Kinerja Bitcoin (BTC) dari tahun ke tahun disebut selalu menunjukkan performa positif. Chief Marketing Officer (CMO) TRIV, Jordan Simanjuntak mengatakan, berdasarkan data, sejak tahun 2019 hingga 2024 kemarin, harga BTC hampir selalu menunjukkan pertumbuhan lebih dari 60%.
Menurutnya, hanya terdapat satu periode jawara kripto itu memperlihatkan performa yang berbeda. Yakni di tahun 2022, ketika itu harga BTC mengalami koreksi 65%.
“Kinerja Bitcoin dalam 6 tahun terakhir, secara year-over-year (yoy) selalu naik, dan hanya satu kali mengalami penurunan di 2022,” jelas Jordan dalam acara CRYPTALK WITH TRIV oleh InvestorTrust.
Kondisi itu menunjukkan bahwa sebagai kelas aset baru, performa Bitcoin memiliki potensi besar untuk terus berkembang. Selain itu lanjut Jordan, masuknya investor institusi ke aset kripto, utamanya BTC, juga akan menambah kuat kapitalisasi pasar Bitcoin.
Kehadiran ETF Bitcoin spot di Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara lainnya, membuat kepemilikan Bitcoin di level institusional terus bertambah besar. Data memperlihatkan bahwa sebanyak 1.350.763 Bitcoin saat ini berada di ETF.
Selain itu, sekitar 632.526 BTC digenggam oleh perusahaan publik dan 368.042 Bitcoin sudah dimiliki oleh private company. Menunjukkan tingginya adopsi dari level korporat.
Nah Indonesia sendiri sudah memberikan lampu hijau bagi institusi untuk bisa melakukan perdagangan aset kripto. Bappebti, selaku regulator awal yang mengawasi industri kripto di tanah air mengeluarkan kebijakan pada akhir tahun lalu, untuk memperbolehkan entitas kripto menawarkan perdagangan aset digital ke institusi.
Hal itu sengaja didorong sebagai bentuk insentif bagi entitas kripto yang sudah menyandang status Pedagang Fisik Aset Kripto (PFAK).
Kinerja Bitcoin Masih di Early Stage
Jordan juga menyoroti harga Bitcoin yang menurut beberapa pihak disebut sudah terlalu mahal. Menurutnya, justru sebaliknya, kinerja Bitcoin saat ini terbilang baru dalam tahap early stage. Ia membandingkan kapitalisasi pasar BTC yang saat ini masih berada di bawah US$2 triliun, dengan emas yang sudah mencapai US$17 triliun.
“Secara kapitalisasi pasar, Bitcoin memang sudah mengalahkan Google dan META. Namun ketimbang emas, tidak mencapai setengahnya. Artinya kesempatan masih ada,” tambah Jordan.
Dalam hematnya, jika semakin banyak institusi keuangan masuk ke BTC, seperti dana pensiun maupun lembaga lainnya dan juga negara, nilai saat ini masih terbilang kecil.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
