Federal Open Market Comittee (FOMC) mengumumkan kenaikan suku bunga sebesar 75 basis poin (bps) pada hari Rabu (21/9) waktu setempat. Akibat keputusan itu, harga Bitcoin (BTC) pun sontak terjun bebas.
Sejak tanggal 20 September kemarin, FOMC telah melakukan rapat selama 2 hari. Rapat tersebut bertujuan untuk mendiskusikan bagaimana menangani isu inflasi. Sejauh ini, FOMC telah menaikkan suku bunga acuannya sebanyak 3 kali; yakni 25 bps di bulan Maret, lalu 50 bps saat Mei, dan yang terakhir 75 bps pada Juni.
Setelah rapat berakhir, FOMC pun memutuskan untuk kembali melakukan kenaikan 75 bps, yang membuat suku bunga di Negeri Paman Sam berada di kisaran 3,00% – 3,25%. Nampaknya, mereka mengisyaratkan bakal ada kenaikan lebih lanjut di masa mendatang, dengan proyeksi kenaikan hingga 4,40% di akhir tahun ini dan 4,60% pada tahun 2023 nanti.
Di samping kabar kenaikan suku bunga ini, pada hari yang sama, Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengumumkan mobilisasi militer secara parsial. Langkah Putin tersebut dilihat sebagai eskalasi atas invasi yang negaranya lakukan terhadap Ukraina. Di samping memulai mobilisasi tersebut, Putin juga menyatakan bahwa ia telah meningkatkan anggaran untuk produksi senjata Rusia.
Harga Bitcoin Sempat Turun 6,40% dalam Hitungan Menit
Sebelum adanya pengumuman dari FOMC, di tanggal 21 September, Bitcoin (BTC) terpantau bergerak naik secara bertahap dari level US$19.000, hingga berhasil menyentuh setinggi US$19.956.
Akan tetapi, usai muncul laporan bahwa FOMC resmi menaikkan suku bunganya sebesar 75 bps, harga BTC pun menurun drastis. Hanya dalam beberapa menit saja, BTC sudah mencatatkan penurunan sebesar 6,40%. Alhasil, terciptalah sebuah bearish candlestick berukuran besar dan membuat BTC terperosok ke level US$18.666, sebelum akhirnya sedikit memantul.
Terlepas dari penurunan tajamnya, dalam grafik hariannya, BTC masih terlihat bergerak dalam area horizontal support US$19.000, yang telah terbentuk dari sejak bulan Juni. Di tanggal 19 September, BTC sempat melonjak tajam dan menciptakan candlestick bullish hammer dalam prosesnya (lihat simbol hijau pada gambar). Pola tersebut adalah jenis candlestick bullish yang menunjukkan buying pressure akibat munculnya sumbu bawah (lower wick) yang panjang. Selain itu, candlestick tersebut juga memvalidasi US$19.000 sebagai area support.
Kemudian, indikator RSI dalam grafik harian pun masih nampak bullish. Indikator ini telah menghasilkan bullish divergence dari sejak titik terendah di bulan Juni, dan garis tren bullish divergence-nya masih utuh (lihat garis hijau). Selama bisa bertahan seperti demikian dan harga BTC tidak ditutup di bawah area US$19.000, maka struktur bullish ini masih valid.
Namun, perlu diingat, meski tidak ada penutupan harian di bawah area ini, candlestick harian sedang membentuk pola bearish, dengan sumbu atas (upper wick) yang panjang (lihat simbol merah pada gambar). Kondisi ini dianggap sebagai tanda adanya selling pressure.
Bagaimana pendapat Anda tentang penurunan harga Bitcoin (BTC) akibat pengumuman kenaikan suku bunga ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.