir Decrypt, Yat Siu, Chairman Animoca Brands mengatakan bahwa Meta mewakili “ancaman” bagi metaverse versi terbuka. “Facebook sedang mencari cara untuk membangun metaverse tertutup, di mana mereka mengontrol data dan jaringan yang diperoleh data,” ujar Siu.
Nyatanya, kritik itu tidak menghentikan Meta untuk terus maju. Financial Times melaporkan bahwa perusahaan merencanakan uji coba pada bulan Mei untuk fitur posting NFT. Selain itu, dokumen internal menunjukkan bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk memonetisasi aset berbasis blockchain dengan “biaya dan/atau iklan”.
Bagaimanapun juga, berinteraksi dengan orang dan NFT di metaverse akan membutuhkan mata uang, tetapi itu bukan Diem yang batal. Seperti kita tahu, Meta mengumumkan proyek stablecoin itu pada 2019, tetapi setelah mengalami banyak kemunduran, proyek itu berakhir.
Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa Meta sepertinya tidak akan terburu-buru lagi untuk masuk ke industri kripto. “Para staf sekarang mencoba menemukan cara yang paling ‘tidak diatur’ dalam menawarkan mata uang digital, dimana token digital yang tidak didasarkan pada blockchain muncul sebagai opsi yang paling menarik,” ungkap laporan tersebut.
Perkembangan Metaverse di Indonesia
Di dalam negeri sendiri, industri metaverse kian santer diberitakan. Kabar terakhir, seleb Raffi Ahmad melalui RANS Entertainment berkolaborasi dengan VCGamers, Shinta VR, dan UpBanx, dalam mengembangkan metaverse bernama RansVerse. Mereka memulai periode pre-ILO atau Initial Land Offering pada 1 April 2022 ini.
Terdapat lebih dari 24.000 bidang tanah di metaverse milik RANS Entertainment ini yang akan dijual, dengan berbagai ukuran dan lokasi yang tersebar. Para pihak yang berminat dapat membeli menggunakan token VCGamers (VCG).
Co-founder & Chairman VCGamers, Wafa Taftazani, sempat membocorkan bahwa kisaran harga per plot tanah metaverse di RansVerse mencapai ribuan token VCG. RansVerse diklaim sebagai metaverse pertama di Indonesia yang sepenuhnya mencakup seluruh hal tentang web3, mulai dari aset kripto, NFT, dan blockchain.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.