Fasset, salah satu platform kripto yang beroperasi di Indonesia baru saja mengikat kerja sama dengan Kitabisa. Entitas penggalangan dana maupun donasi. Keduanya sepakat menghadirkan layanan zakat berbasis kripto di tanah air.
Hal itu menjadi terobosan tersendiri dalam mekanisme pembayaran zakat. Sementara untuk Fasset, aktivitas tersebut dipercaya akan semakin mengukuhkan posisi perusahaan sebagai entitas kripto yang menggunakan pendekatan syariah dalam operasionalisasinya.
Kuat dugaan, tingginya jumlah pengguna kripto di Indonesia menjadi salah satu alasan terjalinnya kolaborasi tersebut. Betapa tidak, sampai dengan akhir tahun lalu, jumlah pelanggan kripto tercatat tanah air sudah mencapai angka 22,9 juta pengguna.
Capaian itu jauh lebih tinggi dari jumlah investor pasar modal tanah air. Pada akhir Januari 2025 kemarin mencapai lebih dari 15 juta single investor identification (SID).
“Fasset dan Kitabisa meilhat peluang dengan memanfaatkan teknologi blockchain sebagai solusi inovatif dalam mendukung ekosistem zakat digital. Melalui layanan ini, Fasset menyalurkan zakat dalam bentuk kripto kepada Laz Salam Setara yang ditunjuk sebagai lembaga amil zakat,” jelas Fasset di media sosial.
Indonesia Jadi Fokus Utama
Sebagai catatan, Fasset merupakan platform kripto asal Dubai yang menggunakan pendekatan syariah. Perusahaan menjalankan operasinya di Indonesia melalui PT Gerbang Aset Digital. Entitas yang sudah mengantongi izin sebagai Calon Pedagang Fisik Aset Kripto (CPFAK) sejak 2023 lalu.
Sebelumnya, Fasset menjelaskan bahwa bahwa pihaknya berkomitmen mendukung pertumbuhan pasar aset kripto di Indonesia. Menurut perusahaan, negeri ini merupakan salah satu negara dengan populasi muslim terbesar di dunia. Serta memiliki perkembangan pesat dalam geliat pasar investasi syariah.
Menyoal investasi syariah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku “wasit”yang bertanggung jawab terhadap pengaturan dan pengawasan aset kripto Indonesia belum lama ini mengatakan bahwa pihaknya terbuka terhadap opsi pengembangan ekosistem kripto syariah.
Untuk itu, regulator bakal menggandeng Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI dan juga pelaku pasar yang memiliki preferensi. Untuk menghadirkan layanan berbasis prinsip syariah dalam proses pengembangannya.
Kuat dugaan salah satu produk yang berpotensi dikembangkan adalah penerbitan token berbasis underlying aset fisik. OJK mengakui saat ini produk tokenisasi yang memiliki underlying aset fisik seperti emas sudah mulai masuk sandbox. Jika berhasil, bukan tidak mungkin ke depannya juga akan hadir penerbitan token berbasis underlying aset fisik yang memenuhi prinsip syariah.
Bagaimana pendapat Anda tentang langkah Fasset dalam memfasilitas pembayaran zakat berbasis kripto ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
