Dalam beberapa waktu ke depan, sejumlah data ekonomi Amerika Serikat (AS) akan memainkan peran penting dalam pergerakan pasar kripto. Mulai dari investor maupun trader terus menunggu kepastian sikap The Fed, apakah akan melakukan pemangkasan suku bunga atau justru tetap menahannya. Meskipun peluang penurunan terbuka lebar, tetapi data inflasi yang akan rilis pekan ini bakal menjadi dasar dari kebijakan moneter The Fed. Membuat pasar terus bersikap wait and see sembari mendapatkan kepastian data.
Pada perdagangan hari ini, Bitcoin (BTC) yang merajai kapitalisasi pasar aset kripto global mulai bergerak positif. Naik 1,4% dalam 24 jam terakhir ke kisaran US$112.065. Dominasi Bitcoin juga relatif kuat, berada di level 58,32%.
SponsoredFinancial Expert Ajaib, Panji Yudha melalui keterangan resminya menjelaskan, pergerakan pasar Bitcoin (BTC) pekan ini akan mendapat pengaruh kuat dari sejumlah data ekonomi AS. Utamanya laporan inflasi yang akan rilis.
Setelah pekan yang relatif tenang, investor kembali mencermati sinyal dari Wall Street, di mana perdebatan antara data pasar tenaga kerja yang melemah dan tekanan inflasi yang meningkat sedang memanas.
Pada Agustus, Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa nonfarm payrolls hanya meningkat 22.000 pekerjaan, jauh di bawah ekspektasi para ekonom yang memperkirakan kenaikan 75.000 posisi.
Angka ini menjadi bukti terbaru dari pelemahan pasar tenaga kerja yang sebelumnya telah diisyaratkan oleh Ketua The Fed, Jerome Powell. Data yang lemah ini membuat pasar meyakini 100% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan 16-17 September mendatang.
Ancaman Inflasi Bisa Membuyarkan Harapan
Namun, harapan penurunan suku bunga ini dapat terancam oleh laporan inflasi. Ekonom memprediksi harga konsumen (CPI) naik 0,3% secara bulanan dan 2,9% secara tahunan pada Agustus, menandai kenaikan sejak Juli.
“Inflasi inti (Core CPI), yang mengecualikan biaya makanan dan energi, juga diperkirakan naik 0,3% MoM dan 3,1% YoY. Jika angka-angka ini sesuai atau melebihi prakiraan, The Fed akan menghadapi dilema besar dalam menyeimbangkan mandat ganda mereka—yakni memaksimalkan lapangan kerja dan menjaga inflasi di 2%,” jelas Panji melalui keterangan resmi.
Selain CPI, laporan Indeks Harga Produsen (PPI) yang rilis Rabu juga dapat mengungkap dampak tarif impor yang dapat memicu kenaikan inflasi.
Prospek pemangkasan suku bunga selama ini menjadi faktor dominan yang menjaga sentimen positif di pasar saham. Namun, jika ekspektasi tersebut berbalik arah karena data inflasi yang tinggi, maka bisa menjadi masalah besar bagi aset berisiko seperti Bitcoin.
SponsoredPergerakan ETF Kripto Berbalik Arah, Bitcoin Catat Arus Masuk Positif
Di sisi lain, arus dana di pasar ETF kripto kembali berbalik arah pada pekan ini. Setelah ETF Ethereum sempat mendominasi, ETF Bitcoin berhasil mencatat total arus masuk bersih. Pada awal pekan, ETF Bitcoin menunjukkan arus masuk yang solid, namun tren ini berbalik pada paruh pekan kedua.
Di sisi lain, ETF Ethereum mengalami pekan yang berat, mencatat arus keluar harian selama empat hari berturut-turut, bahkan mencapai US$446,71 juta pada 5 September.
Secara keseluruhan, total arus masuk bersih ETF Bitcoin dari 2 hingga 5 September tercatat mencapai US$246,42 juta. Angka ini jauh berbeda dengan ETF Ethereum yang mengalami total arus keluar bersih mencapai US$787,73 juta pada periode yang sama.
Perbedaan arus dana ini mengindikasikan bahwa minat investor mungkin sedang beralih kembali ke Bitcoin, yang dianggap lebih stabil di tengah kondisi pasar yang dinamis. Pada penutupan pekan, total aset kelolaan bersih di ETF Bitcoin mencapai US$144,05 miliar, sementara ETF Ethereum memiliki total US$27,64 miliar.
Bagaimana pendapat Anda tentang pengaruh data ekonomi AS terhadap harga Bitcoin ke depannya? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!