Harga Bitcoin (BTC) sempat diperdagangkan menembus level US$57.000 pada hari Selasa (27/2) pagi. Capaian ini pertama kali terjadi sejak November 2021.
Bitcoin melesat dari zona US$51.000 pada hari Senin (26/2) pukul 21:00 WIB menuju level US$53.000 pada pukul 23:00 WIB. Kemudian, naik lagi ke zona US$54.000 pada hari Selasa pukul 02:00 WIB. Sampai akhirnya, Bitcoin menembus zona harga US$56.000 pada pukul 09:00 WIB.
Menariknya, sejumlah pihak mencatat bahwa harga Bitcoin sempat menembus zona US$57.000. Data spot market di crypto exchange Binance dan Bybit menunjukkan harga Bitcoin sempat menyentuh di atas level US$57.000.
Sementara itu, harga Bitcoin di market derivatif CME sempat jebol ke zona US$58.000.
Menurut data CoinGlass, trader yang membuka posisi Bitcoin di market derivatif secara total mengalami likuidasi US$184,15 juta, dengan likuidasi posisi short US$158,53 juta dan likuidasi posisi long US$25,62 juta.
Dengan harga Bitcoin yang saat ini diperdagangkan di sekitar level US$55.896, CoinGecko memperkirakan bahwa harga BTC telah naik sekitar 8,5% dalam 24 jam terakhir.
Sebelumnya pada 23 Februari lalu, Matrixport, perusahaan yang menyediakan layanan keuangan aset digital, memperkirakan bahwa harga Bitcoin bisa mencapai US$63.000 pada Maret 2024.
Volume Perdagangan ETF Bitcoin Spot Tembus US$2,4 Miliar dalam Sehari
Pada hari Selasa pukul 04:13 WIB, sebelum harga Bitcoin menembus level US$56.000, Eric Balchunas, analis exchange-traded fund (ETF) senior di Bloomberg Intelligence, mengatakan bahwa 9 ETF Bitcoin spot (selain GBTC) yang diperdagangkan di Amerika Serikat (AS) telah memecahkan rekor volume perdagangan harian sepanjang masa yaitu US$2,4 miliar pada hari ini Senin.
Selain itu, volume perdagangan ETF Bitcoin spot yang dikelola BlackRock (dengan kode IBIT) menembus sekitar US$1,29 miliar dalam satu hari. Hal ini menempatkan IBIT pada peringkat ke-11 di antara semua ETF teratas yang ada di AS.
“Angka yang gila untuk ETF pemula (khususnya dengan sejumlah kompetitor ETF Bitcoin spot lainnya). US$1 miliar per hari [untuk IBIT] adalah volume tingkat besar, cukup untuk pertimbangan pelaku institusional (bahkan yang besar),” ungkap Eric Balchunas.
Saat ditanya mengapa ada minat yang lebih besar pada IBIT, Eric Balchunas menerangkan bahwa BlackRock adalah raksasa Godzilla dengan distribusi besar-besaran, brand terpercaya, dan terkenal di dunia perdagangan. Meski begitu, 9 ETF Bitcoin spot lainnya baik-baik saja, dan semuanya akan mendapat keuntungan seiring meningkatnya minat investor ETF atau konvensional terhadap Bitcoin.
MicroStrategy Kembali Beli BTC
Di samping lonjakan volume perdagangan ETF Bitcoin spot, analis memperkirakan bahwa salah satu pemicu meningkatnya harga BTC kali ini adalah antisipasi Bitcoin halving pada bulan April mendatang.
Sebelumnya pada hari Senin pukul 20:00 WIB, Michael Saylor mengumumkan bahwa MicroStrategy telah memperoleh 3.000 Bitcoin tambahan seharga sekitar US$155 juta dengan harga rata-rata US$51.813 per BTC.
Per 25 Februari 2024, MicroStrategy memiliki 193.000 BTC yang diperoleh dengan biaya sekitar US$6,09 miliar dan harga rata-rata US$31.544 per BTC.
Dengan menggunakan perhitungan kasar harga US$55.000 per BTC, maka aset Bitcoin milik MicroStrategy telah mencapai lebih dari US$10 miliar, dengan keuntungan mencapai sekitar US$4,5 miliar.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.