Kembali

Gandeng Kuningan City, Bittime Genjot Pemahaman Blockchain

sameAuthor avatar

Ditulis & Diedit oleh
Adi Wiratno

01 Oktober 2025 18.59 WIB
Tepercaya
  • Bittime berkolaborasi dengan Kuningan City Mall untuk memperluas pemahaman terkait blockchain dan kripto ke masyarakat Indonesia.
  • Tingkat pemahaman kripto investor masih rendah, mencapai 31,8%.
Promo

Bittime, salah satu crypto exchange asal Indonesia baru saja mengikat kerja sama dengan salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta, Kuningan City Mall. Keduanya sepakat untuk bersama-sama mendorong pemahaman blockchain ke masyarakat melalui gelaran Crypto 101: Get to Know Web3 Ecosystem.

Melalui aktivitas tersebut, kedua perusahaan bermaksud mendorong pemahaman teknologi blockchain serta potensi perkembangan aset kripto secara luas. Sehingga pada akhirnya mampu mengakselerasi adopsi aset digital di tanah air.

Chief Executive Officer (CEO) Bittime, Ryan Lymn menjelaskan, gelaran tersebut merupakan bentuk komitmen perusahaan untuk mewujudkan generasi sadar terhadap teknologi yang menjadi tulang punggung dalam aset kripto, blockchain.

“Melalui kolaborasi ini, kami berharap dapat menyokong percepatan transformasi digital di Indonesia. Yakni dengan mengenalkan blockchain dan potensi kripto kepada masyarakat luas,” jelasnya melalui keterangan resmi.

Sponsored
Sponsored

Melihat tingginya antusiasme masyarakat yang terefleksi dalam jumlah konsumen kripto Indonesia di 2 tahun terakhir, menunjukkan bahwa edukasi dan juga literasi memainkan peran vital dalam perkembangan kripto dalam negeri.

Hi-tech Mall

Di sisi lain, Manager Marcomm dan TCR Kuningan City, Fauzan S. Utomo menambahkan, kolaborasi yang terjalin dengan Bittime menjadi langkah awal bagi Kuningan City menuju konsep hi-tech mall.

Pihanya berkomitmen untuk membuka akses edukasi kepada masyarakat agar bisa mengenal lebih jauh ekosistem Web3 dan potensi pemanfaatan blockchain dalam kehidupan sehari-hari.

“Seperti halnya aset kripto yang bukan hanya sekedar aset digital, melainkan revolusi dari cara manusia memahami kebebasan finansial. Harapannya, Kuningan City juga bisa hadir sebagai destinasi utama yang inspiratif,” tutur Fauzan.

Sebagai catatan, jika melihat pertumbuhan adopsi kripto yang terjadi secara global dan angka literasi kripto secara luas, kondisinya cukup menarik. Laporan Triple-A menyebut, pada tahun 2024 lalu, estimasi jumlah orang yang memiliki aset kripto di dunia mencapai lebih dari 560 juta orang.

Sementara, laporan dari Cryptoliteracy.org mengungkap, hanya 31,8% orang yang memiliki pemahaman mendalam terhadap kripto. Menggambarkan rendahnya tingkat pemahaman kripto di dalam ruang investor aset digital sekali pun.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Penyangkalan

"Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi. Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris."