Hamster Kombat mengumumkan bahwa pihaknya telah melakukan blokir terhadap 2,3 juta penggunanya karena melakukan kecurangan. Jumlah itu sebanding dengan populasi kota Roma, yang menyoroti skala yang signifikan dari tindakan tegas tersebut.
Menariknya, langkah berani ini dilakukan jelang distribusi airdrop token HMSTR kepada komunitas.
Hamster Kombat Hadapi Kritik Keras Jelang Airdrop
Perusahaan mengaku telah mendeteksi berbagai taktik kecurangan, termasuk menghubungkan lebih dari 400 akun ke dalam satu wallet Binance dan membuat ribuan referensi palsu. Hamster Kombat menyatakan bahwa sistem anti-cheat menangkap adanya pelanggaran dan telah memantau perilaku pemain, seperti login secara bersamaan dan tindakan berulang di lokasi layar yang tepat.
Sebagai konsekuensinya, Hamster Kombat menyita 6,8 miliar token HMSTR dari para penipu. Selanjutnya, perusahaan berencana untuk melakukan burn setengah dari token tersebut. Token yang tersisa akan didistribusikan ke pemain yang telah mematuhi aturan permainan.
“Penipu tidak layak berada di komunitas kami. Mereka mengotomatiskan penjualan mereka melalui perangkat lunak untuk mendapatkan keuntungan atas pemain reguler. Kami peduli dengan pemain kami dan pelaku pasar, terutama pemegang jangka panjang, dan ingin melindungi mereka,” tegas Hamster Kombat.
Langkah keras ini berdampak signifikan pada status kelayakan untuk airdrop mendatang. Dari 300 juta pemain yang bergabung sejak peluncuran Hamster Kombat di Maret 2024, hanya 131 juta yang akan menerima token. Artinya, hanya 43% dari total basis pemain yang memenuhi syarat untuk airdrop musim pertama.
Perusahaan telah mengalokasikan 75 miliar dari total 100 miliar token HMSTR kepada anggota komunitas. Awalnya, 60 miliar token akan di bagikan setelah musim pertama berakhir. Dengan token yang tersisa, dijadwalkan untuk dirilis selama musim kedua.
Pemain yang memenuhi syarat untuk airdrop, dapat segera mengakses 88,75% dari token mereka. Sisanya akan di vesting dan tersedia 10 bulan setelah pencatatan.
Bukan Kontroversi Pertama
Musim berakhir pada 20 September, dengan snapshot aktivitas pemain untuk menentukan kelayakan airdrop. Tetapi, snapshot tersebut telah rusak oleh kontroversi. Pengenalan aturan anti-cheat pada menit terakhir telah menyebabkan diskualifikasi pemain secara luas, utamanya bagi pemain yang percaya bahwa mereka telah memenuhi semua persyaratan untuk airdrop.
Akibatnya, beberapa anggota komunitas menyuarakan kekecewaannya. Para pemain merasa dikhianati oleh perubahan mendadak, khususnya pada kriteria kelayakan. Selain itu, kritik juga muncul dari tokoh berpengaruh dalam komunitas kripto.
“Hamster Kombat telah menipu komunitas. Mereka telah mengalokasikan sebagian besar airdrop kepada YouTuber dan influencer untuk referensi. Mereka telah menerapkan vesting tanpa menginformasikan komunitas. Mereka telah membuat orang bekerja seperti buruh, siang dan malam untuk mengumpulkan kunci dari permainan mereka dan memberikan token US$5 atau US$10,” ungkap influencer kripto terkemuka, Crypto with Khan.
Terlepas dari hal itu, kondisi Ini bukanlah kontroversi pertama yang memengaruhi jalannya airdrop HMSTR Hamster Kombat. Sebelumnya proyek kenamaan itu juga sempat mengalami penundaan tanggal airdrop dari Juli karena adanya tantangan operasional.
Masalah lain juga muncul ketika Binance mengumumkan Hamster Kombat sebagai proyek ke-58 di platform Launchpool-nya. Meskipun awalnya peluncuran tersebut menimbulkan kegembiraan, namun situasinya berubah dengan cepat menjadi sumber kontroversi dalam komunitas.
Bagaimana pendapat Anda tentang blokir yang dilakukan oleh Hamster Kombat terhadap 2,3 juta pengguna ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.