Harga Bitcoin (BTC) kini terperosok dalam ketidakpastian, seiring dengan kembalinya koin yang tidak aktif di tengah permintaan yang surut di pasar spot. Data on-chain menunjukkan banyak BTC yang telah lama dipegang kini kembali beredar.
Walaupun situasi ini biasanya memberikan sinyal positif bagi nilai koin, rendahnya permintaan justru bisa memantik tekanan turun lebih lanjut pada harga Bitcoin.
Koin Lama Kembali Mengisi Pasar
Dalam sebuah postingan di X/Twitter, Lookonchain menginformasikan bahwa pada hari Rabu (9/10), seorang crypto whale besar menarik 250 BTC dari crypto exchange terkemuka Binance setelah enam bulan berdiam diri. Yang unik, aktivitas whale ini terjadi bertepatan dengan lonjakan dramatis dalam metrik Age Consumed Bitcoin. Metrik ini membantu memantau pergerakan koin yang telah lama dipegang. Pada hari itu, metriknya melonjak hingga 1.026%, mencapai angka 82,1 juta—level tertinggi dalam lebih dari 90 hari.
Lonjakan ini memiliki arti penting karena holder jangka panjang jarang melakukan pergerakan pada koin mereka. Ketika mereka melakukannya, ini acapkali menandakan adanya pergeseran dalam tren pasar. Secara historis, saat BTC yang tidak aktif kembali beredar, ini dianggap sebagai sinyal positif untuk pergerakan harga di masa mendatang, menandakan kebangkitan aktivitas dari holder jangka panjang yang strategis.
Namun, agar skenario positif dapat terwujud, pergerakan koin yang tidak aktif harus terjadi berbarengan dengan permintaan pasar yang kuat. Jika koin yang sebelumnya tidak aktif kembali beredar pada saat permintaan yang lemah, hal ini dapat meningkatkan tekanan jual dan menyeret turun harga Bitcoin lebih jauh—mirip dengan apa yang sedang kita saksikan di pasar saat ini.
Adapun turunnya Chaikin Money Flow (CMF) Bitcoin mengindikasikan adanya permintaan yang lemah. CMF, yang bertugas melacak arus masuk dan keluar modal dari pasar, saat ini bertengger di -0,13, di bawah garis nol. Ini menandakan adanya penarikan likuiditas. Tercatat, semakin banyak trader yang menjual kepemilikan Bitcoin mereka, alhasil memperkuat tekanan bearish.
Prediksi Harga BTC: Pasar Perlu Permintaan Baru
Lonjakan pasokan BTC terkini tanpa adanya permintaan untuk menyerapnya berpotensi menyebabkan harga turun dalam waktu dekat. Temuan pada alat Fibonacci Retracement untuk BTC menunjukkan bahwa jika tekanan jual terus meningkat, harga koin bisa meluncur ke bawah US$60.000 untuk menguji level support US$58.464.
Jika kalangan bull gagal mempertahankan level ini, harga Bitcoin terancam drop lebih jauh ke US$54.847.
Akan tetapi, jika koin menyaksikan lonjakan permintaan baru, koin yang sebelumnya tidak aktif yang kembali beredar dapat diserap oleh pembeli, berpotensi memacu harga naik dan membalikkan prospek bearish yang telah disebutkan. Dalam skenario ini, harga Bitcoin bisa melesat hingga mencapai US$68.474.
Bagaimana pendapat Anda tentang prediksi harga Bitcoin (BTC) di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.