Upaya Grayscale Investments untuk mengonversi dana investasi terkait Bitcoin yang mulai beroperasi dan dipercayakan kepada mereka sejak 2013 menjadi sebuah ETF Bitcoin spot bisa berakhir dengan gugatan hukum untuk SEC.
Exchange Traded Fund (ETF) merupakan reksa dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang unit penyertaannya diperdagangkan di bursa efek.
Batas waktu terakhir bagi Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika Serikat (AS) untuk menyetujui atau menolak pengajuan permohonan untuk mengubah trust Grayscale Bitcoin Trust (GBTC) menjadi ETF Bitcoin spot adalah pada 6 Juli 2022.
Bila SEC pada akhirnya akan menolak kembali permohonan yang berkaitan dengan pengajuan ETF Bitcoin spot, maka Grayscale tidak segan untuk mempertimbangkan menyeret regulator AS tersebut ke meja hijau.
CEO Grayscale, Michael Sonnenshein, pada 28 Maret 2022 mengatakan kepada Bloomberg bahwa mereka telah menyiapkan semua opsi untuk merespon putusan pada Juli mendatang.
“Saya pikir semua opsi ada di atas meja,” kata CEO Grayscale saat ditanya apakah pihaknya akan mempertimbangkan opsi gugatan berlandaskan Administrative Procedure Act (APA) atau Undang-Undang Prosedur Administratif jika pengajuan izin untuk ETF Bitcoin spot mereka akhirnya ditolak oleh SEC.
Alasan SEC Harus Mengizinkan Operasi ETF Bitcoin Spot
Dasar argumen Grayscale terletak pada fakta bahwa SEC telah mengizinkan ETF yang didukung dengan derivatif Bitcoin diperdagangkan, sambil di sisi lain terus menolak pengajuan terkait ETF Bitcoin spot.
Perwakilan tim legal Grayscale, Davis Polk, pada 29 November 2021 telah mengirim sebuah comment letter ke SEC yang menyajikan argumen baru mengapa harus mendukung ETF Bitcoin spot.
Para investor punya minat yang tinggi dalam pertempuran untuk membawa ETF Bitcoin spot ke market. Menurut keterangan Grayscale, ada sekitar 2.700 surat telah dikirimkan ke SEC sebagai bagian dari periode peninjauan standar 240 hari terkait pengajuan permohonan ini.
Terkait hal ini, Grayscale mendedikasikan sebuah halaman khusus di situsnya dalam rangka menampung suara para investor untuk mengadvokasi mengubah GBTC ke ETF Bitcoin spot.
“Sangat menggembirakan untuk melihat para investor berkumpul di belakang upaya untuk menekankan masalah yang ada yaitu perlindungan investor,” ungkap CEO Grayscale.
Michael Sonnenshein mengatakan setiap hari demi hari, ada fakta bahwa fund andalan yang mereka kelola bukan ETF Bitcoin spot merupakan kerugian bagi para investor.
Landasannya adalah tidak adanya ETF Bitcoin spot berpotensi memaksa para investor masuk ke produk investasi berbasis berjangka yang pada dasarnya lebih berisiko.
Dia juga menunjukkan tentang shares GBTC (yang telah dikutip di OTCQX sejak 26 Maret 2015) yang telah diperdagangkan di bawah net asset value (NAV) atau nilai aset bersih (NAB).
“GBTC telah diperdagangkan sejak 2015 dan menjadi perusahaan yang melapor ke SEC sejak Januari 2020. Jadi setiap hari itu, GBTC diperjualbelikan oleh para investor dan tidak terikat dengan hal yang familiar dan mendapatkan perlindungan seperti ETF pada umumnya. Kami benar-benar tidak merasa bahwa SEC melakukan semua yang mereka bisa untuk benar-benar melindungi para investor,” kata Michael Sonnenshein.
Sang CEO Grayscale mengatakan GBTC hari ini dimiliki oleh para investor di 50 negara bagian AS, dan ada lebih dari 800.000 akun di AS yang semuanya menunggu dengan sabar untuk mengubah GBTC menjadi ETF Bitcoin spot.
Dia optimis bahwa masalahnya adalah ‘kapan’, bukan ‘apakah’, ETF Bitcoin spot akan disetujui oleh regulator AS.
Putusan Izin Operasi ETF Bitcoin Spot GBTC Telah Ditunda 2 Kali
Grayscale diketahui mulai mengajukan permohonan izin untuk mengkonversi trust GBTC menjadi ETF Bitcoin spot secara legal pada Oktober 2021.
Namun pada Desember 2021, SEC kemudian menunda memberikan keputusan apakah menyetujui atau menolak produk yang ditawarkan Grayscale. Alasannya, diperlukan waktu yang lebih lama untuk mempertimbangkan perubahan yang diusulkan.
SEC kembali memberikan sikap yang sama pada Februari 2022. Regulator AS tersebut diperkirakan akan mengambil keputusan tentang pengajuan Grayscale setidaknya pada 6 Juli 2022. Hal ini tentu membuat Grayscale harus menunggu kepastian lebih lama.
