Untuk pertama kalinya sejak 27 September, Ethereum telah terbang melampaui level US$2.700. Tak hanya itu, ETH juga memancarkan tanda-tanda kuat untuk mempertahankan momentum naiknya. Sekitar sepuluh hari yang lalu, ETH sempat terperosok ke bawah US$2.400. Itu lantas menyulut spekulasi bahwa altcoin ini mungkin bakal kesulitan untuk bangkit lagi.
Beruntung, dalam tujuh hari terakhir, ETH berhasil menaklukkan level resistance kunci. Dalam analisis on-chain ini, BeInCrypto mengupas bagaimana momentum naik ini bisa memacu harga naik lebih tinggi.
Tekanan Jual Ethereum Mulai Melandai
Salah satu indikator yang menopang prediksi bullish ini adalah Ethereum Exchange Netflow. Indikator ini menampilkan jumlah koin yang mengalir masuk dan keluar dari crypto exchange. Menurut data dari CryptoQuant, sebanyak 29.378 ETH telah ditarik dari exchange hingga saat ini.
Dari sudut pandang perdagangan spot, nilai yang tinggi biasanya menandakan tekanan jual yang meningkat. Namun, dengan sekitar US$80 juta ETH yang telah ditarik, ini berarti ETH mungkin tidak akan menghadapi tekanan jual yang berarti dalam waktu dekat.
Sementara dari sisi derivatif, penurunan ini menunjukkan volatilitas rendah. Dengan kata lain, trader dengan posisi terbuka cenderung tidak menghadapi likuidasi. Dengan demikian, kedua kondisi ini, jika digabungkan, bisa menjadi sinyal bullish bagi harga Ethereum.
Selain itu, metrik lain yang turut meyokong prospek bullish yakni jumlah alamat yang memegang ETH senilai US$1 juta atau lebih. Ketika metrik ini naik, itu artinya hodler sedang mengakumulasi lebih banyak koin, mencerminkan perilaku bullish. Sebaliknya, turunnya metrik menandakan holder jangka panjang mulai melakukan aksi jual, yang biasanya menandakan sentimen bearish.
Berdasarkan data dari Glassnode, jumlah alamat yang memegang ETH senilai US$1 juta atau lebih telah meningkat. Fenomena ini bermakna bahwa harga Ethereum bisa menangkal drop harga lebih lanjut.
Analis kripto sekaligus pendiri MN Consultancy, Michaël van de Poppe, memiliki pandangan serupa. Namun, dalam postingannya, van de Poppe menyebut bahwa ETH perlu naik ke atas US$2.770 agar punya peluang menembus US$3.000.
“Ethereum mungkin akhirnya bakal berbalik arah. Menembus resistance krusial di US$2.770 akan sangat bagus. Jika itu terjadi, target selanjutnya adalah US$3.200,” tegas van de Poppe.
Prediksi Harga ETH: Bull Wajib Pertahankan Support di US$2.689
Mencermati grafik harian, harga Ethereum telah berhasil menyelinap keluar dari pola segitiga simetris. Sebagai konteks, segitiga simetris adalah pola grafik yang didefinisikan oleh dua garis tren yang menyatu dan menghubungkan serangkaian puncak dan lembah berurutan.
Biasanya, ketika harga aset terjatuh ke bawah segitiga, harga aset cenderung terjun lebih jauh. Namun, untuk ETH sendiri, yang terjadi justru sebaliknya, artinya nilai ETH berpotensi terus naik. Akan tetapi, agar skenario itu terwujud, kalangan bull wajib mempertahankan level support di US$2.689.
Selain itu, tekanan beli harus meningkat agar harga bisa naik melewati resistance di US$2.989. Jika skenario ini terealisasi, harga ETH bisa melonjak hingga US$3.316.
Namun, proyeksi ini juga berisiko batal seumpama harga ETH justru longsor ke bawah garis support yang disebutkan di atas. Dalam skenario tersebut, harga bisa tergelincir ke angka US$2.471.
Bagaimana pendapat Anda tentang prediksi harga Ethereum (ETH) di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.