FTX, crypto exchange yang mengalami krisis parah dan telah mengajukan kebangkrutan Bab 11, mengklaim telah diretas. Semua dana dilaporkan telah hilang.
Pada hari Jumat (11/11) malam waktu setempat, sebuah pesan yang dikirim dari grup Telegram-nya menyatakan bahwa, “FTX telah diretas. Semua dana tampaknya hilang.”
Selain itu, aplikasi seluler dan situs web FTX diretas serta dapat mengunduh malware dan virus Trojan ke perangkat orang lain.
“Aplikasi FTX adalah malware. Hapus itu. Jangan pergi ke situs FTX karena mungkin akan mengunduh virus Trojan,” kata pihak FTX di Telegram mereka.
Kini saat redaksi BeInCrypto Indonesia mencoba mengakses grup Telegram resmi FTX, muncul notifikasi bahwa grup tersebut tidak lagi dapat diakses.
Pernyataan ini datang setelah muncul percakapan deras di Twitter bahwa lebih dari US$400 juta telah terkuras dari akun FTX ke satu alamat crypto wallet.
Crypto wallet itu disebut telah memperoleh beberapa jenis token kripto, dan mulai menjual token yang diterimanya dari FTX.
Penasihat Umum FTX, Ryne Miller, mengklaim bahwa FTX sedang menyelidiki ketidaknormalan pergerakan crypto wallet terkait dengan konsolidasi saldo FTX di seluruh crypto exchange itu.
“Fakta tidak jelas karena pergerakan lain tidak jelas. Akan memberikan info lebih lanjut segera setelah kami memilikinya,” jelas Ryne Miller pada hari Sabtu (12/11) pukul 11:08 WIB.
FTX Resmi Ajukan Kebangkrutan, SBF Melepas Jabatan CEO
Sebelumnya, FTX akhirnya mengajukan kebangkrutan Bab 11 (Chapter 11 bankruptcy). FTX mengatakan sedang mencari perlindungan kebangkrutan di Delaware, Amerika Serikat (AS).
Dalam pengumuman yang disampaikan pada hari Jumat (11/11) pukul 21:14 WIB, FTX mengatakan bahwa sang founder yaitu Sam Bankman-Fried (SBF) telah mengundurkan diri dari posisinya sebagai CEO. John J. Ray III telah ditunjuk untuk mengambil posisi CEO FTX Group yang baru. SBF disebut akan tetap membantu dalam transisi yang tertib.
Selain FTX Trading Ltd (FTX.com), mereka mengatakan sekitar 130 entitas perusahaan yang terafiliasi dengan FTX, termasuk Realm Shires Services Inc. (FTX US) dan Alameda Research, juga mengajukan kebangkrutan.
“FTX Group telah memulai proses sukarela berdasarkan Bab 11 dari Kode Kebangkrutan AS di Distrik Delaware untuk memulai proses yang teratur untuk meninjau dan memonetisasi aset untuk kepentingan semua pemangku kepentingan global,” tulis pihak FTX.
Bagaimana Langkah ke Depannya?
John J. Ray III mengatakan bahwa pembebasan segera dari Bab 11 tepat untuk memberikan FTX Group kesempatan untuk menilai situasinya dan mengembangkan proses untuk memaksimalkan pemulihan bagi para pemangku kepentingan.
“FTX Group memiliki aset berharga yang hanya dapat secara efektif dikelola dalam suatu proses bersama yang terorganisir. Saya ingin memastikan kepada setiap karyawan, pelanggan, kreditur, contract party, pemegang saham, investor, otoritas pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya, bahwa kita akan melakukan upaya ini dengan ketekunan, ketelitian, dan transparansi,” jelas CEO FTX yang baru itu.
Dia menambahkan bahwa para pemangku kepentingan harus memahami bahwa peristiwa ini telah bergerak cepat dan ‘tim baru’ terlibat hanya baru-baru ini. Pemangku kepentingan diminta harus meninjau materi yang diajukan FTX di berkas persidangan selama beberapa hari mendatang untuk informasi lebih lanjut.
Langkah ini menutup dari drama kehancuran spektakuler, mengingat posisi FTX di dunia kripto dan citranya di publik. Adapun krisis likuiditas serius yang dialami FTX disebabkan oleh pengungkapan tentang neraca keuangan (balance sheet) hingga menuju pada kebangkrutan.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.