Dalam surat pernyataan pada 4 Februari 2022 yang menunda pengambilan keputusan mengenai pengajuan Grayscale, SEC bersikeras bahwa perlu ada langkah-langkah perlindungan bagi para investor yang lebih baik terkait ETF kripto.
Dalam pemberitahuan berjumlah 10 halaman itu, SEC membuka ruang untuk mendapat respon dari publik dengan meminta ‘komentar tertulis dari para orang-orang yang berkepentingan’ untuk menyajikan ‘pandangan, data, hingga argumen’ mereka demi mengatasi kekhawatiran regulator tentang potensi manipulasi market, likuiditas, hingga transparansi secara keseluruhan.
Para pendukung kripto mendesak SEC untuk membuat keputusan yang positif karena persetujuan ini akan melegitimasi keberadaan ETF Bitcoin spot dan benar-benar akan melindungi investor lebih jauh.
SEC sebelumnya diketahui telah menolak sejumlah proposal tentang pengajuan izin untuk mengelola ETF Bitcoin spot seperti dari VanEck, WisdomTree, Krypton, SkyBridge, hingga Fidelity.
Sejauh ini, Komisi Sekuritas dan Bursa AS ini belum memberi restu pada ETF Bitcoin spot apa pun, meski sudah menyetujui sejumlah ETF futures atau berjangka sejak Oktober 2021.
Adapun terdapat 3 EFT Bitcoin futures yang telah diluncurkan atas restu SEC, antara lain ProShares Bitcoin Strategy ETF (BITO), Valkyrie Bitcoin Strategy ETF (BTF), dan VanEck Bitcoin Strategy ETF (XBTF).
Sekilas tentang GBTC
Cathie Wood merupakan stock-picker ternama di Wall Street sekaligus founder dan CEO Ark Invest. Dia yakin bahwa saham Tesla akan melonjak gila-gilaan dan konon salah satu orang yang mencegah Tesla delisting ketika Elon Musk mengutarakan niat itu pada Agustus 2018.
Cathie Wood pun disebut-sebut pertama kali masuk ke Bitcoin pada tahun 2015 ketika harganya masih di bawah US$250. Menariknya, CNBC melaporkan pada Desember 2017 bahwa dia punya akses berinvestasi ke Bitcoin lewat GBTC.
GBTC dibentuk pada 13 September 2013 dan awal operasi trust ini dimulai sejak 25 September 2013.
Lalu sejak 26 Maret 2015, shares yang berkaitan dengan GBTC mulai dikutip di OTCQX yang menyediakan informasi harga dan merupakan market untuk trading bagi sejumlah shares OTC atau over-the-counter.
Adapun perdagangan OTC dapat melibatkan ekuitas, instrumen utang, hingga derivatif, yang merupakan kontrak keuangan yang memperoleh nilainya dari underlying asset seperti komoditas bahkan kripto.
Meskipun bukanlah investasi langsung dalam Bitcoin, GBTC dirancang memberi investor cara yang hemat biaya dan nyaman untuk mendapatkan eksposur investasi ke Bitcoin.
Tujuan investasi ini adalah agar shares mencerminkan nilai Bitcoin yang dipegang oleh GBTC, dikurangi pengeluaran dan kewajiban GBTC lainnya.
Sampai saat ini, GBTC belum memenuhi tujuan investasinya dan shares yang dikutip di OTCQX belum mencerminkan nilai Bitcoin yang dipegang oleh GBTC, dikurangi pengeluaran dan kewajiban GBTC lainnya, tetapi sebaliknya telah diperdagangkan dengan premi dan diskon untuk nilai tersebut dengan variasi yang kadang-kadang substansial.
Mulai sejak 31 Desember 2021, per shares GBTC mewakili sekitar 0,0009 BTC. Adapun terdapat 692.370.100 shares GBTC yang telah didistribusikan dengan harga bervariasi. Terdapat 694.811,86692579 Bitcoin dengan total aset yang bernilai US$29,57 miliar dengan nilai NAV per shares adalah US$42,72.
Per 28 Maret 2022, Grayscale melaporkan bahwa GBTC memiliki US$30,79 miliar dalam assets under management (AUM) atau aset yang mereka kelola. Sementara nilai kepemilikan aset Bitcoin per shares adalah US$32,81.
Menurut data yang dikumpulkan Bloomberg, GBTC saat ini diperdagangkan dengan diskon antara 25% hingga 30% atas NAV mereka. Michael Sonnenshein mengatakan bahwa NAV dan harga dari dana yang mereka kelola harus bertemu ketika dana tersebut akhirnya dikonversi.
Sebagai informasi, Grayscale Investments memiliki lebih dari selusin dana kelolaan dengan total mencapai hampir US$40 miliar dalam AUM.
Grayscale sebenarnya juga memiliki produk serupa GBTC yang terkait dengan kripto, seperti Ethereum, Decentraland, hingga Solana. Baru-baru ini, mereka merilis Grayscale Smart Contract Platform Ex-Ethereum Fund (GSCPxE), yang menampung Cardano, Solana, Polkadot, Polygon, dan lainnya.
Sebagai catatan, Grayscale, termasuk bersama CoinDesk hingga Luno, merupakan anak perusahaan dari Digital Currency Group.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.